Sebagai pemangku kepentingan utama, BI perlu menjaga komunikasi, hubungan baik, serta koordinasi yang dilakukan dengan acara Temu Responden Tahunan yang digelar di Aula Bank Indonesia Perwakilan Kalsel, Banjarmasin, Selasa (18/9). Dimana seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) memiliki semangat melakukan terobosan atas perkembangan ekonomi terkini, khususnya pemanfaatan platform digital untuk pengembangan bisnis sebagai bagian percepatan pertumbuhan ekonomi.
“Perkembangan teknologi membuka begitu banyak ruang bagi kita untuk melakukan pengembangan produk dan jasa serta merubah peta strategi ekspansi ekonomi, salah satunya melalui pemanfaatan platform digital misalnya dari marketplace, peer to peer lending dan digital marketing. Perkembangan teknologi juga menyentuh salah satu dari tugas kami,” kata Direktur Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Herawanto.
Kata Herawanto, pemanfaatan ekonomi digital sebagai salah satu saluran pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan hal penting. Sebab, potensinya dinilai sangat besar berdasarkan pada data dan informasi jumlah pengguna internet Indonesia saat ini.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016 jumlah masyarakat Indonesia yang terlibat aktivitas jual beli melalui platform e-commerce mencapai 26,2 juta orang. Sedangkan pada 2017 transaksi e-commerce di Indonesia mencapai 10,9 miliar dolar Amerika Serikat atau meningkat 41 persen dari 2016 yang mencapai hanya 5,5 miliar dolar AS.
Memperhatikan tren perkembangan tersebut, Bank Indonesia telah mendirikan Fintech Office pada tanggal 14 November 2016 dalam rangka mengoptimalkan perkembangan teknologi bagi pengembangan perekonomian dan meningkatkan daya saing industri keuangan berbasis teknologi Indonesia. “Fintech Office merupakan wadah asesmen, mitigasi risiko, dan evaluasi atas model bisnis dan produk/layanan dari Fintech, serta inisiator riset terkait kegiatan layanan keuangan berbasis teknologi,” pungkasnya.
rel/hms/bi