infobanua.co.id
Beranda HULU SUNGAI TENGAH Pemkab HST Terus Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Pemkab HST Terus Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Wakil Bupati Mansyah telah menggelar rapat koordinasi percepatan penurunan AKI dan AKB, Senin (7/8/2023).

Barabai, infobanua.co.id – Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah terus mendorong penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Wakil Bupati Hulu Sungai Tengah H.Mansyah Sabri melibatkan para perawat dan bidan dalam penanganannya.

“Sama seperti dengan penanganan stunting, upaya penurunan AKI dan AKB tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Diperlukan sinergi dan kolaborasi semua SKPD berbagai pihak dalam penanganannya, baik medis maupun paramedis,” kata Wakil Bupati Mansyah

Bertempat di Aula Bappelitbangda Wakil Bupati Mansyah telah menggelar rapat koordinasi percepatan penurunan AKI dan AKB, Senin (7/8/2023). Dalam sambutannya H Mansyah Sabri mengatakan, angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih tinggi perlu menjadi perhatian kita bersama. ada banyak penyebab meningkatnya AKI dan AKB, yaitu anemia pada remaja, Ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK), dan tingginya pernikahan anak yang mengakibatkan tingginya tingkat kelahiran remaja. selain itu ibu hamil dengan risiko tinggi menjadi pencetus terjadinya kematian pada ibu hamil melahirkan serta bayi yang dilahirkan, yang juga akan berisiko melahirkan anak yang kurang gizi yang pada akhirnya akan meningkatkan risiko stunting.

“Di kabupaten hulu sungai tengah, sampai pada bulan mei 2023 terdapat angka kematian ibu sebanyak 4 kasus dan angka kematian bayi 32 kasus. sedangkan pada tahun 2022, terdapat angka kematian ibu sebanyak 5 kasus dan angka kematian bayi 72 kasus,” kata mansyah

Menurut data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, Prevalensi stunting hst sebesar 31,1persen, naik 1,5 poin dari data tahun 2021 (29,6%). Angka ini menempatkan kabupaten kita berada di peringkat ketiga dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Kalimantan Selatan.

“Tingkat prevalensi stunting yang masih tinggi ini perlu segera kita atasi bersama. baik pemerintah kabupaten, kecamatan maupun pemerintah desa, individu, komunitas, maupun pihak swasta, harus bersinergi dan bersatu, dalam upaya penanggulangan stunting,” ungkapnya

Menurutnya, amanat dari peraturan presiden nomor 72 tahun 2021 tentang percepat penurunan stunting, maka hendaknya kita berfokus pada 5 strategi nasional dalam penanggulangan stunting, yaitu: pertama,komitmen dan visi kepemimpinan; kedua, kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku; ketiga, konvergensi, koordinasi, dan konsolidasi program pusat, daerah, dan desa; keempat, ketahanan pangan dan gizi; dan kelima, pemantauan dan evaluasi.

“Dengan mengadakan rapat koordinasi upaya penurunan angka kematian ibu/bayi dan percepatan penurunan stunting ini. Saya harapkan keseriusan dan komitmen dari seluruh pihak yang berhadir di sini untuk bersama-sama, berkolaborasi, berinovasi dan menciptakan langkah-langkah konkret dalam mewujudkan penanggulangan dan penurunan stunting,” jelasnya.

Selanjutnya, Perjuangan mencegah dan menurunkan stunting ini tidak sulit selama komunikasi dan kerjasama yang baik dari semua pihak terjalin dengan baik. tantangan tentu selalu ada, namun jadikan tantangan tersebut sebagai semangat dan dorongan kita semua dalam menjalankan komitmen bersama.

“Akhirnya saya berharap semoga pertemuan ini dapat dijadikan sebagai tonggak awal kita untuk menyusun langkah-langkah dalam upaya penurunan angka kematian ibu/bayi dan kasus stunting di kabupaten hulu sungai tengah. Mari kita meningkatkan status kesehatan masyarakat yang salah satunya ditandai dengan menurunnya angka kematian ibu dan angka kematian bayi serta menurunnya prevalensi stunting,”pungkasnya

Fad/IB

Bagikan:

Iklan