Categories: BANJARMASIN

IDUL FITRI HARI INI

Oleh: Pribakti B

Kita tidak tahu pasti persisnya kapan Islam pertama kali bertapak di Indonesia. Ada teori yang mengatakan bahwa pada abad VIII agama wahyu terakhir ini telah sampai disini. Jika abad VIII yang kita pakai sebagai patokan , berarti Islam telah berada disini selama 1300 tahun. Itu artinya, Idul Fitri telah dirayakan sekitar 1300 kali. Luar biasa bukan?

 

Namun jujur, jika kita berbicara tentang Idul Fitri, rasanya tidak dapat melepaskan diri dari makna zakat fitriah . Zakat untuk menyucikan diri kita, sekalipun kadarnya sangat minimal, yaitu hanya dua setengah kilogram beras per kepala menurut ukuran Indonesia. Yang masih menyedihkan dan yang belum tertangani secara lebih sempurna adalah zakat harta dan zakat profesi yang jumlahnya bisa jadi triliunan rupiah jika kesadaran untuk itu telah merata.

 

Maka apa yang hendak disampaikan disini bahwa secara kualitatif Islam di Indonesia masih di awal jalan. Usia panjang , telah ratusan tahun di Indonesia, 1300 kali Idul Fitri ternyata belum  mematangkan kesadaran kita untuk membawa pesan langit itu turun ke bumi dalam upaya mengarahkan kekuatan sejarah secara moral. Ini terlihat pelaksanaan nilai-nilai dasarnya yang bertalian dengan masalah keadilan dan kemanusiaan masih tersendat-sendat, dan belum  mampu menjadi acuan pengikutnya sendiri. Mengapa?

 

Salah satu jawabannya barangkali terletak pada kelemahan metode yang dipakai untuk memahami ajarannya secara komprehensif. Karena itu, metode pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah haruslah dievaluasi secara kritis terus menerus.  Sehingga roh ajarannya tidak ditindas oleh macam-macam upacara lahiriah semata. Hari ini terlihat masih tampak penekanan pada aspek ritual dan seremonial lebih menonjol daripada menangkap person universalnya yang sangat revolusioner dalam makna pemihakan total kepada keadilan dan toleransi terhadap sesama, sekalipun berbeda agama.

 

Yang menjadi pertanyaan, dengan rentang waktu selama 1300 kali ber Idul Fitri , apakah belum cukup juga bagi kita  untuk mengkritik diri sendiri secara tajam dalam upaya keluar dari suasana pengap dan terbelakang seperti sekarang ini?. Terbukti kita kalah dalam perlombaan peradaban. Lalu apa yang kita banggakan sekarang, selain jumlah besar tetapi minus kualitas? Tanpa kesediaan berkaca diri secara kritis, saya khawatir kita tidak lebih dari sebuah gumpalan asap tanpa substansi.  Ketertarikan kepada bentuk dengan melupakan isi adalah sebuah sikap superfisial yang tidak akan membuahkan apa-apa.-

 

Anda boleh menilai tulisan ini terlalu idealistik, tetapi bukankah sebuah kemajuan hanya menjadi mungkin manakala yang ideal harus senantiasa dibayangkan sehingga yang konkret ini tidak mengalami proses pembusukan? Disinilah perlunya kerja kerja dari kaum intelektual muslim dihargai, betapapun kadang-kadang menimbulkan kontroversi. Penghukuman dan pemalsuan terhadap kerja kerja serius dalam menafsirkan Islam, ujungnya hanya satu, kebangkrutan! Dan pastinya mereka yang mampu membaca realitas itu bangkrut atau bukan , hanyalah kaum yang berpikir secara bebas, jujur dan cerdas.

