Dinkes Nganjuk Pastikan Ada Pendampingan dari KPAD Untuk Penghuni Rutan Yang Terdeteksi Positif HIV
Nganjuk, infobanua.co.id – Upaya pecegahan penyebaran penyakit HIV/AIDS terus menerus dilakukan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) bersama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Nganjuk.Untuk kali ini KPAD Nganjuk bersama Puskesmas Nganjuk menggelar Mobile Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Nganjuk.
Dr Cendana selaku Petugas medis Puskesmas Nganjuk mengatakan,VCT dilakukan dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang memadai untuk warga binaan di Rutan Nganjuk.
“Kegiatan dari Puskesmas Nganjuk ini sebagai representasi dari dinkes bersama KPAD serta bekerjasama dengan Rutan Kelas IIB Nganjuk dalam rangka menanggulangi penyebaran HIV di lingkungan rutan,” kata Cendana,Minggu (11/6/2023).
Cendana menjelaskan kegiatan mobile VCT ini juga bertujuan untuk melakukan deteksi dini tehadap HIV/AIDS.Dan membantu seseorang untuk mendapatkan pengobatan lebih cepat.
“Dengan demikian,infeksi HIV tidak berkembang menjadi AIDS.Mengingat banyak warga binaan yang pernah hidup merantau di luar daerah,” jelas Cendana.
Mobile VCT ini diawali dengan sosialisasi tentang bahaya,cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS kepada warga binaan.Selanjutnya disampaikan tentang bahaya dan dampaknya.
“Untuk kegiatan mobile VCT HIV di Rutan Nganjuk,kami menyasar sebanyak 100 orang warga binaan.Terdiri dari 92 laki-laki dan 8 perempuan.Dari total semuanya itu, terdeteksi satu orang warga binaan positif HIV,” tandas Cendana.
Diterangkan cendana,dari hasil temuan satu kasus HIV warga binaan tersebut,langsung dilakukan proses tindak lanjut bersama KPAD Nganjuk.
“Setiap temuan kasus baru HIV harus bisa mendapatkan akses layanan kesehatan.Selanjutnya temuan tersebut ditangani oleh pengelola program HIV Puskesmas Nganjuk.Dan diberikan pendampingan dari KPAD Nganjuk,” terang Cendana.
Cendana juga menambahkan,dan dari beberapa kali mobile VCT yang dilaksanakan di rutan,sudah ada tiga kasus positif HIV.Satu di antaranya sudah menjalani pengobatan Anti Retroviral Teraphy (ART).Yang dua masih dalam proses konseling.
“Dari assessment awal diketahui bahwa resiko penularan HIV/AIDS berasal dari faktor seksual yakni pernah berhubungan di lokalisasi,” tutup Cendana.
(prs)