MARTAPURA – Melakoni aktivitas bertanam atau budidaya tanaman hias jadi tren sebagian kalangan belakangan ini.
Alhasil merawat tanaman hias jadi hobi yang dipilih sebagian orang. Namun tak sekadar menebus kesenangan, ada pula yang menjadikan budidaya tanaman hias sebagai peluang usaha baru.
Nah, di Desa Pemangkih Kecamatan Tatah Makmur hampir sebagian besar masyarakatnya hidup bertani sehingga setelah panen terdapat banyak sekali tumpukan sekam padi.
Sekam padi itu awalnya dibiarkan begitu saja atau membakar jerami dan sekam padi di sawah.
Saat ini terdapat peraturan daerah yang melarang petani untuk membakar lahan sawah setelah panen.
Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, melalui Ketua Program Kemitraan Masyarakat (PKM) di desa tersebut, Khairun Nisa SHut MP mengatakan pembakaran tersebut akan memperparah pemanasan global dan menyebabkan kehilangan nilai ekonomi dari potensi jerami dan sekam padi.
Solusi dari hal itu, maka dilakukanlah pembuatan Pot tanam organik dari sekam padi sebagai salah satu
upaya untuk memanfaatkan limbah sekam padi.
“Meningkatkan taraf hidup masyarakat Desa Pemangkih terutama Kelompok Tani Bina Desa, ” katanya.
Apalagi, dikatakannya penggunaan polybag seringkali menimbulkan kerusakan pada akar tanaman, kerusakan akar pada saat proses pengeluaran bibit dari polybag dapat mempengaruhi adaptasi pertumbuhan tanaman di lapangan.
Polybag jadi sampah anorganik yang tidak dapat diuraikan oleh bakteri dan tidak hancur didalam tanah sehingga terjadi pencemaran tanah.
Di desa itu Kegiatan yang dilaksanakan berupa penyuluhan dan diskusi tentang pembuatan pot tanam organik dari limbah sekam padi.
Menjelaskan langkah-langkah pembuatan pot tanam organik dan memberikan pendampingan dan pelatihan pembuatan pot tanam organik kepada Kelompok Tani Bina Desa Program Kemitraan Masyarakat (PKM)
Pembuatan pot tanam organik mudah karena dapat menggunakan alat cetak pot manual yang bisa digunakan oleh masyarakat.
Di akhir kegiatan tim pelaksana PKM menyerahkan alat cetak pot organik kepada Ketua Kelompok Tani.
Para kelompok tani bisa merasakan manfaat dari pot organik, di antaranya ramah lingkungan dengan mengurangi limbah plastik.
Memanfaatkan limbah sekam padi, Pot organik mengandung unsur hara yang berfungsi sebagai nutrisi tanaman, sekaligus ini jadi inovasi teknologi pot tanam.
Tampak juga hadir dalam kegiatan itu Ir Noor Mirad Sari MP dan Ir Violet MP dari Fakultas Kehutanan ULM.
“Melalui kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Pembuatan Pot Tanam Organik Sekam Padi Dalam Rangka Menunjang Gerakan Revolusi Hijau di Kalimantan Selatan, “kata Khairun Nisa.
Dia mengatakan, diharapkan dapat mendorong Kelompok Tani Bina Desa untuk memanfaatkan sekam padi sebagai bahan yang bernilai ekonomis sehingga dapat mendukung gerakan revolusi hijau.
“Mengatasi lahan kritis di Kalimantan Selatan serta disisi lain dapat menambah penghasilan bagi kelompok tani tersebut,” katanya.
Sumber: banjarmasin.tribunnews.com
Bitcoin adalah salah satu cryptocurrency paling populer di dunia, dan semakin banyak orang di Indonesia…
Para penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, dan Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, memberikan…
Banjarmasin, infobanua.co.id – Pentingnya kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman pengelola media dan jurnalis tentang hak…
Dalam era digital yang semakin maju, aset kripto telah menjadi salah satu instrumen investasi yang…
BANJARMASIN – Perusahaan Platform Digital Google berkomitmen kembali melanjutkan kerja sama bisnis dengan sejumlah perusahaan…
Pabrik Trafo Bambang Djaja adalah pemimpin dalam industri trafo di Indonesia, dikenal karena kualitas produk…