Pemkab Malinau Perbaiki Akses Jalan ke Apau Kayan
BULUNGAN – Terputusnya akses jalan di perbatasan Apau Kayan Kabupaten Malinau, menyulitkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok. Baik bahan pangan maupun bahan bakar minyak (BBM). Pasalnya jalan yang ada rusak hingga sulit dilalui.
Membahas hal itu, DPRD Kaltara melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kaltara, Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kaltara. Hadir juga DPRD Malinau, DPUPR Malinau dan beberapa OPD Pemprov Kaltara.
“Dampak terputusnya akses ke Apau Kayan harga bahan pokok dan kebutuhan lain sangat melambung naik. Waktu jalan bagus harga semen bisa kita tekan per sak harganya Rp 350 ribu sekarang kembali menjadi ke Rp 1 juta,” ungkap Ibau Ala sebagai anggota DPRD Malinau kepada benuanta.co.id, Senin 14 Februari 2022.
Dia menyebut kerusakan jalan sudah hampir 7 bulan, jarak tempuh yang seharusnya bisa 1 hari saja, kini harus ditempuh 1 minggu lamanya untuk mobilisasi kebutuhan pokok. Jalan tersebut juga menghubungkan 4 kecamatan dengan 1 kecamatan persiapan.
“Jumlah penduduknya kurang lebih 12.300 orang se-Apau Kayan, sebelum kemerdekaan Indonesia penduduknya 47 ribu orang,” ucapnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Adat Besar Apau Kayan ini mengatakan kebutuhan pokok saat ini sulit dijangkau. Sebelumnya bahan pokok masih diperoleh dari Malaysia, kini juga harus terputus dikarenakan akses yang mengalami kerusakan hingga dilaksanakan perbaikan.
“Satu-satunya solusi itu ke Long Bagun tapi itu terkendala lagi dengan jalan saat ini yang rusak parah. Ke Long Bagun selain pesawat kita lewat darat, tapi jalannya seperti itu rusak,” jelasnya.
Sebagai masyarakat Apau Kayan pihaknya meminta pemerintah turun tangan memberikan solusi yang terbaik bagi masyarakat. Jika tidak ada perhatian, pihaknya tidak menjamin akan ada peralihan ke tempat lain. Salah satu pilihannya ke Malaysia, pasalnya hubungan masyarakat Apau Kayan khususnya Dayak Kenya masih salah kerabat dengan daerah lain.
“Kami harap pemerintah turun memberikan solusi, kalau memberi sembako sebenarnya bukan solusi krena tidak bertahan jangka panjang. Kami ingin solusi yang tepat,” paparnya.
Ibau Ala menambahkan permintaan masyarakat sendiri, melihat kondisi ini berharap ditangani secepatnya. Pasalnya ditakutkan kebutuhan pokok semakin naik terus di perbatasan, terlebih banyak yang mengalami kelangkaan.
“Kita minta 2 atau 3 minggu kedepan itu yang kami harap ada perhatian. Kalau masih naik saja masih ada stok, tidak masalah. Ini sudah mulai langka, ada beberapa jenis kebutuhan pokok itu mulai langka terutama BBM, gula dan lainnya,” pungkasnya. (*)