Wali Kota Aditya Berhasil, Banjarbaru Jadi Daerah dengan Angka Stunting Terendah di Kalsel
Banjarbaru, infobanua.co.id – Dedikasi tinggi Wali Kota Banjarbaru HM Aditya Mufti Arrifin dan timnya dalam menekan angka stunting (gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang) telah membawa buah manis bagi Kota Banjarbaru. Data terbaru dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Kota Banjarbaru mencapai angka terendah di Provinsi Kalimantan Selatan sepanjang tahun 2023.
Menurut hasil survei Kementerian Kesehatan RI, prevalensi stunting di Kota Banjarbaru berhasil diturunkan menjadi 12,4 persen, menjadikannya angka terendah di antara 12 Kabupaten/Kota lainnya di Banua. Angka ini menempatkan Kota Banjarbaru di posisi terdepan dalam upaya menanggulangi stunting, diikuti oleh Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan prevalensi 13,0 persen dan Kabupaten Tapin dengan 14,4 persen.
“Wali Kota Aditya menyampaikan rasa syukur atas pencapaian ini kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam upaya penurunan stunting di Kota Banjarbaru. Semoga kita dapat terus meningkatkan upaya ini di tahun 2024,” ucap Wali Kota Aditya saat dihubungi melalui telepon pada Kamis (25/04/2024).
Keberhasilan ini bukanlah hasil dari usaha yang mudah. Wali Kota Aditya dan timnya telah merancang berbagai program spesifik dan efektif, mulai dari pendataan hingga pelaksanaan program-program gizi dan sanitasi.
“Wali Kota Aditya mengungkapkan bahwa program-program yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2023 meliputi pembagian susu, vitamin, dan telur untuk anak-anak usia sekolah dasar serta peningkatan kualitas lingkungan dan sanitasi,” ungkap seorang juru bicara.
Tidak hanya itu, Wali Kota juga mengakui bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan dan partisipasi aktif masyarakat Banjarbaru. Informasi dan masukan dari masyarakat melalui berbagai media, termasuk media sosial dan aplikasi digital, menjadi kunci penting dalam membantu Pemerintah Kota Banjarbaru mengidentifikasi dan menindaklanjuti masalah-masalah terkait stunting.
“Pemkot Banjarbaru secara rutin mengadakan pertemuan dan rembuk stunting di tingkat kota, melibatkan berbagai pihak seperti kecamatan, kelurahan, puskesmas, PKK, tiga pilar, dan tokoh masyarakat untuk mencari solusi terbaik dalam menanggulangi stunting,” tambahnya.
Keberhasilan Kota Banjarbaru dalam menekan angka stunting menjadi contoh yang inspiratif bagi daerah lainnya dalam upaya mewujudkan generasi muda yang sehat dan berkualitas di masa depan.
Yus/IB