Peternak Ayam di Blitar Terancam Gulung Tikar
Blitar, Infobanua.co.id – Sejumlah peternak ayam petelur di Kabupaten Blitar mengaku sudah mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah, karena harga telur dalam beberapa hari terakhir dibawah Harga Pokok Penjualan (HPP) dan tidak stabil sejak tahun 2021 lalu.
Salah satu peternak ayam petelur, warga Desa Gandekan, Kecamatan Wonodadi, Kabuparen Blitar, Sapuan Jauhari, mengatakan, jika para peternak di Kabupaten Blitar tidak akan bisa bertahan jika harga telur terus dibawah HPP.
“Kondisi harga telur yang tidak stabil bahkan dibawah HPP, Rp 21 ribu per-Kilogram ini sudah terjadi sejak tahun 2021 lalu,” kata Sapuan Jauhari, kepada awak media Infobanua.co.id Minggu 20-02-2022.
Menurut pak Sapo, panggilan akrap Sapuan Jauhhari, selain harga telur yang murah, harga pakan ternaknya mahal sehingga membuat para peternak ayam mengalami kerugian.
“Bila dihitung sejak tahun 2021 lalu, jumlah kerugian yang kami alami mencapai Rp 400 juta,” jlentrehnya.
Lebih dalam pak Sapo menuturkan, dengan adanya kerugian sebesar itu, dirinya harus mengurangi jumlah populasi ayam petelur miliknya.
“Kami berharap, ada solusi jangka panjang terkait kondisi ini, sehingga peternak ayam petelur tidak terus mengalami kerugian,” harapnya.
Selanjutnya pak Sapo menjelaskan bahwa, solusi yang diharapkan bukan hanya bantuan subsidi Jagung, tapi harga telur dapat mencapai HPP, sehingga peternak ayam bisa bangkit kembali,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Purwanto peternak ayam petelur asal Kota Blitar, mengatakan, saat ini dirinya hanya memiliki 3.000 ekor ayam saja dari sebelumnya mencapai 10 ribu ekor.
Hal ini terjadi karena kerugian yang terus bertambah karena harga telur yang masih dibawah HPP.
“Harga telur sempat naik tertinggi mencapai harga Rp 28 ribu per-Kilogram yang terjadi pada bulan Desember 2021 lalu,” kata Purwanto.
Menurut Purwanto, setelah itu harga telur kembali turun hingga Rp 15 ribu per-Kilogram dari kandang peternak.
“Selama sepekan terakhir harga telur mulai merangkak naik dari harga Rp 16 ribu per-Kilogram hingga terakhir kemarin, mencapai Rp 18.300 per-Kilogram dari peternak,” pungkasnya. (Eko.B).