infobanua.co.id
Beranda Barito Kuala Desa Pulau Sewangi Jadi Daya Tarik dengan Kerajinan Perahu Klotok dan UMKM Khas Batola

Desa Pulau Sewangi Jadi Daya Tarik dengan Kerajinan Perahu Klotok dan UMKM Khas Batola

MARABAHAN, infobanua.co.id – Desa Pulau Sewangi, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan (Kalsel), terkenal dengan kerajinan pembuatan perahu klotok tradisional dan berbagai produk UMKM lokal yang khas. Keunikan ini menarik perhatian Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi dalam kunjungan kerjanya pada Kamis (5/12/2024).

Selain perahu klotok, Desa Pulau Sewangi juga dikenal dengan produk UMKM seperti kue cincin, tanggui, cucur, kokoleh, serta kain sasirangan yang menjadi daya tarik wisatawan dan pengunjung. Setelah acara seremonial bersama pejabat Provinsi Kalsel, Batola, dan SKPD, Menteri Arifatul Choiri Fauzi berkesempatan melihat langsung proses pembuatan perahu serta UMKM tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Arifatul menyampaikan pentingnya melestarikan kerajinan lokal dan produk tradisional seperti kue tanggui yang dibuat dengan tangan terampil masyarakat setempat. “Saya bangga bisa membuat kue tanggui di sini. Hal ini menunjukkan keunikan dan kearifan lokal yang perlu dijaga. Kita harus bangga menjadi warga Desa Pulau Sewangi,” ujarnya.

Menteri juga menekankan bahwa budaya lokal seperti pembuatan perahu klotok harus dilestarikan dan diteruskan kepada generasi mendatang. “Ini adalah budaya yang luar biasa. Generasi muda harus terlibat aktif dalam proses ini, sebagai kontribusi mereka untuk pembangunan Indonesia Emas 2045,” tambahnya.

Sabran (40), seorang pengrajin perahu di Desa Pulau Sewangi, mengungkapkan bahwa pembuatan badan kapal bisa memakan waktu hingga satu bulan bagi satu orang pekerja. Sabran, yang telah menekuni kerajinan ini selama hampir 30 tahun, mengaku belajar dari orang tuanya. Ia mengatakan, pemesan perahu klotok biasanya datang dari berbagai wilayah di Kalimantan Selatan.

Namun, Sabran juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap kelangsungan kerajinan ini ke depan, mengingat banyak remaja yang kurang tertarik untuk belajar dan melanjutkan tradisi pembuatan perahu klotok. “Kami khawatir jika tidak ada generasi muda yang melanjutkan, kerajinan ini bisa punah,” ujar Sabran dengan penuh harapan agar generasi penerus lebih melestarikan keterampilan tradisional tersebut.

Kunjungan Menteri PPPA ini juga menjadi momentum penting dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan kearifan lokal dan budaya tradisional di tengah perkembangan zaman.

Nang/IB

Bagikan:

Iklan