Categories: BeritaBisnis

Patut Dibanggakan, Pertamina Sumbang Rp 56,6 Triliun ke Kas Negara

Bangga dan senang melihat PT Pertamina (Persero) saat ini. Pasalnya, Pertamina berhasil membukukan pencapaian laba bersih tertinggi sepanjang berdirinya perseroan sejak tahun 2003. Pertamina membukukan laba bersih USD 3,81 miliar atau Rp 56,6 triliun, naik 86 persen dibanding tahun 2021 sebesar USD 2,05 miliar atau Rp29,3 triliun.

 

Pendapatan Pertamina juga melejit, tahun 2022 mencapai USD 84,89 miliar atau sekitar Rp 1.262 triliun naik hingga 48% dibanding tahun sebelumnya sebesar USD 57,5 miliar. Kinerja keuangan konsolidasian tahun 2022 ini telah sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang telah menyetujui Laporan Tahunan untuk tahun buku 2022 yang berlangsung di Jakarta pada selasa 6 Juni 2023.

 

Juga dilaporkan RUPS Tahunan juga telah mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan Konsolidasian yang berakhir 31 Desember 2022 (Audited), dengan Tingkat Kesehatan Perusahaan sebesar 93,95 atau kategori sehat (AA).

 

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, EBITDA Pertamina secara konsolidasi juga naik menjadi USD 13,59 miliar, atau naik 47% dibanding tahun 2021 sebesar USD 9,26 miliar.

 

“Tahun 2022 bisa kita tutup dengan kinerja tertinggi sepanjang sejarah Pertamina. Kita bisa membukukan nett profit USD 3,81 miliar,” seperti yang dikatakan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam acara Media Briefing Capaian Kinerja Pertamina 2022 di Grha Pertamina, Selasa 6 Juni 2023.

 

Dari gambaran tersebut, Pertamina di era pemerintahan Presiden Joko Widodo semakin maju dan patut dibanggakan. Apa yang dicapai selama tahun 2022  merupakan bukti atas kinerja serta buah dari pondasi perusahaan yang terus diperbaiki sehingga semuanya memberikan kontribusi bagi perseroan.

 

Bukan itu saja, Pertamina juga meningkatkan pendapatan perseroan tidak hanya ditopang oleh kenaikan lifting dan produksi migas serta penjualan produk. Namun, Pertamina juga sukses melakukan terobosan dalam mengoptimalkan biaya. Cost optimization pada periode 2021 – 2022 telah berkontribusi pada penghematan hingga mencapai USD 3.273 juta.

 

Kinerja keuangan juga sebanding lurus dengan kinerja keberlanjutan yang juga telah membuahkan pencapaian positif. Pertamina berhasil meraih posisi nomor 2 secara global dalam sub-industri Integrated Oil & Gas oleh Sustainalytics dengan skor ESG sebesar 22,1 di Oktober 2022, yang mengalami peningkatan dari sebelumnya dengan skor 28,1.

 

Peningkatan signifikan kinerja keuangan dan operasional sepanjang tahun 2022, Pertamina kembali mengukuhkan posisinya sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam Fortune Global 500 dan menempati peringkat 223, naik dari sebelumnya peringkat 287.

 

Pertamina senantiasa memegang teguh komitmen untuk menyediakan energi dan mengembangkan energi baru dan terbarukan dalam rangka mendukung terciptanya kemandirian energi nasional. Memegang amanah sebagai holding company di sektor energi sejak ditetapkan oleh Kementerian BUMN Republik Indonesia pada tanggal 12 Juni 2020, Pertamina kini memiliki peran sangat strategis yang membawahi enam Subholding yang bergerak di bidang energi (jenis kegiatan usaha), yaitu Upstream Subholding yang secara operasional dijalankan oleh PT Pertamina Hulu Energi, Gas Subholding yang dijalankan oleh PT Pertamina Gas Negara, Refinery & Petrochemical Subholding yang dijalankan oleh PT Kilang Pertamina Internasional, Power & NRE Subholding yang dijalankan oleh PT Pertamina Power Indonesia, Commercial & Trading Subholding yang dijalankan oleh PT Pertamina Patra Niaga, serta Subholding Integrated Marine Logistics yang dijalankan oleh PT Pertamina International Shipping.

 

Peran penting yang diemban oleh Pertamina ini sekaligus menandai tonggak sejarah baru dalam perjalanan bisnis perusahaan setelah kontribusi nyata yang diberikan oleh Pertamina selama lebih dari enam dekade menyediakan energi yang telah menggerakkan sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia dan berbagai wilayah di luar negeri.

 

Dibangun dengan Pondasi yang Solid

 

Kemampuan Pertamina yang mumpuni ini dibangun di atas fondasi yang solid dan sejarah panjang perusahaan dalam mengawal terwujudnya kemandirian energi nasional. Sejarah mencatat bahwa eksistensi Pertamina dibangun sejak sekitar tahun 1950-an, ketika Pemerintah Republik Indonesia menunjuk Angkatan Darat yang kemudian mendirikan PT Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera Utara untuk mengelola lading minyak di wilayah Sumatera. Kemudian perusahaan tersebut berubah nama menjadi PT Perusahaan Minyak Nasional, disingkat PERMINA, pada tanggal 10 Desember 1957 yang hingga kini diperingati sebagai hari lahirnya Pertamina.

