Sampit, infobanua.co.id – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) terus berupaya menekan angka kasus stunting dengan melaksanakan upaya pencegahan dan penurunan stunting secara terintegrasi.
kBupati Kotim Halikinnor mengatakan penekanan angka kasus stunting di wilayah ini dilakukan dengan melibatkan seluruh sektor dan sumber daya yang tersedia. Sebab menurutnya apabila dilihat lebih dalam masih banyak kasus stunting baru terjadi pada usia dibawah 2 tahun yaitu saat bayi baru lahir dan pada usia 12 – 23 bulan.
“Masa itu ditentukan oleh mutu kehamilan, asi ekslusif, makanan pendamping asi, imunisasi lengkap, akses sanitasi dan air bersih, serta deteksi dini masalah gizi dan intervensinya melalui pemantauan pertumbuhan bulanan di posyandu,” ujarnya.
Dilanjutkannya Pemerintah terus memperbaiki pelayanan kehamilan dan pelayanan balita melalui penyediaan usg, artropometri serta penguatan posyandu. Dimana berdasarkan target pemerintah pusat, data bayi dan balita yang terinput dalam aplikasi e-ppgbm setiap bulannya minimal 60%, namun rata-rata data yang masuk ke aplikasi e-ppgbm setiap bulannya pada tahun 2023 hanya sebesar 30 persen. Artinya belum mencapai target pemerintah pusat, untuk itu dirinya meminta kepada perangkat daerah terkait beserta jajarannya untuk memaksimalkan inputan data bayi dan balita kedalam aplikasi e-ppgbm sebagaimana target pemerintah pusat.
“Sehingga dapat diketahui secara pasti jumlah dan sebaran prevalensi stunting di kabupaten kotawaringin timur,” ucapnya.
Kemudian langkah lain yakni meningkatkan koordinasi dengan camat, kades, puskesmas, pkk dan kader pembangunan manusia yang ada didesa untuk membantu dalam memaksimalkan inputan data bayi dan balita kedalam aplikasi e-ppgbm serta memaksimalkan kunjungan masyarakat ke posyandu.
Ditegaskannya penyelesaian masalah stunting tentunya tidak dapat dilakukan dalam jangka waktu yang singkat. Oleh sebab itu perlu adanya komitmen bersama agar penanganan masalah ini dilakukan terus menerus dan berkelanjutan, masalah stunting tidak hanya menjadi tugas pemerintah daerah saja tetapi menjadi tugas semua, termasuk dari masyarakat itu sendiri dan kepedulian dari pihak ke tiga yang berada di wilayah terdekat dari lokasi desa lokus.
Dalam penanganan stunting keterlibatan banyak pihak harus di perkuat, pengentasan stunting harus dilakukan secara terpadu serta butuh komitmen kuat dari semua sektor.
“Oleh karena itu kepada semua pihak agar bisa membangun sinergi, baik itu masyarakat, swasta, organisasi non pemerintah, dunia usaha dan perguruan tinggi, serta pihak – pihak lainnya untuk terus melakukan percepatan penurunan stunting secara konvergensi dan pendekatan keluarga agar kita dapat menciptakan generasi sehat, cerdas dan unggul,” Pintanya.
Zainal.
WSBP kembali menunjukkan kinerja luar biasa dengan menerima penghargaan Indonesia Best Corporate Secretary Awards 2024…
Kuliah adalah salah satu fase penting dalam kehidupan seorang mahasiswa. Di masa ini, penampilan menjadi…
Karawang, infobanua.co.id - Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) dari Kementerian Sosial…
Bitcoin adalah salah satu cryptocurrency paling populer di dunia, dan semakin banyak orang di Indonesia…
Para penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, dan Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, memberikan…
Banjarmasin, infobanua.co.id – Pentingnya kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman pengelola media dan jurnalis tentang hak…