Infobanua.co.id
  • Home
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Olahraga
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Arsip Berita
Sekilas Info
Pembangunan Jamban Desa Pemurus Bentuk Kepedulian TMMD Kodim...
Warga Desa Tabunganen Terharu Dibikinkan Jamban oleh TMMD...
LOOP dan Gramedia Gelar Simulasi SBMPTN Serentak Se-Indonesia...
42 Tenaga Pendidik SPN Polda Kalsel Ikuti Uji...
100 Pejabat Fungsional Tanbu Dilantik di Kawasan Expo...
Tausyiah Ustadz Das At Latief. Sholat Dhuha Pembuka...
Wujudkan Medan yang Sulit, TMMD Kodim 1005 Marabahan...
BNNK Batola Teken MoU dan Ajak Guru SLTA/Madrasah...
Pemprov Kalsel Lawan Putusan Sela PTUN Banjarmasin
Polda Kalsel Musnahkan Sabu 1.412, 34 gram dan...

Infobanua.co.id

  • Home
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Olahraga
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Arsip Berita
Category:

Politik

Info BanuaPolitik

Politik Dinasti Mewarnai Pilkada 2018

written by admin

Ada 11 kandidat pada pilkada 2018 yang merupakan anggota dinasti politik

Biaya pilkada mahal. Hanya pihak yang punya akses terhadap sumber daya yang bisa bertanding di dalamnya.
Soeharto tumbang, demokrasi tumbuh. Namun, politik dinasti pun turut subur sebagai parasit di dalamnya. Apalagi setelah era pemilihan kepala daerah langsung. Terdapat keluarga yang anggotanya menggunakan kekuatan politik formal selama lebih dari satu generasi.

Edward Aspinall dan Muhammad Uhaib As’ad, mengutip Buehler (2013), menulis formasi politik dinasti sebagai “keluarga yang berhasil bertahan dalam dua siklus pemilihan eksekutif” dengan banyak “mencoba memperluas basis mereka untuk memasukkan pos legislatif di berbagai tingkat pemerintahan”, untuk menambah jabatan eksekutif pemerintah yang mereka dominasi.

Di Asia, hal ini tak hanya terjadi di Indonesia. Ada klan Aquino di Filipina, Korea Selatan punya klan Park, dan di Korea Utara ada dinasti Kim.
Langgengnya praktik politik dinasti pada tiap pilkada juga didukung peluang kemenangan lebih tinggi ketimbang pasangan kandidat lainnya.

Persentase kemenangan kandidat dari dinasti politik pun relatif besar. Pada Pilkada 2017, kandidat dinastikal yang menang pilkada setidaknya meraih suara 44 persen. Padahal, mereka hanya perlu lebih dari 30 persen suara untuk menang.
Andika Hazrumy, yang tak lain anak dari Atut Choisiyah, berhasil menjadi Wakil Gubernur Banten setelah bertarung melawan Rano Karno-Embay Mulya Syarief dengan perolehan 50,93 persen suara. Atut adalah bekas Gubernur Banten dan terpidana kasus korupsi. Keluarganya selama satu dekade menjadi dinasti politik yang kuat di Banten. Ratu Tatu Chasanah, saudara Atut, menjabat Wakil Bupati Serang (2010-2015) dan Bupati Serang (2016-2021). Selain itu, Airin Rachmi Diany, ipar Atut, menjabat Wali Kota Tangerang Selatan (2011-2021).

Pada Pilkada Kabupaten Barito Kuala, pemenangnya adalah pasangan keluarga Noormiliyani—yang merupakan istri dari bupati sebelumnya, Hasanuddin Murad—dengan keponakannya Rahmadian Noor. Pasangan ini berhasil meraih 48,76 persen suara.
Politik Dinasti Pilkada 2018
Pada Pilkada 2018 ini, ada lima daerah yang kembali memiliki calon yang berasal dari dinasti politik, yaitu Banten, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat. Ada 11 calon berasal dari politik dinasti dan delapan di antaranya mengikuti pemilihan tingkat provinsi.

Delapan calon tersebut adalah Dodi Reza Alex Noerdin, Giri Ramanda Kiemas, Asrun, Sitti Rohmi Djalilah, Ichsan Yasin Limpo, Abdul Gani Kasuba, Muhammad Kasuba, dan Karolin Margret Natasa.
Sumatera Selatan
Pasangan calon pada pilkada Sumatera Selatan, Dodi Reza Alex Noerdin dan Giri Ramanda Kiemas, sama-sama mempunyai kerabat dengan jabatan yang kuat pada politik Sumatera Selatan. Dodi adalah putra dari gubernur petahana Alex Noerdin yang telah menjabat sejak 2008. Sebelumnya, Alex Noerdin sendiri adalah Bupati Musi Banyuasin periode 2002-2008.

Di sisi lain, Giri adalah putra dari Nazarudin Kiemas, mantan anggota DPR Dapil Sumatera Selatan periode 2004-2014. Nazarudin Kiemas adalah adik kandung Taufiq Kiemas, Ketua MPR periode 2009-2013 dan merupakan suami Megawati Soekarnoputri. Kedua calon mendapat dukungan dari Golkar, PDI Perjuangan, dan PKB.

Sulawesi Tenggara
Di Sulawesi Tenggara, jabatan politik yang dimiliki oleh keluarga calon gubernur Asrun begitu mengakar. Asrun adalah Wali Kota Kendari dua periode (2007-2017) dan jabatan-jabatan politik di Pemerintah Kota Kendari diduduki oleh anggota keluarganya. Istri Asrun, Sri Yastin, adalah Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Kota Kendari (2017-sekarang). Jawatan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Kendari (2017-sekarang) dijabat oleh Hasria Mahmud yang merupakan adik Asrun.

