BANJARMASIN,– Hasil debat perdana Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Rabu (23/10/2024) malam di Ballroom Rattan Inn Banjarmasin, harus mengakui keunggulan dan kekompakan Muhidin Hasnur.
Debat perdana Paslon Gubernur Kalsel nomor urut 1 Muhidin-Hasnuryadi, dan nomor urut 2 Raudatul Jannah-Akhmad Rozanie Himawan lebih hidup ketika menyentil soal penanganan penurunan stunting, Kamis (24/10/2024).
Pertanyaan Calon Gubernur Kalsel nomor urut 2 Acil Odah kepada Calon Gubernur Kalsel Muhidin tentang stunting dijawab lugas oleh Muhidin dan justru berbalik menjadi kritik terhadap Acil Odah yang saat itu masih menjadi Ketua Tim Penggerak PKK Kalsel.
“Apa saja yang Bapak lakukan dan sejauh mana hasilnya terhadap permasalahan stunting di Kalimantan Selatan,” tanya Acil Odah kepada Muhidin.
Pertanyaan yang dilontarkan Acil Odah itu dijawab dengan santai oleh Muhidin yang didampingi Calon Wakil Gubernur Kalsel Hasnuryadi Sulaiman. Menurut Muhidin, meski ia sebagai Wakil Gubernur Kalsel dan diberi kewenangan oleh Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor untuk penanganan percepatan penurunan stunting di Kalsel, namun tidak ada anggaran atau dana untuk tindak lanjut di lapangan. Bahkan menurut Muhidin ia tidak banyak dilibatkan, tetapi yang dilibatkan Ketua Tim Penggerak PKK, yakni Acil Odah yang kini menjadi Calon Gubernur Kalsel.
“Kami diberikan wewenang untuk sosialisasi dan dananya tidak ada. Seharusnya ada dana dan gubernur yang menganggarkan, tapi selama ini kita tidak ada diberikan kesempatan turun ke lapangan,” jelas Muhidin. Selanjutnya beber Muhidin, yang turun ke lapangan adalah Ibu Ketua Tim Penggerak PKK Kalsel (Hj Raudhatul Jannah atau Acil Odah) tanpa mengajak dirinya sebagai Wakil Gubernur ( Ketua penanganan percepatan penurunan stunting di Kalsel).
Namun, Muhidin menyayangkan dirinya tidak dilibatkan secara langsung dalam penanganan stunting di Kalsel.
Ketua Relawan Kalsel Bersatu Madani Akbar menyampaikan sangat menyayangkan jawaban Acil Odah sebagai Tim Penggerak PKK Kalsel.
Madani mengungkapkan, khawatir kalau Acil Odah terpilih sebagai Gubernur, justru tidak mau berkodinasi dalam persoalan masyarakat, soal stunting aja tidak berkordinasi dengan Ketua penanganan percepatan penurunan stunting di Kalsel.
“atau jangan-jangan tidak mengerti kordinasi kepada Ketua penanganan percepatan penurunan stunting di Kalsel, atau hanya mementingkan diri sendiri saja mungkin,” ucap Madani Akbar.
“Ini menunjukkan bahwa Acil Odah tidak punya kompetensi dan kurang bisa melakukang kordinasi dalam kepeminpinan,” terang Madani, Jum’at (25/10/2024)
WSBP kembali menunjukkan kinerja luar biasa dengan menerima penghargaan Indonesia Best Corporate Secretary Awards 2024…
Kuliah adalah salah satu fase penting dalam kehidupan seorang mahasiswa. Di masa ini, penampilan menjadi…
Karawang, infobanua.co.id - Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) dari Kementerian Sosial…
Bitcoin adalah salah satu cryptocurrency paling populer di dunia, dan semakin banyak orang di Indonesia…
Para penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, dan Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, memberikan…
Banjarmasin, infobanua.co.id – Pentingnya kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman pengelola media dan jurnalis tentang hak…