Belajar Tatap Muka di Kabupaten Banjar 1 Desember, SMPN 1 Martapura Barat Tuntaskan Persiapan
MARTAPURA – Menjadi sekolah rujukan pelaksanaan Belajar Tatap Muka tingkat SMP di Kabupaten Banjar, SMPN 1 Martapura Barat siap untuk menggelar percobaan 1 Desember 2020 ini.
Baca Juga:
Terpantau Kamis (26/11/2020) di sekolah sarana cuci tangan pakai sabun juga disiapkan di depan beberapa kelas.
Baca Juga:
Selain itu imbauan untuk menjaga jarak, menggunakan masker dan informasi terkait suhu tubuh tinggi diminta tak datang ke sekolah juga dipajang di sekitar sekolah.
Baca Juga:
Ruang kelas juga sudah ditata agar menerapkan jaga jarak 1,5 meter per kursi.
Baca Juga:
“Simulasi belajar tatap muka juga sudah kita lakukan beberapa waktu lalu dengan menghadirkan beberapa siswa,” ujar perwakilan kepala sekolah SMPN 1 Martapura Barat, yakni Selamet yang juga guru PAI SMPN 1 Martapura Barat.
Baca Juga:
Tak hanya itu, pihaknya ujar Selamet juga sudah bertemu dengan wali murid terkait kesediaan untuk PTM.
Baca Juga:
“Semua wali murid setuju untuk kembali PTM, bahkan antusias dengan ini,” tambahnya saat ditemui
Baca Juga:
Selamet mengatakan, dalam PTM nanti siswa akan dibagi dalam dua shift.
Baca Juga:
Shift satu untuk setengah dari total siswa pertama dan shift kedua untuk setengahnya.
Baca Juga:
Dalam satu kelas maksimal jumlah siswanya 28 orang sehingga satu shift ada sekitar 14 siswa.
Baca Juga:
Total siswa di SMPN 1 Martapura Barat ada 204, sehingga shift pertama yang dimulai di jam 8 yang masuk ada 102 orang.
Baca Juga:
Sedangkan shift kedua dimulai sekitar pukul 10 siang. Satu shift siswa akan belajar sekitar dua jam.
Baca Juga:
Hari pertama belajar tatap muka jelas Selamet tidak diisi dengan belajar tapi diisi dengan penilaian akhir sekolah (PAS) atau ulangan.
Baca Juga:
Siswa yang datang akan langsung ditembak suhu tubuh oleh petugas sekolah.
Baca Juga:
Selanjutnya siswa akan diberi masker dan faceshield yang sudah dianggarkan dari dana sekolah untuk dipakai saat di sekolah.
Baca Juga:
Siswa kemudian diminta untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah dari kelas. Guru juga akan memantau suhu tubuh setiap siswa di kelas.
Baca Juga:
Siswa juga diminta untuk membawa bekal sendiri karena nantinya kantin tak diperbolehkan beroperasi.
Baca Juga:
“Kalau paman pentol masuk ke sekolah juga tidak kami ijinkan karena akan menimbulkan kerumunan. Beda kalau sudah di luar lingkungan sekolah, bukan tanggungjawab kita lagi,” ujarnya.
Baca Juga:
Guru juga akan dipantau kondisinya. Namun guru terang Selamat lebih mudah diarahkan karena sudah dewasa dan memiliki tanggungjawab untuk tak menularkan ke keluarga masing-masing.
Baca Juga:
Terkait alasan SMPN 1 Martapura Barat dijadikan pilot projects PTM di Kabupaten Banjar, terang Selamet, karena SMPN 1 Martapura Barat berada di zona hijau dan juga termasuk sekolah yang paling dekat dengan pusat kota dibanding sekolah di zona hijau lain.
Baca Juga:
Selain SMPN 1 Martapura Barat juga ada sekolah tingkat SD yang dijadikan rujukan PTM yakni SDN Penggalaman 2 Martapura Barat.
Baca Juga:
Memang ujar Selamet SMPN 1 Martapura Barat bakal lebih dulu menggelar PTM yang diperkirakan akan dimulai di 1 Desember nanti. Namun hingga kini izin dari GTPP Covid 19 Kabupaten Banjar masih belum keluar.
Baca Juga:
Sumber: banjarmasin.tribunnews.com
Baca Juga:
Baca Juga:
Artikel Terkait