Askar Mahmud, adik Asrun lainnya, menjabat sebagai Kepala Bappeda Kota Kendari sejak 2013. Putra Asrun pun ikut mengisi jabatan politik sebagai Wali Kota Kendari saat ini, yaitu Adriatma Dwi Putra. Sedangkan Asrizal Pratama Putra, anak Asrun lainnya, menjabat sebagai Ketua Fraksi PAN DPRD Kota Kendari sejak 2015. Tahun berikutnya, Surunuddin Dangga yang merupakan paman Asrun menjadi Bupati Konawe Selatan.
Nusa Tenggara Barat
Di Nusa Tenggara Barat, Sitti Rohmi Djalilah, maju sebagai cawagub 2018. Menariknya, Sitti adalah satu-satunya kandidat perempuan pada pertarungan ini. Salah satu indikasi Demokrat dan PKS berani memberikan dukungan kepada Sitti adalah karena keluarga Sitti memiliki latar belakang politik yang cukup kuat. Zainul Madji, adik dari Sitti, adalah Gubernur NTB dua periode.

Adiknya yang lain, Syamsul Luthfi, menjabat sebagai anggota DPR Dapil NTB (2014-sekarang). Lainnya, Khaerul Rizal, suami dari Sitti, adalah Ketua DPRD Lombok Timur (2014-sekarang). Tak hanya itu, Sitti adalah cucu dari pahlawan nasional Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.
Maluku Utara & Kalimantan Barat
Di Maluku Utara, kakak-beradik Kasuba maju memperebutkan kursi gubernur. Dibandingkan sang adik, Abdul Gani lebih memiliki pengalaman dalam kontestasi politik. Ia merupakan gubernur petahana dan pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Maluku Utara periode 2008-2013. Sementara itu, Muhammad merupakan mantan Bupati Halmahera Selatan dua periode. Jabatan tersebut digantikan oleh keponakannya, Bahrain Kasuba.

Di Kalimantan Barat, Karolin Marget Natasa, Bupati Landak yang baru saja menjabat tahun lalu, adalah putri dari Cornelis. Cornelis adalah gubernur petahana sejak 2008. Sebelumnya, Cornelis pun pernah menjabat sebagai Bupati Halmahera Selatan selama dua periode. Keluarga Cornelis adalah kerabat dari Panglima Sidong, tokoh masyarakat di Sanggau.
Sulawesi Selatan
Dinasti lainnya yang juga menjadi pemain kuat di daerah adalah Keluarga Limpo yang berasal dari Sulawesi Selatan. Ichsan adalah putra dari Yasin Daeng Limpo yang merupakan salah satu pendiri Golkar dan tokoh di Sulawesi Selatan. Ibu Ichsan, Nurhayati Yasin Limpo juga pernah menjadi anggota DPRD Sulawesi Selatan periode 1987-1999.

Kakak dan adik Ichsan juga memiliki jabatan politik di Sulawesi Selatan. Syahrul Yasin Limpo, kakak dari Ichsan, adalah gubernur petahana dua periode. Tenri Olle Yasin Limpo adalah mantan ketua DPRD Kabupaten Gowa dan Tenri Angka Yasin Limpo adalah mantan anggota DPRD Makassar.

Kakak perempuan Ichsan, Dewi Yasin Limpo, yang telah dijatuhi vonis penjara karena kasus suap proyek pembangkit listrik, adalah mantan anggota DPR dari fraksi Hanura. Sementara itu, adik Ichsan, Haris Yasin Limpo, menjadi anggota DPRD Makassar periode 2014-2019. Putra Ichsan, Adnan Purita Ichsan, adalah Bupati Gowa saat ini. Ipar dan keponakan Ichsan juga menempati jabatan politik di Sulawesi Selatan, khususnya di kursi legislatif.
Biaya Pilkada yang Mahal dan Pemusatan Sumber Daya
Bila melihat jaringan kekerabatan di atas, terlihat bahwa masing-masing keluarga memiliki pengaruh politik lokal selama beberapa dekade. Tidak sedikit yang kerabatnya memiliki jabatan politik selama dua periode, baik di tingkat eksekutif ataupun legislatif.

Karena menjabat dalam waktu lama, mereka lebih dikenal oleh masyarakat. Keluarga Limpo misalnya, dalam penelitian Dirk Tomsa Party Politics and Democratization in Indonesia, dikenal memiliki banyak uang, banyak pengikut, dan banyak pengikut setia. Contoh lain adalah keluarga Karolin dan Sitti Rohmi yang merupakan kerabat dari tokoh masyarakat di daerahnya.

Di sisi lain, biaya pilkada begitu mahal. Prabowo Subianto Djojohadikusumo, Ketua Umum Partai Gerindra, pernah menyebut biaya yang dibutuhkan dalam pertandingan elektoral gubernur adalah Rp300 miliar. Itu pun “paket hemat”.
Kandidat dengan sokongan politik dinasti punya kekuatan karena pemimpin daerah punya akses terhadap penguasaan sumber daya. Gejala ini juga didukung lemahnya sistem checks and balances dalam pemerintahan. Tak jarang terjadi praktik korupsi pada politik dinasti. Contohnya adalah yang terjadi pada (keluarga) Atut Chosiyah di Banten.

Pada konteks yang lebih luas, kecenderungan dinasti politik tidak hanya muncul dalam pilkada. Organisasi kepartaian di Indonesia tidak bebas dari isu yang sama.

Marcus Mietzner (2016) dalam ”The Sukarno Dynasty in Indonesia” memberi contoh bagaimana persona dan kharisma Sukarno menjadi figur politik yang sentral, baik untuk membangun ataupun melakukan regenerasi. Pada satu sisi, kekuatan imaji atas figur tersebut membantu kekuatan politik partai terutama dalam mengumpulkan suara elektoral. Di sisi lain, melalui persona dan kharisma yang sama, organisasi partai politik memiliki potensi krisis dalam melakukan regenerasi kepemimpinan.

