infobanua.co.id
Beranda Daerah Lebih Menghargai Proses Ketimbang Menyawer, Bupati Pessel Selalu Tampil Sederhana dan Akrab Dengan Masyarakat

Lebih Menghargai Proses Ketimbang Menyawer, Bupati Pessel Selalu Tampil Sederhana dan Akrab Dengan Masyarakat

Pesisir Selatan, infobanua.co.id – Sosok Bupati Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar memiliki karismatik yang unik dan selalu tampil sederhana saat menjalankan tugasnya sebagai orang nomor satu didaerah tersebut.

Sebelum menjabat menjadi Bupati Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar mengabdi sebagai seorang guru, kepala sekolah, kepala dinas pendidikan dan wakil Bupati didaerah itu.

Karena memiliki latar belakang sebagai seorang guru dan pendidik, sosok Rusma Yul Anwar sebagai putra asli yang lahir dan besar di Pesisir Selatan memiliki karakter yang kuat.

Selain memiliki karakter yang kuat, ia juga selalu tampil sederhana dan ramah dilingkungannya. Terutama ketika berada di tengah-tengah masyarakat.

Keberadaan Rusma Yul Anwar selalu disambut baik oleh masyarakat diberbagai kalangan, bahkan dia bisa akrab dengan setiap individu masyarakat ketika menjalankan tugasnya sebagai kepala daerah.

Sebagai seorang Bupati, beliau sering kali berkomunikasi dan bercerita serta bercanda dengan masyarakat dimanapun tempatnya. Salah satunya seperti di kedai kopi, warung-warung kecil, ditepi jalan serta dirumah masyarakat.

Bahkan, kebiasaan yang unik dan ramahnya Rusma Yul Anwar sering kali secara spontan menyapa masyarakat dan menghampiri sambil menyalami warga satu persatu dengan berjalan kaki.

Perlakukan yang sama dilakukan Rusma Yul Anwar kepada seluruh warga tanpa memandang usia. Baik itu yang tua, muda, remaja sampai ke kalangan anak-anak yang berada dilokasi kunjungannya.

Sebagai sosok pemimpin yang berlatar belakang guru, dia memiliki karakter yang menonjol dan begitu kuat seperti memiliki pendirian yang teguh dan tidak pernah menyawer-nyawer.

Secara umum, menyawer seringkali dianggap sebagai bentuk kedermawanan atau cara untuk menghibur. Namun, bagi Rusma, tindakan ini bertentangan dengan nilai-nilai kerja keras dan penghormatan yang ia pegang teguh.

“Sebagai seorang guru, saya diajarkan untuk menghargai setiap proses. Mengapa harus menyawer? Bukankah lebih baik kita memberikan penghargaan yang lebih bermakna, seperti meningkatkan kesejahteraan mereka?” ujar Rusma suatu kali dalam sebuah wawancara.

Pandangan Rusma ini semakin diperkuat oleh keyakinan mendalamnya akan kedudukan seorang perempuan, khususnya ibu-ibu. Dalam adat Minang, perempuan, terutama ibu, memiliki kedudukan yang sangat terhormat.

“Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Mereka adalah tiang penyangga keluarga. Mengapa kita harus memperlakukan mereka seolah-olah hanya sebagai objek hiburan?” tegasnya.

Sikap Rusma ini tentu saja menuai beragam reaksi. Ada yang mengapresiasi keberaniannya dalam mempertahankan prinsip, namun tak sedikit pula yang menganggapnya kuno atau tidak mengerti adat.

Namun, Rusma tetap pada pendiriannya. Baginya, menjadi seorang pemimpin bukan hanya tentang popularitas, melainkan tentang bagaimana ia bisa memberikan contoh yang baik bagi masyarakat.

Rusma Yul Anwar ingin memberi bukti bahwa menjadi seorang pemimpin tidak harus selalu identik dengan tindakan-tindakan yang bersifat seremonial.

“Terkadang, tindakan kecil yang konsisten, seperti memegang teguh prinsip dan nilai-nilai, justru jauh lebih bermakna,” tambah Rusma Yul Anwar.

IB

Bagikan:

Iklan