RANTAU, infobanua.co.id – Menurut Informasi yang beredar terkait rencana pendistribusian Vaksin Covid-19 dari negeri Cina di bulan November ini, hal itu membuat banyak pihak meragukan vaksin ini diantaranya adalah Majelis Ulama Indonesia.
Dikonfirmasi hal ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Tapin, KH.Drs.H.Hamdani membenarkan itu. Beliau menanggapi terkait vaksin ini, “agar pemerintah bisa lebih memperjelas lagi bahwa vaksin itu seperti apa. Karena masih banyak pihak meragukan kehalalannya hingga menyebut bahwa vaksin Covid-19 belum teruji penuh,”katanya.
“Kita kuatir vaksin itu mengandung zat-zat yang berbahaya sehingga vaksinasi menjadi gagal. Karena itulah pemerintah diminta untuk bisa lebih terbuka lagi memperjelaskan kepada masyarakatnya terkait vaksin ini,”katanya.
Untuk persoalan ibadah umat Islam di tengah kondisi Covid-19 ini kami anggap itu sudah dapat diselesaikan. Dan kini menghadapi persoalan baru yaitu vaksin Covid-19 tadi yang bakal diedarkan bulan November ini.
“Diimbau umat muslim untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan,”katanya.
Ditambahkan Iyan salah seorang santri di Tapin. Dirinya mengatakan terkait wabah Covid-19 ini, Allah menurunkan penyakit pasti disertai obatnya. Tidak mungkin tidak, seperti kita tidak memiliki dokter ahli saja. “Penyakit Corona Covid-19 ini merupakan ujian dari Allahu Ta’ala untuk seluruh umat manusia di dunia. Kita diberikan pilihan, jika Allah mengangkat wabah penyakit ini dan menggantinya dengan mengangkat para ulama, maka situ pilih mana? Sabar menghadapi Covid-19 ini, atau ditinggal para ulama,”katanya.
Terus terang kami termasuk orang-orang yang menghormati para ulama, guru-guru kami yang tercinta, kasih, sayang karena Allah. Itulah sebabnya, kenapa Rasulullah Saw menyatakan setiap umat Islam mencium tangan ulama sama dengan mencium tangan beliau.
“Saat ini penyakit Covid-19 dan jenazah dirumah sakit sudah bisa dijadikan bisnis. Apalagi rencana vaksin Covid-19 ini yang bulan November ini mulai diedarkan dan menurut info bagi kalangan menengah atas diharuskan berbayar. Biarkan pejabat dulu yang di vaksin, jangan masyarakat diuji coba,”katanya.
Update informasi Covid-19 di Kabupaten Tapin, Jum’at (30/10) data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin yang meninggal akibat Covid-19 bertambah dari sebelumnya 11 orang kini menjadi 12 orang. Sementara jumlah positif Covid-19 ada 429 orang, dalam perawatan 8 orang, dan yang sembuh mencapai 409 orang.
Ditanyakan bagaimana proses kepengurusan jenazah bagi muslim yang meninggal karena Covid-19 ini, dan apakah dirinya termasuk meninggal syahid ?
Dijawab Ketua MUI, KH.Hamdani dari aspek ilmu fiqihnya, “Proses pengurusan jenazah tidak berbeda dengan yang lain. Sudah menjadi kewajiban yang hidup mengurusnya dari mulai dirinya memandikan, membungkusnya dengan kain kafan, mensholatkan, hingga menguburkannya,”katanya.
“Walaupun ada pendapat dirinya meninggal syahid karena wabah itu tetap diurus seperti biasa karena syahidnya bukan di medan peperangan,”pungkasnya.
Reporter Nasrullah
#satgascovid19#ingatpesanibu#pakaimasker#jagajarak#jagajarakhindarikerumunan#cucitangan#cucitanganpakaisabun#infobanua#dewanpers
Banjarmasin, 23 Desember 2024 – Setelah melalui beberapa tahap seleksi, akhirnya final Inspiration Day Telkomsel…
Jakarta – Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar acara "Expose Produk Inovasi Unggulan FST…
Jakarta, 23-Des-2024 – VRITIMES, platform distribusi siaran pers terpercaya di Asia Tenggara, dengan bangga mengumumkan…
Jakarta, 19 Desember 2024 – Mengubah pola pikir dan kebiasaan terhadap uang sering kali menjadi…
Olahraga adalah bagian penting dari gaya hidup sehat, dan kenyamanan saat berolahraga sangat mempengaruhi performa…
Jakarta, 01 Januari 2025 – VRITIMES, platform media berbasis digital yang terus berkembang, secara resmi…