Hal sama terjadi dalam keluarga (Prabowo) Djojohadikusumo. Jemma Purdey (2016) dalam ”Narratives to power: The Case of the Djojohadikusumo Family Dynasty Over Four Generations” menunjukkan bagaimana sosok keluarga tersebut berpengaruh kuat dalam membangun basis organisasi partai politik.

Secara lebih luas, kita juga bisa merujuk paparan James C. Scott (2014) mengenai ”Patron-Client Politics and Political Change in Southeast Asia” ihwal bagaimana ikatan patron-klien ala dinasti politik lokal tumbuh subur di Asia Tenggara. Tidak saja menjadi satu karakter kultural, model ikatan sosial itu mencoba bertransformasi dan mempertahankan diri mengikuti perubahan sosial. Termasuk dalam mekanisme baru, yakni politik elektoral atau pilkada.

Masalah politik dinasti dalam pilkada ini juga sempat dibatasi Pasal 7 UU No. 8 Tahun 2015 tentang Pilkada yang menyebutkan bahwa calon “tidak memiliki konflik kepentingan”, antara lain tidak memiliki hubungan darah, ikatan perkawinan dan/atau garis keturunan satu tingkat lurus ke atas, ke bawah, ke samping dengan petahana (ayah, ibu, mertua, paman, bibi, kakak, adik, ipar, anak, menantu).

Sayang, pasal tersebut telah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi karena dianggap tidak konstitusional.tirto/inf

Februari 27, 2018 0 comment
0 Facebook Twitter Google + Pinterest
Politik

Empat Pilar Kebangsaan Benteng Utama Dalam Menangkal Faham Ideologi Yang Tidak Sesuai Dengan Kepribadian Bangsa

written by indra infobanua

Seruyan,Info Banua.Anggota MPR RI, Hamdhani,saat menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di tengah masyarakat dan tokoh masyarakat Kecamatan Hanau Pembuang hulu Kabupaten Seruyan,Kalimantan Tengah,Selasa (13/2/2018),menegaskan kembali kegiatan Sosialisai 4 Pilar Kebangsaan MPR RI kepada masyarakat hari ini diadakan untuk menanamkan kembali rasa persatuan dan memperkuat ideologi Pancasila.

“Kita ingin menanamkan rasa persatuan dan kesatuan yang kuat di tengah-tengah masyarakat dan memperkuat ideologi Pancasila di tengah-tengah masyarakat,” katanya.

Menurutnya rasa persatuan dan kesatuan sebagai perilaku di kehidupan berbangsa dan bernegara,saat ini sangat rentan di tengah masyarakat,ini karena besarnya pengaruh dan hasutan yang berniat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

“Salah satu agenda rutin MPR RI sebagaimana tugas yang diamanatkan oleh UU MD3, UU nomor 17 tahun 2014 MPR, mewajibkan seluruh anggota MPR untuk kembali menggelorakan dan mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan”,katanya.

Dengan misi yang telah di amanatkan tersebut MPR diharapkan dapat menjadi representasi majelis kebangsaan yang menjalankan mandat konstitusional untuk menjembatani berbagai arus perubahan,yang terus menggerogoti nilai nilai kepribadian bangsa.

Saat ini ideologi dan falsafah Bangsa dan negara kita terus menerus di coba oleh berbagai faham ideologi dari luar yang tidak sesuai dengan kepribadian kita sebagai Bangsa Indonesia.Seluruh Element masyarakat harus mampu menangkal serbuan faham ideologi dari luar,dengan terus memupuk semangat kebangsaan dan pemahaman akan ideologi bangsa yang terkandung dalam Empat Pilar Kebangsaan,tegas Hamdhani.(*)

Februari 13, 2018 0 comment
0 Facebook Twitter Google + Pinterest
Politik

Keragaman Dasar Persatuan Dan Kesatuan Indonesia

written by indra infobanua

Kotabaru,Info Banua.Desa Gunung Ulin yang terletak di Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru memiliki sebuah waduk yang dibangun pada tahun 2006 pada masa kepemimpinan Bupati Drs. H. Sjachrani Mataja, MM, MBA sebagai penyuplai air bersih bagi warga Kab. Kotabaru.

Sjachrani Mataja yang kini menjabat sebagai Anggota DPR/MPR RI dari Fraksi Partai Gerindra mengunjungi Desa Gunung Ulin untuk melakukan Sosialisasi 4 (Empat) Pilar MPR RI yang merupakan suatu program rutin MPR RI dalam memberikan pemahaman dan penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, UUD RI 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika disambut antusias oleh warga dan merupakan suatu momentum yang baik bagi warga untuk dapat menyalurkan beberapa aspirasi mereka.

Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi 4 (Empat) Pilar dilaksanakan di gedung Aula SMK Islam Al Bukhari, Selasa (13/2/2018),yang dihadiri oleh masyarakat, Tokoh Masyarakat, Kepala Desa beserta perangkat Desa Gunung Ulin serta Kepala Sekolah, Staf Pengajar dan Siswa/i SMK Islam Al Bukhari. Pada kesempatan itu, Drs H. Sjachrani Mataja menjelaskan bahwa Desa Gunung Ulin ini juga merupakan salah satu cerminan keragaman yang ada di Indonesia dalam skala pedesaan, dimana warga desa terdiri dari suku Jawa, Bugis, Mandar, Sunda dan Madura . Keragaman suku warga Desa Gunung Ulin ini mampu membuktikan bahwa keragaman bukanlah suatu hambatan, permasalahan, ataupun kekurangan melainkan sebuah kekuatan dan tantangan untuk membina terciptanya kerukunan, persatuan dan kesatuan serta sekaligus meningkatkan semangat gotong royong.

