Categories: Opini

Pejabat dan Mental Check Up

Oleh: Pribakti B

 

Mental check up yang dimaksudkan disini ialah pemeriksaan diri secara periodik mengenai kesehatan rohani kita. Dari waktu ke waktu kita perlu mendapatkan gambaran apakah kita menjadi lebih sombong, lebih pemarah, lebih mudah tersinggung, lekas iri hati dan sebagainya dari waktu-waktu sebelumnya.  Ini perlu kita lakukan walau tak disukai. Karena gangguan kejiwaan datangnya kedalam diri kita selalu bersifat berangsur-angsur. Rasanya tidak ada gangguan jiwa yang datang secara mendadak.

 

Dapat anda bayangkan bagaimana tidak nyamannya kalau kita bekerja  dibawah  seorang bos yang segar bugar jasmaninya tapi penuh frustasi dan kecenderungan neurotik dalam kehidupan rohaninya. Tentang hal ini mengingatkan saya pada seorang pejabat senior yang pernah menceritakan pengalamannya. Kepada saya, dia mengingatkan bahwa buat pejabat, mental check up itu perlu dan hukumnya wajib.

 

Selama ini dia merasa mempunyai kehidupan rohani yang sehat. Dia tahu kelebihan serta kekurangan yang ada pada dirinya. Dan semua itu dia terima segala sifat serta nasib yang ada pada dirinya secara ikhlas. Buktinya sehari-hari meskipun dia notabene seorang pejabat, dia selalu berusaha untuk hidup biasa – biasa saja. Dia berusaha untuk tidak menyalahgunakan kedudukan untuk menggendutkan perut dan rekeningnya. Dia bekerja keras untuk terhindar dari yang namanya “penyakit pejabat”.

 

Pada suatu ketika pejabat ini mendapat kesempatan pergi keluar negeri. Karena yang mensponsori perjalanan ini adalah badan ilmiah asing yang bersifat swasta , maka segala fasilitas perjalanan disesuaikan dengan ketentuan bukan suatu perjalanan dinas untuk seorang pejabat. Tiket pesawatnya hanya untuk kelas ekonomi, di tempat kedatangan tidak ada yang menjemputnya, perjalanan lokalpun disana harus dilakukan dengan kendaraan umum . Maka berceriteralah pejabat ini bagaimana saat itu sakit hatinya dalam menjalani semua ketentuan ini. Dia yang sudah sangat senior dan tinggi kedudukannya masih harus berdesak-desakan di kelas ekonomi, sedangkan dilihatnya banyak orang muda yang duduk di business class.

 

Di kota-kota yang dikunjunginya dia harus bermalam di hotel yang sederhana sedangkan banyak orang Indonesia lainnya yang lebih muda dari dirinya bermalam di hotel yang lebih mewah. Dia benar-benar sakit hati. Setelah beberapa hari dia bergelut dengan perasaan yang serba negatif ini, dia sekonyong-konyong menjadi sadar bahwa segala kejengkelan ini merupakan pertanda kehidupan batinnya yang tidak cukup sehat. Dia sebenarnya telah menderita penyakit batin yang ditakutinya selama ini yaitu penyakit pejabat. Dia yang selama ini mengira, dirinya terbebas dari penyakit yang berbahaya ini, ternyata telah mengidapnya juga .

 

Penyakit ini rupanya selama ini telah masuk kedalam dirinya secara diam-diam, sedikit demi sedikit. Dan pada saat kesadaran ini timbul , pada saat itu pula dia dapat menolak segera rasa jengkel yang akan muncul dalam dirinya. Dia pun dapat berdesak-desakan di bus dengan hati yang lapang. Dia pulang ke Indonesia dalam pesawat kelas ekonomi dengan rasa lapang pula. Dia merasa bersyukur, bahwa masih dapat mengadakan perjalanan ilmiah tanpa harus mengeluarkan uang dari kocek sendiri, yang memang tidak dipunyainya.

 

Cerita pejabat ini melukiskan secara nyata bahwa mental check up merupakan suatu kebiasaan yang baik  . Kalau medical check up memerlukan biaya , maka mental check up dapat dilakukan tanpa biaya. Caranya ialah dengan kita berintropeksi secara jujur, melihat kedalam diri sendiri secara berterus terang, tidak bersembunyi-sembunyi.

 

Ini memang memerlukan keberanian, tetapi bagaimanapun juga hal ini dapat kita pelajari. Kita dapat belajar untuk bersikap jujur terhadap diri sendiri. Kita dapat belajar untuk mengenal diri sendiri. Kita dapat belajar untuk mengkritik diri sendiri. Setiap kita menjumpai pengalaman yang tidak enak, mestinya kita bertanya pada diri sendiri ; mengapa saya merasa tidak enak? Lalu, jawablah pertanyaan itu secara jujur dan tuntas. Dalam ilmu psikologi tindakan macam ini merupakan bagian dari proses self analysis, sebuah proses pemahaman diri sendiri. Pertanyaannya, apakah pejabat kita mau secara rutin melakukan mental check up? Wallahualam.

infobanua

Recent Posts

Bupati HST Buka Kegiatan Asistensi Prosedur Mutasi ASN dan Penggunaan Aplikasi I-MUT

JAKARTA, infobanua.co.id – Bupati Hulu Sungai Tengah (HST), Samsul Rizal (Bang Rizal), resmi membuka kegiatan…

5 jam ago

DPRD Banjarbaru Soroti Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur

Banjarbaru, infobanua.co.id – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarbaru menyampaikan 11 rekomendasi penting kepada…

5 jam ago

Pemkab Banjar Bahas Penyusunan RKPD 2026 dan Perubahan RKPD 2025 dalam Rapat Strategis

MARTAPURA, infobanua.co.id – Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Banjar menggelar rapat koordinasi…

6 jam ago

DPRD Banjarbaru Sampaikan 11 Rekomendasi LKPJ Wali Kota Tahun 2024

Banjarbaru, infobanua.co.id – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarbaru menggelar Rapat Paripurna dengan agenda…

6 jam ago

Hadapi Volatilitas Pasar, BRI Finance Perkuat Strategi Captive Market

Jakarta, 11 April 2025 – Ketidakpastian ekonomi global akibat perang dagang, inflasi tinggi, dan tekanan…

7 jam ago

Dansat Brimob Berangkatkan Pejuang Spesialis: Langkah Pagi Menuju Tugas yang Lebih Tinggi

MEDAN, infobanua.co.id - Jumat (11/4/2025) menjadi momen penting bagi Satuan Brimob Polda Sumatera Utara. Di…

7 jam ago