 

Pada tahun 1960, PT Permina berubah status menjadi Perusahaan Negara (PN) Permina. Kemudian, PN Permina bergabung dengan PN Pertamin menjadi PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) pada 20 Agustus 1968.

 

Selanjutnya, peran Pertamina semakin strategis setelah Pemerintah melalui UU No.8 tahun 1971 menunjuk perusahaan untuk menghasilkan dan mengolah migas dari lading ladang minyak serta menyediakan kebutuhan bahan bakar dan gas di Indonesia. Kemudian melalui UU No.22 tahun 2001, pemerintah mengubah kedudukan Pertamina sehingga penyelenggaraan Public Service Obligation (PSO) dilakukan melalui kegiatan usaha.

 

Berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 tanggal 18 Juni 2003, Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara berubah nama menjadi PT Pertamina (Persero) yang melakukan kegiatan usaha migas pada Sektor Hulu hingga Sektor Hilir. PT Pertamina (Persero) didirikan pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Akta Notaris No.20 Tahun 2003. Pada tanggal 10 Desember 2005, Pertamina mengubah lambang kuda laut menjadi anak panah dengan warna dasar hijau, biru, dan merah yang merefleksikan unsur dinamis dan kepedulian lingkungan.

 

Lalu pada tanggal 20 Juli 2006, PT Pertamina (Persero) melakukan transformasi fundamental dan usaha perusahaan dengan mengubah visi perusahaan, yaitu “menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia“

 

Selanjutnya pada tanggal 10 Desember 2007, Pertamina melalui anak usaha PT Pertamina International EP mencatat momentum penting melalui aksi akuisisi terhadap perusahaan migas Prancis, Maurel et Prom (M&P), dengan kepemilikan saham sebesar 72,65% saham.

 

Kemudian tahun 2011, Pertamina menyempurnakan visinya, yaitu “menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia“. Melalui RUPSLB tanggal 19 Juli 2012, Pertamina menambah modal ditempatkan/disetor serta memperluas kegiatan usaha Perusahaan.

 

Pada 14 Desember 2015, Menteri BUMN selaku RUPS menyetujui perubahan Anggaran Dasar Pertamina dalam hal optimalisasi pemanfaatan sumber daya, peningkatan modal ditempatkan dan diambil bagian oleh negara serta perbuatan-perbuatan Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis Dewan Komisaris. Perubahan ini telah dinyatakan pada Akta No.10 tanggal 11 Januari 2016, Notaris Lenny Janis Ishak, SH.

 

Pada tahun 2017, Pertamina semakin dekat pada terwujudnya visi menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia setelah berhasil menuntaskan akuisisi saham perusahaan migas Prancis, Maurel et Prom (M&P). Maka dengan keberhasilan tersebut, terhitung mulai 1 Februari 2017 melalui anak usaha PT Pertamina International EP, Pertamina menjadi pemegang saham mayoritas M&P dengan 72,65% saham. Melalui kepemilikan saham mayoritas di M&P, Pertamina memiliki akses operasi di 12 negara yang tersebar di 4 benua. Pada masa mendatang, Pertamina menargetkan produksi 650 ribu BOEPD (Barrels of Oil Equivalents Per Day) di 2025 dari operasi internasional, sebagai bagian dari target produksi Pertamina 1,9 juta BOEPD di 2025, dalam upaya nyata menuju ketahanan dan kemandirian energi Indonesia.

 

Bahkan setelah evolusi bisnis yang dialami selama enam dekade itu, Pertamina berkomitmen untuk tetap menggaungkan semangat transformasi yang berkelanjutan guna menyempurnakan langkahnya menjadi perusahaan energi berkelas dunia yang didukung oleh organisasi yang semakin lincah, agresif, mudah beradaptasi dan fokus untuk pengembangan bisnis yang lebih luas. Dengan struktur perusahaan yang baru, Pertamina diharapkan akan mampu menghadapi dinamika bisnis di tahun-tahun mendatang dan menumbuhkan optimisme untuk selalu menciptakan peluang pertumbuhan baru yang menjanjikan melalui investasi dan optimalisasi bisnis sehingga Pertamina dapat terus tumbuh sesuai dengan harapan pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan lainnya.

Wujudkan Indonesia Mandiri di Bidang Energi Migas

Dengan sekian banyak kemajuan yang dicapai Pertamina, ada target besar yang kini sedang dibebankan pada perusahaan plat merah ini. Dalam Program 9 Nawa Cita yang dicanangkan oleh pemerintah Jokowi – JK, Pertamina mendapatkan tanggung jawab untuk mencapai tujuan Indonesia yang mandiri di bidang energi migas.

Jokowi memang bercita-cita mewujudkan yang diimpikan oleh pendiri bangsa ini di awal kemerdekaan, yaitu bangsa Indonesia yang mandiri dan berdaulat. Mandiri dan berdaulat di setiap aspek memang membutuhkan perjuangan yang tidak mudah, namun beberapa aspek yang sudah mulai berjalan ke sana seperti kemandirian energi.