“Seringkali kita melihat dan atau membaca berita-berita di media massa bahwa telah terjadi suatu konflik antar suku yang disebabkan oleh suatu akar permasalahan yang dapat dikatakan hal sepele. Kejadian ini terjadi bukan di Desa Gunung Ulin tapi kejadiannya disana (jauh dari Katobaru), karena sejak saya dulu menjabat Bupati Kotabaru selama dua periode, konflik antar suku seperti ini tidak pernah terjadi disini,” kata Sjachrani Mataja.

Peritiwa konflik antar suku seperti itu terjadi karena lemahnya dan rendahnya pemahaman nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, UUD RI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sehingga mudah sekali kelompok-kelompok tertentu melakukan suatu agenda terselebung yang dapat membangkitkan emosi, ego primordial, kemarahan dan kebencian sehingga meletuslah konflik antar suku tersebut. Jika seandainya warga yang terlibat dalam konflik tersebut menyadari dan memahami akan niali-nilai luhur yang terkandung dalam 4 (empat) Pilar kebangsaan, maka persoalan-persoalan yang tidak bersifat fundamental dapat dipecahkan melalui musyawarah untuk mufakat yang dilandasi semangat kekeluargaan sebagai bagian dari satu keluarga besar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sjachrani Mataja menekankan bahwa sekali lagi perlu adanya dukungan dan bantuan dari pemerintah, pejabat negara, ulama dan tokoh agama lainnya maupun tokoh-tokoh masyarakat untuk dapat memberikan kontribusi positif dalam mendorong semangat kekeluargaan, kebersamaan, persatuan dan kesatuan sekalipun kita berbeda suku, ras, agama dan keyakinan, serta pandangan politik. Para pendiri bangsa mendirikan Negara Indonesia yang kita cintai ini dengan landasan keragaman suku, ras, agama dan keyakinan bertujuan untuk memperkuat tali persatuan dan kesatuan untuk melawan penjajah dan lepas dari segala bentuk penjajahan menuju suatu bangsa yang merdeka.

Menyadari dan memahami sejarah terbentuknya bangsa dan negara ini, H. Sjachrani Mataja, menegaskan bahwa kita sebagai generasi penerus bangsa dan kalian segenap anak-anakku yang masih duduk di bangku sekolah untuk senantiasa belajar dan memahami akan pentingnya persatuan dan kesatuan serta mampu menghadirkan dirinya sebagai motor penggerak untuk merangkul dan menggenggam semangat keragaman sebagai pondasi dasar dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan bagi kita yang merupakan generasi tua pun jangan kalah dan ketinggalan untuk dapat memberikan bimbingan dan arahan kepada anak cucu kita mengenai nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pancasila, UUD RI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika agar anak cucu kita nanti tidak salah arah dalam melangkah sekalipun virus globalisasi terus menderap kehidupan hingga keseluruh pelosok Tanah Air.

Pengaruh negatif akibat globalisasi yang masuk ke Indonesia merupakan suatu tantangan besar bagi kita semua dalam menjaga nilai-nilai dan cita-cita luhur bangsa tidak tergerus dan terlindas dengan mudahnyda oleh perkembangan jaman, teknologi dan globalisasi. “Pengaruh globalisasi membentuk sebagian kita untuk berpikir dan bertindak secara praktis dan pragmatis sehingga perilaku korup tumbuh subur, sikap acuh tak acuh berkembang biak dengan baik, semangat gotong royong memudar dan sebagainya”, ujar Sjachrani Mataja.

Kondisi seperti ini sangat berbahaya jika dibiarkan dan terus terpelihara jika kita telah mengabaikan nilai-nilai luhur dan budaya bangsa kita yang dikenal ramah tamah, guyub, santun dan beradab. Yang menjadi fokus utama kita adalah sesungguhnya keragaman itu merupakan konsentrasi dasar persatuan dan kesatuan kita dalam menjaga keutuhan NKRI agar penjajahan model baru tidak menggerogoti sanubari kita sebagai anak bangsa yang akan merusak mentalitas generasi penerus bangsa.
Bagaimana caranya agar kita mampu menjawab tantangan globalisasi agar keragaman bukanlah suatu momok yang menyeramkan ? Jawabannya, lanjut Sjachrani Mataja, adalah dengan kita terus menerus dan sering menularkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam 4 (empat) Pilar Kebangsaan dan mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari, maka Insya Allah bangsa kita tetap akan terjaga gotong royongnya, persatuan dan kesatuan dalam berbangsa yang berjiwa Bhinneka Tunggal Ika.(*)

Februari 13, 2018 0 comment
0 Facebook Twitter Google + Pinterest
Politik

Anggota MPR RI Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan Di Teluk Tiram Banjarmasin

written by indra infobanua

Banjarmasin,Info Banua.Anggota MPR/DPD RI Habib Hamid Abdullah menggelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di kediaman salah satu tokoh masyarakat teluk Tiram Banjarmasin,Senin (12/2/2018).

Sosialisai dihadiri oleh masyarakat dan tokoh masyarakat sekitar teluk Tiram dan sekitarnya serta perwakilan generasi muda di Kota Banjarmasin.
Sosialisi empat pilar ‎bertujuan untuk kembali memupuk dan menumbuhkan semangat dan motivasi tinggi terhadap kebangsaan.

Menurut Habib Hamid Abdullah empat pilar kebangsaan penting dipahami dan ditanamkan pada seluruh generasi bangsa Indonesia. Karena, banyak kepentingan bangsa lain terhadap Indonesia di era globalisasi ini yang dapat melunturkan pemahaman kebangsaan kita.

