H. Ladullah: Debat Calon Bupati Nunukan Menunjukkan Visi Jelas Pasangan BAHAGIA

Nunukan, infobanua.co.id – Ketua Umum Tim Pemenangan H. Basri-H. Hanafiah (BAHAGIA), H. Ladullah, memberikan analisis mengenai debat yang berlangsung di Studio Metro TV kemarin. Menurut H. Ladullah, debat tersebut berjalan lancar dan sukses. Banyak pertanyaan yang diajukan, dan H. Basri berhasil memberikan jawaban yang lebih memadai dibandingkan dengan calon lainnya.

H. Ladullah menekankan bahwa ke depan, tim BAHAGIA memiliki komitmen untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), memperbaiki Sumber Daya Manusia (SDM), dan menyelesaikan masalah-masalah yang belum maksimal diselesaikan oleh Bupati dua periode sebelumnya. Salah satu isu yang sempat menjadi sorotan adalah masalah pertanahan. Pasangan BAHAGIA berencana mengundang perusahaan dan tokoh adat untuk menyelesaikan masalah pertanahan ini, dengan pendekatan yang cepat dan tepat, tanpa menunggu waktu yang terlalu lama.

Mengenai wilayah perbatasan, H. Ladullah menyatakan bahwa H. Basri berkomitmen untuk memperhatikan daerah perbatasan dengan serius, salah satunya dengan membangun sekolah unggulan di sana. Hal ini bertujuan untuk meratakan perkembangan pendidikan di perbatasan dengan kota-kota lain.

H. Ladullah juga menyentuh masalah perekonomian, khususnya terkait dengan harga rumput laut. Ia mengungkapkan bahwa selama ini pemerintah belum hadir secara maksimal dalam mendukung sektor ini. “Pemerintah harus hadir dan memperhatikan perkembangan di lapangan, terutama dalam sektor rumput laut, yang selama ini dikelola oleh masyarakat tanpa banyak bantuan,” ujar H. Ladullah.

Ke depan, H. Ladullah mengusulkan agar Pemerintah Kabupaten Nunukan bekerja sama dengan investor luar daerah untuk membangun pabrik pengolahan rumput laut, sehingga produk ini bisa dipasarkan dalam bentuk setengah jadi, memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.

H. Ladullah juga memberikan perhatian khusus terhadap sektor kesehatan, khususnya Rumah Sakit di Nunukan. Ia menegaskan bahwa untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, sumber daya manusia (SDM) di Rumah Sakit harus ditempatkan sesuai dengan kompetensinya. “Misalnya, Direktur Rumah Sakit harusnya seorang dokter, bukan hanya seorang sarjana kesehatan masyarakat (S.K.M), karena jabatan tersebut membutuhkan pemahaman medis yang mendalam,” kata H. Ladullah.

Lebih lanjut, H. Ladullah menambahkan bahwa jika pasangan BAHAGIA diberikan amanah, mereka berencana untuk menyekolahkan dokter-dokter di Nunukan agar memiliki keahlian yang lebih tinggi. Hal ini termasuk memberikan kesempatan bagi dokter untuk mengembangkan ilmu mereka, bukan malah ditekan atau dipaksa bekerja tanpa dukungan yang cukup.

H. Ladullah juga mengungkapkan kekhawatirannya terkait mobilitas tenaga medis, khususnya dokter yang berasal dari luar daerah. “Banyak dokter yang datang ke Nunukan, namun setelah beberapa tahun mereka pindah karena alasan pribadi, seperti ikut suami atau keluarga yang sakit,” jelasnya. Menurut H. Ladullah, masalah ini bisa diselesaikan dengan meningkatkan insentif bagi dokter di Nunukan, sehingga mereka merasa dihargai dan tidak tergoda untuk pindah ke daerah lain dengan tawaran yang lebih menarik.

Selain itu, H. Ladullah juga menyinggung masalah kelapa sawit yang sering memicu konflik antara perusahaan dan masyarakat adat. “Pemerintah harus berdiri di tengah-tengah untuk menyelesaikan masalah ini,” katanya. Ia menambahkan bahwa banyak perusahaan yang mendapatkan izin dari negara, namun tidak patuh pada kewajiban mereka, seperti pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR). H. Ladullah menegaskan bahwa penyelesaian konflik tanah antara perusahaan dan masyarakat adat seharusnya tidak sulit, asalkan ada kemauan dari pemerintah untuk memfasilitasi dialog antara kedua pihak.

Mengenai seleksi pejabat, H. Ladullah mengungkapkan bahwa meskipun uji kompetensi sangat penting, sejatinya pejabat juga harus diberikan kesempatan sesuai dengan keahlian yang dimiliki. “Saat ini, banyak pejabat yang menduduki posisi tinggi, namun tidak sesuai dengan bidangnya. Ini terjadi karena mereka tidak mendapat kesempatan yang adil,” ujarnya. H. Ladullah menilai bahwa dalam banyak kasus, pejabat yang tidak mendukung pemerintah akan ditutup kesempatan untuk berkembang, sementara keluarga pejabat lainnya cenderung mendapatkan posisi strategis meskipun tidak selalu yang paling layak.

Di akhir wawancara, H. Ladullah menyampaikan himbauan kepada seluruh tim pemenangan BAHAGIA. Ia meminta agar relawan dan seluruh tim pemenangan tetap bersemangat dan waspada, karena berbagai macam strategi bisa digunakan oleh lawan politik mereka. “Waktu kita semakin singkat, jadi mari kita fokus dan bekerja keras untuk memenangkan pasangan BAHAGIA. Kami yakin, dengan terpilihnya pasangan BAHAGIA, kami bisa memperbaiki pelayanan kepada masyarakat, mengatasi masalah yang selama ini dibiarkan, dan membawa perubahan nyata untuk Kabupaten Nunukan,” tutup H. Ladullah.

( H Ladullah ketua Tim sukses pasangan BAHAGIA )H.Ladullah.SH