Pandemi Covid-19 Datangkan Berkah Bagi Pelaku Usaha Kecil Menengah di Tapin Kalsel
RANTAU – Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) dalam rangka Percepatan Penanganan Covid-19 di Kabupaten Tapin sesuai Peraturan Bupati No.20 Tahun 2020. Akibat Covid-19 melanda Indonesia ini termasuk daerah Tapin ternyata beragam pandangan pada pedagang dan masyarakat terutama tokoh agama.
Terutama pelaku usaha kecil (UMKM) di Kabupaten Tapin misalnya, penjual kue atau wadai dalam bahasa Banjar, aneka gorengan, mie ayam, ayam goreng dan bakso. Mengaku tak terpengaruh dengan pandemi covid-19.
Hal ini seperti diakui, Abah Ary, pedagang bakso mengaku pandemi tak berdampak pada usahanya berjualan bakso. “Alhamdulillah dagangan bakso kita masih bertahan ditengah dampak Covid 19 ini. Tidak berdampak bakso kami, biasa saja.Semoga Covid-19 ini segera berakhir,”katanya.
Hal senada dikatakan, Isman penjual mie ayam pandemi dinilainya justru dagangannya makin laku keras. Pasalnya, banyak yang pesan makanan memanfaatkan jasa transportasi online. “Sehari rata-rata laku 70 mangkok, sebelum pandemi malah 30-40 mangkok. Ini mah, makin kenceng lakunya,” jelasnya, diiyakan Amran penjual gorengan depan stadion Tapin ini.
Lain lagi, dirarakan Sulastri–penjual jamu tradisional Jawa–‘jamu gendong’ yang menjajakan minuman kunir, kencur, jahe, temulawak, dll. Justru omzetnya laris manis. “Datangnya pandemi, membuat saya kewalahan memenuhi permintaan. Minuman jamu khas tradisional Jawa, satu gelas saya jual Rp3 ribu plus jahe, jamu kunir. Alhamdulilah setiap hari selalu habis. Jamu menambah imun,” kata penjual jamu dari Jawa Tengah ini.
Kata Sulastri yang mengaku sudah berjualan jamu 10 tahun lebih ini merasakan hikmah dibalik pandemi covid. “Lumayan, bisa raup untung rata-rata Rp300 ribu hingga Rp500 ribu rupiah setiap hari,” katanya.
Reporter Nasrullah
#satgascovid19#ingatpesanibu#pakaimasker
#jagajarak#jagajarakhindarikerumunan#cucitangan
#cucitanganpakaisabun#infobanua#dewanpers