Kita harus memahami dan menanamkan nilai yang terkandung dalam empat pilar kebangsaan dengan baik, maka Indonesia akan menjadi bangsa Produktif,dengan nilai kebangsaan yang luhur yang telah kita miliki sejak dulu.

“Saat ini pengaruh luar atau budaya luar sangat deras masuk ke negara kita,yang jika tidak di bentengi akan dapat menggerus kepribadian Bangsa.Setiap bangsa memiliki kepribadian dan pandangan hidupnya yang berbeda,baik bagi negara luar belum tentu baik dan sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesi,Jelasnya.

Kita sebagai bangsa Indonesia yang sejak lahir dan di besarkan di negara ini telah memiliki nilai dan kepribadian luhur sebagai identitas kita,harus dapat kita pertahankan sampai kapanpun,tegas Habib Hamid Abdullah.(*)

Februari 12, 2018 0 comment
0 Facebook Twitter Google + Pinterest
Politik

Pancasila Sebagai Landasan Memilih Pemimpin

written by indra infobanua

Tasikmalaya,Info Banua.Anggota Komisi IV DPR RI Drs H. Acep Adang Ruhiat, M.Si menjadi narasumber sosialisasi empat konsensus kebangsaan atau empat pilar kebangsaan di aula Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Cipasung Singaparna Kab. Tasikmalaya, Senin (12/2).

Acep Adang Ruhiat mengatakan bahwa persoalan-persoalan bangsa ini sedemikian besar dan kompleks. Tidak bisa hanya diserahkan kepada pemerintah dan anggota DPR saja. Persoalan bangsa yang sedemikian berat tersebut membutuhkan dukungan dan masukan serta pemecahannya dari seluruh komponen masyakarat.

“Makanya saya selaku anggota DPR RI terjun langsung berkeliling ke setiap pelosok untuk menampung aspirasi atau masukan dari masyarakat mengenai persoalan-persoalan bangsa tersebut. Contoh seperti persoalan mengenai para Pejabat Negara atau ada anggota DPR RI yang tidak amanat dalam mengemban amanat dari masyarakat yang diwakilinya,” terang anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ini.

Adanya para pejabat atau wakil-wakil rakyat yang tidak amanat itu, lanjut dia, bukan salah siapa-siapa. Tapi salah semua pihak.Karena kitalah yang memilih mereka, disini kita harus Introspeksi diri kita. Para wakil rakyat itu kita yang memilih dan kita yang mengawasinya. Karena yang punya daulat atau kekuasaan itu adalah rakyat. Jadi hati-hatilah dalam memilih pemimpin dan wakil-wakil bagi kita semua, Terlebih pada tanggal 27 Juni 2017 yang akan datang Provinsi Jawa Barat akan melaksanakan hajatan lima tahunan yakni Pemilukada,bebernya.

Dia menerangkan pancasila sebagai landasan dasar kenegeraan dan kebangsaan adalah jati diri bangsa yang sesungguhnya dan cita-cita yang luhur dari seluruh rakyat.

Menurut Acep Adang Ruhiat,pemahaman empat pilar kebangsaan ini sangat penting bagi seluruh warga negara Indonesia. Hal itu untuk meningkatkan dan membangkitkan jiwa nasionalisme terutama dalam menentukan pemimpin. “Kita harus memahami empat pilar, terutama Pancasila.

Dengan perkembangan teknologi saat ini, lanjut Acep, pasti akan adanya intervensi idealisme, sehingga dikhawatirkan nantinya akan mampu mengikis ideologi Pancasila terutama di kalangan anak muda.

“Harus adanya political will untuk meningkatkan jiwa nasionalisme, dan tetap menjaga nilai-nilai Pancasila, pemerintah juga memiliki tanggung jawab dengan kebijakan-kebijakan untuk menjaga nilai-nilai Pancasila supaya bisa terus terjaga”,jelasnya.

“Dengan kebijakannya pemerintah bisa menjaga nilai-nilai Pancasila, tidak hanya mengetahui silanya saja, tetapi harus mampu memahami isi dari sila tersebut.Isi dari Pancasila merupakan nilai-nilai luhur dari kehidupan keseharian warga negara Indonesia,”pungkas Acep Adang Ruhiat.(*)

Februari 12, 2018 0 comment
0 Facebook Twitter Google + Pinterest
Politik

Sila Pertama Pancasila Pedoman Pelaku Ekonomi Bangsa

written by indra infobanua

Martapura,Info Banua.Segenap elemen masyarakat diharapkan dapat memahami bagaimana wujud ideal dari sistem perekonomian kita,yang sesuai dengan nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila,hal tersebut di katakan Anghota MPR RI Syaiful Rasid saat mensosialisasikan empat pilar kebangsaan di tengah masyarakat Desa Kelampayan Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar, Minggu,(11/2/2018).

Ini penting, agar kita semua anak bangsa sama-sama memahami tentang sistem perekonomian bangsa Indonesia yang berbasis kepada Pancasila,y yang merupakan falsafah dan identitas kita sebagai Bangsa Indonesia,tegasnya.

Ada tiga corak ekonomi pancasila. Pertama, ekonomi pancasila adalah ruh dari ekonomi konstitusi. Kedua, tidak anti pasar. Ketiga, negara perlu hadir untuk mendukung dan menopang pelaku pasar yang lemah dan terlemahkan, karena dalam aktivitas ekonomi, kondisi pasar yang sempurna tidak pernah tercipta.

Ada tiga pilar mewujudkan ekonomi pancasila. Pertama, pembangunan ekonomi harus berorientasi keadilan. Kedua, semua warga negara Indonesia berhak mendapatkan kesempatan yang sama. Ketiga, ekonomi digagas untuk memberikan pemerataan pembangunan dan mempersatukan bangsa,jelasnya.

“Berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi pancasila, maka untuk mewujudkan hal tersebut negara harus memiliki komitmen yang kuat terhadap, penurunan tingkat kemiskinan, terbukanya kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mengakses kehidupan dan penghidupan yang lebih baik, peningkatan kualitas hidup (pendidikan dan kesehatan), penurunan tingkat ketimpangan, penurunan tingkat pengangguran,” paparnya.

Menurutnya operasional ekonomi pancasila, berdasarkan sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, memberikan dasar akan pentingnya spirit keagamaan yang menekankan etika dan moral bangsa dalam perkonomian.

Perekonomian harus memiliki landasan etis dan pertangkgungjawaban kepada Tuhan. Meski Indonesia bukan sebuah negara yang menetapkan agama tertentu sebagai ideologi bangsa, namun nilai-nilai ketuhanan dan spirit keagamaan telah menjadi landasan ideologi kita, Pancasila,ini menjadi dasar pelaku ekonomi di negara kita,kata Syaiful Rasyid.

Ekonomi pancasila digagas dan dibangun berdasarkan pertimbangan moral dan etika religius. Dengan demikian, ekonomi pancasila meniscayakan nilai-nilai kebaikan dan kedermawanan, serta hukum sipil yang tegak untuk menindak ketidakadilan,ini harus menjadi dasar pelaku ekonomi di negara kita” pungkas Syaiful Rasid.(*)

Februari 11, 2018 0 comment
0 Facebook Twitter Google + Pinterest
Politik

Gotong Royong Semangat Dalam Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan

written by indra infobanua

Martapura,Info Banua.Hal positif yang dapat kita isi dalam kemerdekaan ini adalah upaya untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan dan pemerataan pembangunan,kata Antung Fatmawati Anggota DPD RI Dapil Kalimantan Selatan saat menggelar Rapat Dengar Pendapat dengan masyarakat Desa Biih di Balai Desa Biih Kabupaten Banjar,Sabtu (10/2/2018).

Menurutnya kemerdekaan adalah sebuah jawaban dari pembangunan. Wujud konkrit dari pancasila dalam ekonomi berkelanjutan dan pemerataan pembangunan tertuang dalam nilai – nilai gotong royong.

Masyarakat kita yang majemuk, tentu menjadi nilai plus dan tantangan tersendiri untuk bersatu dan menyelaraskan tujuan pembangunan ekonomi, demi negeri NKRI yang adil dan makmur. Nilai gotong royong yang tertuang dalam esensi demokrasi pancasila menjadi wujud nyata ekonomi berkelanjutan dan pemerataan pembangunan.

Karena, tanpa persatuan dan nilai gotong royong, tidak akan mungkin terwujud. Setiap manusia Indonesia yang menginginkan perubahan positif dan mengisi kemerdekaan dengan semangat pancasila, tidak akan membiarkan negerinya terpuruk,jelas Antung Fatmawati.

Kita jangan sampai membiarkan negeri ini hancur tanpa sedikitpun perubahan positif. Spirit persatuan dan gotong royong akan memicu niat baik masyarakat Indonesia untuk membuka lapangan pekerjaan, tidak lagi menunggu lapangan pekerjaan tegas Antung Fatmawati.(*)

Februari 10, 2018 0 comment
0 Facebook Twitter Google + Pinterest
Politik

Keberagaman Mampu Menjaga Keutuhan NKRI

written by indra infobanua

Martapura,Info Banua.Negara Republik Indonesia terbentuk berdasarkan konstitusi dan kesepakatan antara semua pihak yang berpartisipasi dalam perwujudan merdeka nya Negara ini. Semua golongan baik dari golongan atas hingga golongan bawah, rakyat jelata hingga para petinggi pada saat itu, bahkan kaum agamis dan kaum adat yang berbeda – beda pada saat itu Bersama – sama menjadi pahlawan untuk negeri yang pada saat itu sedang memiliki semangat yang berapi – api untuk terbebas dari belenggu penjajahan. Mereka bersatu padu untuk menghapuskan system penjajahan pada rakyat,kata Anggota MPR RI Antung Fatmawati di hadapan Pelajar SMA Negeri 1 Martapura,saat memberikan materi Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan,Jumat (9/2/2018).

Semua mereka korbankan, harta, waktu, tenaga, bahkan nyawa pun mereka pertaruhkan hanya untuk satu tujuan, yaitu mewujudkan kemerdekaan untuk kehidupan Nusantara yang lebih baik. Semangat juang lahir dan tumbuh pada saat itu berlandaskan kesadaran dan persamaan nasib. Perasaan yang tidak ingin ditindas, diperlakukan dengan tidak sewajarnya membakar semangat para pejuang untuk terbebas dari belenggu penjajahan,jelasnya.

Menurutnya yang menjadi hal unik dan sorotan pada saat itu, perbedaaan dan keberagaman yang naluriah merupakan sebuah hal yang menjadi penyebab perpecahan dan sulit untuk menjadi pemersatu, malah menjadi sebaliknya. Perbedaan dan keberagaman justru menjadi alasan terkuat bersatunya semua golongan untuk berjuang melawan penjajahan dan mewujudkan kemerdekaan.

Karena keberagaman kita dilahirkan, karena perbedaan kita dapat hidup di Nusantara yang sangat luas. Ada puluhan ribu suku bangsa dan Bahasa daerah di Nusantara. Ada beragam kepercayaan pula yang dianut oleh masyarakat Nusantara pada saat itu. Bisa kita bayangkan apabila masing – masing suku dan masing – masing agama pada saat itu tidak mempedulikan satu sama lain. Dan mementingkan diri sendiri, bisa jadi praktek adu domba yang dilakukan oleh penjajah semakin membesar. Dan mungkin sampai saat sekarang kita bukanlah menjadi sebuah negara yang independent berdiri sendiri namun masih berada dibawah penjajahan atau negara boneka persemakmuran.