Untuk kemandirian energi migas dan memperbaiki struktur industri migas dalam negeri terutama minyak mentah, ada 2 hal yang dibebankan pada Pertamina, yang pertama adalah BBM Satu Harga, program agar seluruh wilayah Indonesia mendapatkan harga BBM yang sama dan pendistribusian yang lebih mudah.

Dalam mewujudkan BBM Satu Harga, Pertamina harus bisa memperbaiki infrastruktur dan jalur pendistribusian. Dimulai dengan menyiapkan Agen Premium dan Minyak Solar (APMS), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) modular, APMS tangki khusus, dan SPBU mini.

4 jenis lembaga penyalur untuk menyesuaikan karakteristik daerah yang berbeda-beda. Karakter geografis wilayah Indonesia yang beragam memang menjadi tantangan sendiri dalam meratakan harga BBM di seluruh wilayah Indonesia.

Hal lain yang ditargetkan kepada Pertamina adalah Swasembada BBM. Akibat semakin meningkatnya kebutuhan penduduk Indonesia terhadap BBM hingga akhirnya meningkatkan impor minyak, pemerintah menetapkan Indonesia harus bisa lepas dari impor minyak di tahun 2023.

Pertamina ditunjuk untuk menggarap mega proyek yang akan dijalankan di beberapa wilayah dengan jumlah 7 kilang. Termasuk dengan kilang lama yang sudah tidak beroperasi agar ditingkatkan dan pembangunan kilang yang baru.

Saat ini jika dihitung, kapasitas yang terpasang pada keenam kilang minyak, sudah dapat menghasilkan 1,05 juta barrel perhari. Nantinya setelah pembangunan selesai diperkirakan akan menghasilkan 2 juta barrel perhari. Angka yang sangat banyak jika proyek ini berhasil meningkatkan seluruh pendapatan barrel minyak pertahunnya.

Untuk menjalankan proyek ini Pertamina membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga kemitraan dengan pihak luar pun dibutuhkan. Hal inilah yang kemudian diatur dalam Perpres no 146 tahun 2015. Dengan perpres ini, kerjasama yang menguntungkan untuk tiap pihak dalam mengelola kilang pun diharapkan terjadi.  Berbagai investor dari luar pun didekati seperti kunjungan Raja Salman beberapa saat yang lalu pun salah satu agendanya sebagai tindak lanjut investasi negara tersebut di sektor migas Indonesia.

Dalam mega proyek ini Pertamina ada 2 jenis kilang yang akan menentukan, yaitu RDMP (Refinery Development Master Plan), yaitu pengembangan kilang yang sudah dikelola agar lebih produktif dan NGRR (New Grass Root Refinery), yaitu pembangunan 2 kilang baru untuk meningkatkan produksi. Empat kilang dalam RDMP adalah Kilang Balikpapan, Cilacap, Balongan dan Dumai, dan dua kilang dalam NGRR adalah Kilang Tuban dan Bontang. Mega proyek ini diperkirakan akan selesai di tahun 2023 nanti.

Dua target besar Pertamina ini tentu dapat memicu Pertamina untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Namun kita juga tidak boleh lepas dalam mengawasi proyek-proyek terkait target ini agar tidak melenceng dan diganggu oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan tidak sama.

*) ida yusnita, wartawan infobanua.co.id

 

 

 

 

 

 

infobanua

Recent Posts

Program Prioritas Kementerian Koperasi jadi Trending Topic

Jakarta, infobanua.co.id - PROGRAM prioritas Kementerian Koperasi yang dijabarkan oelh Menteri koperasi Budi Arie Setiadi…

33 menit ago

Setyo Budiyanto Terpilih jadi Ketua KPK Periode 2024-2029

Jakarta, infobanua.co.id - KOMISI III DPR RI menetepkan Komjen Setyo Budiyanto sebagai Ketua Komisi Pemberantasan…

38 menit ago

Telkomsel Pastikan Kesiapan Infrastruktur Telekomunikasi untuk Pilkada 2024 di Area Pamasuka

infobanua.co.id – Dalam rangka mendukung kelancaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, Telkomsel Area Papua, Maluku,…

57 menit ago

Turun ke Pesisir Selatan, Andre Rosiade Pastikan Program Pusat Akan Mengalir Jika RA-NASTA Menang

Pesisir Selatan, infobanua.co.id - Turun lansuang serta menyempatkan diri bertemu dengan masyarakat di Pesisir Selatan,…

1 jam ago

Keham Huluan, Potensi Wisata Baru di Jonggon Desa yang Siap Dikembangkan

Jonggon, infobanua.co.id – Keham Huluan, salah satu destinasi alam di Jonggon Desa, kecamatan Loa Kulu,…

4 jam ago

Akibat Pihak Sekolah Ceroboh, Nyawa Siswa SMP Negeri 2 Prambon Melayang

Nganjuk,infobanua.co.id - Pada Rabu siang (20/11/2024) seorang siswa SMP Negeri 2 Prambon Kabupaten Nganjuk ditemukan…

4 jam ago