infobanua.co.id
Beranda Blitar Justru Disawah Rumahnya Roboh Nenek di Blitar, Luput Dari Petaka

Justru Disawah Rumahnya Roboh Nenek di Blitar, Luput Dari Petaka

Blitar, Infobanua.co.id – Sebuah kebetulan atau keajaiban telah terjadi terhadap Nenek Musdalifah (74) warga Desa Jabung, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.

Pasalnya ketika rumahnya roboh saat turun hujan lebat nenek Musdalifah justru selamat terhindar dari reruntuhan rumahnya.

Karena sebelumnya nenek Musdalifah memutuskan untuk menerjang hujan lebat demi menyelamatkan bibit tanaman padi yang baru saja disemai agar tidak kebanjiran.

Selang satu jam setelah nenek pergi ke sawah untuk membuat penahan air agar tidak merusak tanaman bibit padi, rumahnya yang berukuran 8×12 Meter persegi tersebut mendadak roboh.

Robohnya rumah yang memang sudah tua dan lapuk tersebut tidak diketahui korban, justru para tetangganya yang panik.

Mereka mengira sang nenek masih berada di dalam rumah saat rumahnya roboh.

Kapolsek Talun, AKP Imam Subeckhi, mengatakan, tidak ada yang tahu penyebab robohnyanya rumah korban, tapi saat terjadi, bersamaan dengan turunnya hujan yang terjadi sejak pagi.

Meski tidak ada korban jiwa, namun rumah nenek Musdalifah tersebut, sekarang tidak bisa dihuni.

“Saat kejadian, rumahnya kosong, karena ditinggal korban pergi ke sawah. Dan korban tinggal sendirian di rumah, karena dua anaknya berada di rumahnya masing-masing dan ada salah satunya di sebelah rumah korban,” kata Kapolsek Talun, AKP Imam Subeckhi, Rabu 17-11-2021.

Menurut Imam, dari pengamatan, memang rumah korban sudah sangat tua dan lapuk, serta kerusakan terjadi menyeluruh bahkan sampai dinding bangunan rata dengan tanah.

“Diduga karena bangunannya sudah tua dan lapuk karena dibangun sejak tahun 1999, tembok batakonya tidak disemen. Ditambah lagi tidak ada kerangka besi sama sekali sehingga diperkirakan dindingnya tidak kuat menahan beban atap yang setiap hari diguyur hujan,”.jlentrehnya.

Lebih dalam Imam menuturkan, warga sekitar terjejut dan panik bahkan mereka berteriak-teriak mencari korban dengan memanggil-manggil namanya, karena khawatir nenek Musdalifah tidak sempat menyelamatkan diri karena sudah tua.

Bahkan Mulyani (43), tetangga korban, yang tahu pertama kali robohnya rumah korban, langsung menerjang dan mencari korban.

“Begitu korban tidak ditemukan di antara reruntuhan bangunan rumahnya, warga kian panik. Akhirnya, ia dicari ke sawahnya yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya. Sebab sudah jadi kebiasaan, kalau tidak ada di rumah, ia pasti ke sawah,” terangnya.

Masih menurut Imam, ternyata benar, korban sedang di sawahnya. Tidak peduli hujan deras sedang mengguyur, korban justru sibuk membuat penahan air, agar bibit tanaman padi yang baru beberapa hari disebarkan tidak terendam air hujan.

“Ia membuat pematang buat menahan air, agar tidak merendam bibit padi di sawahnya,” paparnya.

Selanjutnya Imam menerangkan, begitu diberitahu kalau rumahnya roboh, korban langsung terdiam. Ia mengaku bahwa satu jam sebelum rumahnya roboh, ia memang masih dirumah.

Namun karena hujan tidak kunjung reda, ia teringat dengan tanaman bibit padi, yang baru disemainya khawatir terendam air.

Untuk itu meski hujan lebat korban tidak mempedulikan dan nekat untuk pergi ke sawah.

“Dan ternyata dengan kenekatannya justru menyelamatkannya dari mala petaka,” pungkasnya. (Eko.B) 

Bagikan:

Iklan