Semangat Kebhinekaan Tunggal Ika ini harus kita jaga dan rawat terus sampai kapanpun karena ini telah teruji dapat mempersatukan kita dan membebaskan kita dari segala ancaman dari sejak perjuangan hingga saat ini,pungkas Antung Fatmawati.(*)

Februari 9, 2018 0 comment
0 Facebook Twitter Google + Pinterest
Politik

Penguatan IPTEK Strategi Nasional Dalam Memenangkan Persaingan Global 

written by indra infobanua

Banjarmasin,Info Banua.Perlu adanya langkah, prioritas, dan kebijakan yang strategis yang harus disusun oleh pemerintah terhadap peningkatan SDM dan penguasaan IPTEK,hal tersebut di tegaskan Anggota DPD RI Dapil Kalimantan Selatan M Sofwat Hadi, dalam kegiatan Dengar Pendapat Masyarakat bersama Pengurus dan Warga Yayasan Raden Adipati Danuradja Provinsi Kalimantan Selatan, Jumat (9/2/2018).

Menurut Sofwat Hadi visi dan misi pembangunan jangka panjang nasional 2005-2025 salah satu poin nya adalah menjadi bangsa yang maju yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkepribadian, berakhlak mulia pendidikan yang berkualitas tinggi sehingga bisa mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

Diperlukan penataan terhadap sistem pendidikan secara menyeluruh, terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Pemerintah dalam hal ini memiliki peran penting dalam penyelenggaran sistem pendidikan yang efektif dan efisien, berorientasikan pada penguasaan iptek, serta merata di seluruh pelosok tanah air, jelas Sofwat Hadi.

Menurutnya dalam menyiapkan generasi yang unggul, pendidikan tetap menjadi sebuah proritas yang harus dilakukan. Pendidikan bukan saja menjadi misi pemerataan saja, tetapi lebih jauh dari itu adalah sebuah peningkatan kualitas pendidikan, dimulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah sampai kepada memperluas akses masuk ke perguruan tinggi. Perguruan Tinggi perlu diperbanyak keberadaannya, terutama pada daerah perbatasan dan memberikan akses secara khusus kepada masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi tetapi berkemampuan akademik. Pendidikan diharapkan mampu menjadikan sumberdaya manusia yang memiliki jiwa dan pemikiran besar dalam pembangunan bangsa.

Kekuatan IPTEK suatu negara akan mendorong negara tersebut menjadi adidaya dengan kekuatan ekonomi yang berdaya saing tinggi. Daya saing negara bergantung dari kapasitas industri negara tersebut untuk terus berinovasi dan berkembang. Salah satu yang perlu juga di perhatikan adalah usaha kerjasama antar negara internasional dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peran strategis kemajuan IPTEK bagi pembangunan Negara kita, dirasa sangat perlu disusun sebuah tahapan, prioritas kebijakan dan strategi penguasaan IPTEK, tutur Sofwat Hadi.(*)

Februari 9, 2018 0 comment
0 Facebook Twitter Google + Pinterest
Politik

Empat Pilar Kebangsaan Mampu Menangkal Berbagai Faham Ideologi Yang Merusak Kepribadian Bangsa 

written by indra infobanua

Banjarmasin,Info Banua.Pancasila ideologi bangsa yang mampu menangkal berbagai paham yang tidak sesuai dengan kepribadian kita sebagai Bangsa Indonesia yang memiliki kepribadian luhur yang telah teruji dan di akui seluruh bangsa,hal tersebut di kemukakan Anggota MPR/DPD RI M.Sofwat Hadi saat menggelar sosialisasi empat pilar kebangsaan di tengah Pengurus Wilayah Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PW P-KB PII) Prov. Kalsel,Kamis (8/2/2018).

Saat faham baru neoliberalisme yang saat ini sedang merongrong ideologi negara kita,salah satunya kebiasaan sosial LGBT yang sedang merongrong segelintir masyarakat kita.

“Paham ini sangat membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara,bagaimana tidak perilaku yang menyimpang ini sangat bertentangan dengan nilai kepribadiam bangsa. Prilaku ini sangat mencoreng kita sebagai bangsa Indonesia dan bertentangan dengan nilai nilai ideologi falsafah bangsa”, katanya.

Seluruh fenomena dan permasalahan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat seluruhnya menjadi perhatian Anggota MPR RI, termasuk fenomena LGBT. MPR RI akan menampung seluruh keluh kesah dari masyarakat yang kemudian akan dibahas lebih lanjut di Badan Pengkajian MPR RI.

Pendapat, masukan dan saran dari masyarakat tentang LGBT akan dibahas di Badan Pengkajian MPR RI dengan mengacu pada ideologi negara kita, Pancasila. Tentu saja paham LGBT akan dibahas dengan parameter falsafah Ketuhanan, sebagai Negara yang Berketuhanan, jelas Sofwat Hadi.

Moral dan karakter bangsa Indonesia adalah Pancasila, yang salah satu pasalnya berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya negara Indonesia adalah negara yang berketuhanan. Setiap warga negaranya harus meyakini satu agama. Dan sudah bisa dipastikan bahwa agama pasti akan mengajarkan bagaimana tata cara bergaul dan berhubungan sosial antar sesama manusia. Oleh karena itu MPR RI melalui Badan Pengkajian MPR RI akan mengkaji dan membahas fenomena LGBT ini berdasarkan ideologi Pancasila. Segala perilaku kehidupan soial, kemasyarakatan, kebangsaaan dan kenegaraan yang ada tidak boleh bertentangan ajaran nilai-nilai Ketuhanan.

