Pemkab Tapin Ikut Daring Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten/Kota
Rantau, infobanua.co.id – Pemerintah Kabupaten Tapin mengikuti Roadshow daring percepatan penurunan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem di Kabupaten/Kota. Bertempat di Aula Tamasa Kantor Bupati Tapin. Kamis (16/2/2023) tadi.
Roadshow digelar oleh Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kementrian PMK) RI, untuk mengetahui sampai sejauh mana dalam perkembangan stunting dalam pencegahannya dan upayanya serta penghapusan kemisikinan ekstrem di Kabupaten Kota se Indonesia.
Dalam roadshow secara daring itu, Bupati Tapin diwakili oleh Sekretaris Daerah Kab Tapin Dr Sufiansyah langsung memaparkan program pemda dalam pencegahan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem.
Dalam paparannya Sekda menyampaikan, untuk kasus stunting di Tapin, telah berhasil menurunkan kasus stunting hingga 19 persen dalam satu tahun ini, hal ini tidak lepas dari upaya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Tapin yang terus memprogramkan beberapa inovasi untuk penanganan kasus stunting di daerah.
“Penurunan stunting di Tapin ini tidak lepas dari peran serta pihak terkait ikut membantu dalam pencegahan stunting,“ ujar Sekda.
Salah satunya yang dilakukan yaitu melalui inovasi seperti. Bersama Cegah Anak Dari Stunting (BAGASING), Elektronik Data Tapin Menuju Keluarga Sejahtera (E-Tapin Mesra), Gerakan Makan Buah dan Sayur Banua Sehat Terhindar dari Penyakit (GEBYUR BASTARI), Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga dan Tekhnik Akupresur dalam Upaya Pencegahan Stunting pada Anak (TANTE TIKA CANTIK), Pemberian Makanan Berbasis Pangan Lokal (BAIMAN BEPALA).
“Lima inovasi ini menjadi contoh program yang digagas oleh OPD untuk menurunkan kasus anak stunting dan kemiskinan di Kabupaten Tapin,“ jelasnya.
Namun demikian juga permasalahan kasus stunting juga dipengaruhi beberapa hal seperti kurangnya tenaga bidan dan tenaga pelaksana gizi (TPG) dan kurangnya alat USG dan perlu pelatihan dokter untuk penggunaan alat tersebut di Puskesmas dan kurangnya alat antropometri kit di posyandu yang mana alat ini sebagai pemantauan pertumbuhan balita yang stunting.
Selain itu juga masih ada wilayah desa belum bebas stop buang air besar sembarangan (ODF), Insentif Tim Pendamping keluarga terlalu kecil, Rp. 10.000 untuk 3 orang sekali pendampingan, Kurangnnya tenaga penyuluh KB di setiap kecamatan, Tapin hanya mempunyai 27 orang penyuluh KB idealnya Tapin memiliki 72 orang Penyuluh KB.
“Ada beberap kekurangan dari peralatan medis dan tenaga tenaga kesehatan, dalam mengatsai stunting di daerah,“ ungkapnya.
Oleh karenanya berharap kepada Pemerintah Pusat agar Pemenuhan tenaga bidan dan tenaga pelaksana gizi (TPG) sehingga program percepatan penurunan stunting dapat dilaksanakan dengan baik, Pemenuhan alat USG di Puskesmas dan Pemenuhan alat antropometri kit di posyandu, Penambahan Insentif untuk Tim Pendamping Keluarga dan Penambahan Tenaga Penyuluh PKB, Penyebarluasan penggunaan ELSIMIL secara luas melalui media cetak dan elektronik nasional, Adanya dukungan pendanaan khusus dari pemerintah pusat untuk Intervensi, penanggulangan kemiskinan di Kabupaten/Kota.
“Mudah-mudahan pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian PMK bisa memenuhi keinginan pemeirntah Kab Tapin dalam pencegahan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem,“ pungkasnya.
Untuk diketahui bahwa pada tahun 2022 Pemerintah Kabupaten Tapin telah berhasil menurunkan kasus stunting 14,5 persen dari 33,5 persen di tahun 2021.
Turut hadir roadshow Dandim 1010 Tapin Letkol Arh Priyoni Pelebangan, Wakapolres Tapin Kompol Winda Adhningrum, Para Asisiten dan Kepala SOPD Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tapin.
Yus/IB