 

Kedepan suasana Idul Fitri yang telah kita rayakan untuk sekian ratus kali ini, generasi demi generasi, semoga akan dapat menggugah kesadaran batiniah kita yang paling dalam untuk melihat dari apa adanya. Tidak perlu ditutup-tutupi dan dipoles, yang hanya akan menghibur kita dalam kebanggaan semu tanpa terkait dengan maksud kedatangan Islam ke muka bumi, yaitu sebagai rahmat bagi alam semesta. Pesan Al Qur’an sebagai rahmat bagi alam semesta telah lama dicampakkan entah kemana. Tragis memang .

 

Namun , inilah realitas getir yang harus dihadapi dengan sabar tetapi tetap cerdas, sambil terus bekerja keras mencari solusi. Sebab sejarah mencatat bahwa kemanusiaan tidak akan bisa tahan lama berada dalam lingkungan global yang serba hipokrit (munafik) . Kita tahu sekarang rahmat yang hakiki itu masih jauh nun disana. Tugas sejarah kita adalah membawanya turun ke bumi agar dunia ideal itu bersahabat dengan kita, karena kita memang jenis manusia yang bersungguh-sungguh dalam beragama. Sesungguhnya Islam yang ditampilkan dengan wajah garang dan sangar, bukanlah Islam Al Qur’an.

 

Oleh sebab itu, kita yang masih siuman ini tidak boleh kehilangan prespektif dalam keadaan yang bagaimanapun. Akal sehat jangan dibiarkan mati dengan meniru cara-cara radikal dengan serba kekerasan yang resikonya hanya tunggal: menghancurkan peradaban dan diri sendiri, lambat atau cepat. Ini sama artinya Idul Fitri hanya akan bermakna tidak lebih daripada kembali berbuka, bukan kembali pada kesucian. Karena sesungguhnya Islam yang tidak mampu memberikan jawaban konkret pada masalah-masalah kemanusiaan, akan sulit sekali menciptakan masa depan Republik ini lebih cerah dan bermakna. Selamat Hari Raya Idul Fitri , 1 Syawal 1444 Hijriah. Mohon maaf lahir dan batin.

 

Dokter RSUD Ulin Banjarmasin

 

 

 

infobanua

Recent Posts

Catatan Akhir Tahun SMSI 2024: Serpihan Pemikiran Atraktif Prabowo Subianto Soal Pemberantasan Korupsi

Oleh: Theo Yusuf Ms, Ketua Bidang Hukum dan Perundang-undangan SMSI “DAN saudara-saudara mengetahui bahwa Kemerdekaan…

4 jam ago

Mahasiswa Psikologi UPI YPTK Padang Mensosialisasikan “Peran Emosional dalam Pembentukan Kognisi Sosial Remaja” di Lingkungan Panti Asuhan Aisyiyah Lubuk Begalung-Padang

Padang, infobanua.co.id – Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Putra Indonesia (UPI) YPTK Padang melaksanakan kegiatan sosialisasi…

5 jam ago

Forum Pemred SMSI Tegaskan Komitmen Tingkatkan Kualitas Jurnalis

infobanua.co.id - Ketua Umum Forum Pemred Media Siber Indonesia (SMSI), Dar Edi Yoga, didampingi Sekretaris…

5 jam ago

Kerja Sama Strategis: VRITIMES dan Halo-post.com Perluas Distribusi Informasi di Indonesia

Jakarta, 26 Desember 2024 – VRITIMES, platform distribusi siaran pers terkemuka di Asia Tenggara, resmi…

7 jam ago

PT Bambang Djaja – Pabrik Trafo yang Peduli Kesehatan Masyarakat

PT Bambang Djaja, pabrik trafo terkemuka di Indonesia, secara rutin melaksanakan kegiatan donor darah sebagai…

8 jam ago

Bersama Mitra Strategis Port Academy Cetak Tenaga Kerja Profesional di Sektor Bongkar Muat

Port Academy, sebagai lembaga pelatihan terkemuka di Indonesia, telah berhasil mencetak ratusan tenaga kerja bongkar…

10 jam ago