Ideologi kita sudah sering diuji kekuatannya dalam menjaga keutuhan bangsa. Munculnya paham-paham neoliberalisme (kebebasan tanpa ada batas) bahkan faham keagaamaan yang berbentuk ekstrim baik kiri ataupun kanan memang condong mengancam keutuhan dan kesatuan bangsa.

Perlu diperkuat lagi pendidikan Pancasila bagi seluruh elemen bangsa, salah satunya bisa dalam bentuk sosialisasi dan edukasi masyarakat terhadap nilai-nilai tingkah laku manusia yang terkait dengan Tuhan Yang Maha Esa, sendiri, sesama manusia, lingkungan, serta kebangsaan yang terwujud dalam fikiran, sikap, perasaan, pekataan, serta perbuatan berdasar pada beberapa etika agama, hukum, tata karma, budaya serta kebiasaan adat istiadat, pungkas Sofwat Hadi.(*)

Februari 8, 2018 0 comment
0 Facebook Twitter Google + Pinterest
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5

Pos-pos Terbaru

  • Pembangunan Jamban Desa Pemurus Bentuk Kepedulian TMMD Kodim 1005 Marabahan
  • Warga Desa Tabunganen Terharu Dibikinkan Jamban oleh TMMD Kodim 1005 Marabahan
  • LOOP dan Gramedia Gelar Simulasi SBMPTN Serentak Se-Indonesia Termasuk di Banjarmasin
  • 42 Tenaga Pendidik SPN Polda Kalsel Ikuti Uji Kompetensi
  • 100 Pejabat Fungsional Tanbu Dilantik di Kawasan Expo Mappanretasi

Komentar Terbaru

  • Agus Buchori pada Ketika Semua Orang (Seolah) Menjadi Ahli Hukum
  • Agus Buchori pada Ketika Semua Orang (Seolah) Menjadi Ahli Hukum
  • suud susanto pada Petani Provinsi Riau, Kagum Kinerja Kopbun Sinar Kencana
  • reka pada Sehatkan Tanaman Dengan PGPR Akar Bambu
  • ratikwara pada Polda Kalsel Gerak Cepat, Kembali Temukan Rp5 Miliar Uang Bank Mandiri yang Dirampok Oknum Polres Tabalong

Arsip

  • April 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Januari 2018
  • Desember 2017
  • November 2017
  • Oktober 2017
  • September 2017
  • Agustus 2017
  • Juli 2017
  • Juni 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Maret 2017
  • Februari 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • November 2016
  • Oktober 2016
  • September 2016
  • Agustus 2016
  • Juli 2016
  • Juni 2016
  • Mei 2016
  • April 2016
  • Maret 2016
  • Februari 2016
  • Januari 2016
  • Desember 2015
  • November 2015
  • Oktober 2015
  • September 2015
  • Agustus 2015
  • Juli 2015
  • Juni 2015
  • Mei 2015
  • April 2015
  • Maret 2015
  • Februari 2015
  • Januari 2015
  • Desember 2014
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Agustus 2014
  • Juli 2014
  • Juni 2014
  • Mei 2014
  • April 2014
  • Maret 2014
  • Februari 2014
  • Januari 2014
  • Desember 2013
  • November 2013
  • Juli 2013
  • Juni 2013
  • Mei 2013
  • Desember 2012

Kategori

  • Ekonomi
  • Hiburan
  • Hukum
  • Info Banua
  • Olahraga
  • Politik
  • Teknologi

Global Trade

  • Pembangunan Jamban Desa Pemurus Bentuk Kepedulian TMMD Kodim 1005 Marabahan

    April 22, 2018
  • Warga Desa Tabunganen Terharu Dibikinkan Jamban oleh TMMD Kodim 1005 Marabahan

    April 21, 2018
  • LOOP dan Gramedia Gelar Simulasi SBMPTN Serentak Se-Indonesia Termasuk di Banjarmasin

    April 21, 2018
  • 42 Tenaga Pendidik SPN Polda Kalsel Ikuti Uji Kompetensi

    April 21, 2018
  • 100 Pejabat Fungsional Tanbu Dilantik di Kawasan Expo Mappanretasi

    April 21, 2018

Social Media

Facebook Twitter Google + Instagram Linkedin Youtube Email Snapchat Vimeo RSS

Popular Posts

  • 1

    Haji Noorhin Pengusaha Muslim Banua, Sukses Dengan Shalat Tepat Waktu

    September 1, 2017
  • 2

    Ssstt….Kemungkinan H Andi Syamsudin (Johnlin Group) Investor Proyek Jalan Tol Banjarmasin-Martapura-Batulicin

    Januari 22, 2014
  • 3

    "Hotel di Banjarmasin Sebagian Besar Diduga Jadi Ajang Seks Bebas, Zinah dan Narkoba"

    Januari 24, 2014
  • 4

    SMP Al Mazaya Islamic School, Membentuk Insan Cendekia Berakhlak Mulia

    Maret 18, 2015
  • 5

    Brigjen Pol Nixon Manurung Jabat Kepala BNNP Kalsel

    Desember 21, 2017

Recent Posts

  • Pembangunan Jamban Desa Pemurus Bentuk Kepedulian TMMD Kodim 1005 Marabahan

    April 22, 2018
  • Warga Desa Tabunganen Terharu Dibikinkan Jamban oleh TMMD Kodim 1005 Marabahan

    April 21, 2018
  • LOOP dan Gramedia Gelar Simulasi SBMPTN Serentak Se-Indonesia Termasuk di Banjarmasin

    April 21, 2018

Facebook Update

Facebook

Subscribe Newsletter

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

  • Facebook
  • Twitter
  • Google +
  • Instagram
  • Linkedin
  • Youtube
  • Email
  • Snapchat
  • RSS
  • HOME
  • CONTACT
  • PRIVACY POLICY

@2017 - PenciDesign. All Right Reserved. Designed and Developed by PenciDesign