Meski Sudah Terdapat Kasus Pemkab.Blitar Belum Punya Vaksin Rabies
Blitar, infobanua.co.id – Dari awal bulan Januari hingga Juni 2023, meski sudah ada dua kasus rabies terjadi di wilayah Kabupaten Blitar, namun stok vaksin rabies di Pememerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar masih kosong.
Hal tersebut perlu mendapat perhatian serius bagi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, untuk segera melakukan antisipasi dengan menyuntikkan vaksin antirabies terhadap hewan seperti anjing, kucing, dan kera.
Kabid Kesmavet Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, Nanang Miftahudin, menuturkan, memang persediaan vaksin antirabies di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, masih kosong sejak awal tahun 2023 hingga sekarang.
Dan Dinas terkait-pun belum mendapatkan pembagian vaksin antirabies dari Pemerintah Pusat.
“Kami belum memiliki persediaan untuk vaksin antirabies, sedang persediaan tahun 2022 kemarin sudah habis kami salurkan,” kata Kabid Kesmavet Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Nanang Miftahudin, Minggu 02-07-2023.
Menurut Nanang, vaksin antirabies biasanya dikirim Pemerintah Pusat sebelum tanggal 29 Sebtember atau bertepatan dengan hari antirabies sedunia. Namun pada tahun ini akan sedikit berbeda karena Pemerintah Pusat lebih memprioritaskan penyaluran vaksin ke sejumlah daerah yang kasus rabiesnya tinggi seperti Bali dan Jawa Barat.
Sedangkan untuk daerah yang masuk kategori bebas rabies seperti Jawa Timur (Jatim) belum mendapatkan prioritas pengiriman vaksin antirabies.
“Karena Jawa Timur masih masuk kategori bebas rabies, sehingga masih belum masuk prioritas penerima vaksin antirabies,” jlenyrehnya.
Lebih dalam Nanang menuturkan, tahun lalu, Kabupaten Blitar menerima pasokan vaksin antirabies sebanyak 300 dosis.
Jumlah tersebut telah tersalurkan ke 300 ekor kucing dan anjing di wilayah Kabupaten Blitar.
Kegiatan vaksinasi antirabies itupun dilakukan di beberapa Puskemas Hewan (Puskeswan) mulai dari Kecamatan Talun, Binangun, Kademangan hingga Kecamatan Nglegok.
Pada tahun 2022.lalu, pihaknya memprioritaskan anjing dan kucing lokal sebagai penerima vaksin antirabies.
“Tahun lalu persedaian yang kami terima 300 dosis, dan kami prioritaskan untuk para anjing dan kucing lokal, sedang anjing dan kucing yang untuk kontes kelas ras, atau kelas atas itu bukan prioritas kami,” jelas Nanang.
Masih menurut Nanang, walau persediaan vaksin antirabies di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar masih kosong, warga masyarakat yang memiliki anjing dan kucing tetap bisa melakukan vaksinasi mandiri di sejumlah klinik hewan.
Dengan biaya untuk vaksin antirabies ini juga tidak terlalu mahal hanya Rp150 ribu.
“Untuk yang vaksin mandiri biayanya sekitar Rp150 ribu, biasanya anjing dan kucing hias atau untuk kontes pemiliknya sudah vaksin. Karena memang mayoritas pemilik hewan-hewan seperti itu adalah kelas menengah ke atas,” pungkasnya.
Untuk diketahui sebelumnya bahwa, ada dua perempuan warga Kecamatan Srengat dan Kecamatan Wonotirto menjadi korban gigitan hewan penular rabies.
Keduanya-pun dinyatakan terjangkit rabies oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar.
Tapi keduanya telah dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan medis dan penyuntikan vaksin rabies di rumah sakit.
Keduanya saat ini sudah diizinkan pulang dan menjalani aktivitas normal.
Sementara masing-masing kucing yang menggigit keduanya sekarang telah tewas. (Eko.B).