infobanua.co.id
Beranda Nunukan Penanggulangan Bencana di Nunukan: Fokus pada Mitigasi, Pemindahan Warga, dan Kesiapsiagaan

Penanggulangan Bencana di Nunukan: Fokus pada Mitigasi, Pemindahan Warga, dan Kesiapsiagaan

Arief Budiman.S.Pt.M.Si Kepala Badan Penangulangan bencana Daerah Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara

NUNUKAN, infobanua.co.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan, yang dipimpin oleh Arief Budiman S.Pt., M.Si., mengungkapkan upaya penanggulangan bencana yang mencakup tiga fase utama: pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana. Dalam hal ini, BPBD Nunukan berfokus pada mitigasi bencana dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat.

Menurut Arief, salah satu langkah penting dalam penanggulangan bencana adalah sosialisasi kepada masyarakat mengenai upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya bencana. Selain itu, BPBD juga telah membentuk beberapa desa tangguh bencana yang diharapkan dapat siaga menghadapi bencana di wilayah masing-masing. Di masa depan, BPBD berencana memperluas konsep ini dengan membentuk kecamatan tangguh bencana, dengan fokus pada beberapa kecamatan seperti Sebuku, Sembakung, Lumbis, dan Krayan pada tahun 2025.

Terkait dengan penanganan darurat bencana, Arief mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, daerah Krayan menjadi salah satu wilayah yang terdampak bencana, seperti banjir dan longsor pada bulan Agustus. BPBD telah menetapkan status tanggap darurat di sana. Namun, penanganan kerusakan infrastruktur, seperti jalan dan jembatan yang rusak, diserahkan kepada OPD terkait. Jalan provinsi ditangani oleh provinsi, sementara jalan kabupaten oleh Dinas PU Kabupaten. Untuk kerusakan sawah, Dinas Pertanian akan melakukan perbaikan pada tahun 2025.

Di Sembakung, yang biasanya dilanda banjir hingga enam kali dalam setahun, tahun ini banjir tidak berdampak besar dan tidak mengakibatkan pengungsian. Namun, BPBD telah mengusulkan pemindahan dua RT, yaitu RT 6 dan 7, yang berjumlah sekitar 230 KK, ke lokasi yang lebih aman dari banjir. Proses ini sedang berjalan, dengan penyiapan lahan dan rencana anggaran dari pemerintah pusat untuk pembangunan rumah baru. Diharapkan pemindahan ini dapat dilaksanakan pada tahun depan agar warga tidak lagi terpapar risiko banjir.

Arief menambahkan bahwa anggaran penanggulangan bencana untuk tahun 2024 sebagian besar belum terserap, namun diperkirakan akan selesai pada bulan Januari 2025. Untuk tahun 2025, anggaran yang telah disahkan mencapai lebih dari 10 miliar rupiah, yang akan digunakan untuk pembelian peralatan pengamanan bencana serta penguatan kelembagaan, termasuk pembentukan pos-pos kecamatan tangguh bencana di daerah-daerah rawan bencana.

BPBD juga mengimbau agar masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, khususnya di Sembakung, untuk lebih waspada terhadap potensi longsor dan banjir. Arief menyarankan agar warga yang membangun rumah di sekitar sungai menjauhkan bangunan mereka minimal 15 meter dari tepi sungai untuk mengurangi risiko bencana. Himbauan serupa juga berlaku untuk daerah lain yang memiliki potensi bencana serupa.

“Untuk masyarakat di Sembakung dan daerah lain yang berada di sepanjang sungai, kami berharap agar membangun rumah sedikit lebih jauh dari tepi sungai, karena selain banjir, potensi longsor juga mengancam,” ujar Arief Budiman.

Pemerintah Kabupaten Nunukan terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan bencana dan memperkuat infrastruktur untuk menghadapi bencana di masa depan, dengan melibatkan masyarakat dalam setiap tahap penanggulangan bencana.

Yuspal/IB

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Bagikan:

Iklan