infobanua.co.id
Beranda Jawa Timur Curah Hujan Tinggi, Membuat Jasa Penyeberangan di Sungai Brantas Sempat Tutup

Curah Hujan Tinggi, Membuat Jasa Penyeberangan di Sungai Brantas Sempat Tutup

Salah satu jasa penyeberangan di Sungai Brantas.

Blitar, infobanua.co.id – Karena curah hujan yang tinggi dibeberapa hari ini, membuat debit air Sungai Brantas mengalami kenaikan yang sangat signifikan.

Sehingga membuat para pengguna jasa penyeberangan di Kabupaten Blitar, harus menempuh jalan memutar, meski jaraknya lebih jauh.

“Sementara jasa penyeberangan tutup, kami terpaksa memutar lewat jembatan Kademangan atau lewat jembatan Ngujang II,” tutur salah seorang pengguna jasa penyeberangan yang enggan disebut namanya, Selasa 11-07-2023.

Warga Kabupaten Tulungagung yang bekerja di Kabupaten Blitar ini mengaku, jika keberadaan jasa transportasi air atau jasa penyeberangan tersebut sangat membantu.

Selain lebih cepat, juga hemat biaya transportasinya. Walau untuk memanfaatkan layanan tersebut mereka juga harus mengeluarkan uang.

“Paling penting cepat, dari pada harus menempuh jalur memutar yang butuh waktu,”.jlentrehnya.

Lebih dalam mereka menuturkan, beberapa hari lalu, dirinya sempat kebingungan. Karena semua jasa penyeberangan tidak beroperasi. Dengan alasan debit air di sungai Brantas tinggi dengan arus yang cukup deras.

“Tapi sekarang sudah beroperasi kembali,” ungkapnya lega.

Masih menurut dia, harga yang dipatok untuk sarana penyeberangan antar Kabupaten tersebut, juga tergolong murah.

Untuk sepeda motor hanya Rp 3 ribu. Sedangkan untuk kendaraan roda 4 hanya Rp 10 ribu. Pengoprasian transportasinya berjalan 24 jam terus menerus.

Sementara salah seorang pekerja jasa penyeberangan, Jupri, mengatakan, sarana transportasi miliknya sempat tidak beroperasi, ketika air sungai meluap tinggi.

“Karena ketika air sungai Brantas meluap tinggi, biasanya arus yang ada di sungai Brantas sangat deras. Dan ditakutkan perahu akan oleng,” kata Jupri.

Masih menurut Jupri, dalam sehari ada ratusan kendaraaan bermotor yang memanfaatkan jasa penyeberangannya.

Namun pada saat musim hujan tiba, dalam sehari hanya dapat menyeberangkan 25 hingga 50 kendaraan saja.

Pada saat musim hujan pendapatan yang diterima pegawai penyebrangan otomatis juga berkurang.

Meski berkurang Jupri dan para pekerja lainnya tetap beroprasi dengan alasan kasihan terhadap para pelanggan yang biasa bergantung pada jasa penyeberangannya pindah langganan.

“Yang penting tidak banjir, meski hujan tetap buka, kalau banjir mau tidak mau harus tutup,” pungkasnya. (Eko.B).

Bagikan:

Iklan