infobanua.co.id
Beranda Opini Politik dan Sepak Bola

Politik dan Sepak Bola

Oleh: Pribakti B

 

 

Bagi masyarakat yang telah beradab, permainan politik dan sepak bola sesungguhnya memiliki beberapa kesamaan yang fundamental. Mengutip teori Thomas Hobbes tentang naluri manusia disebutkan manusia untuk berkuasa dan menang atas yang lain merupakan motor penggerak ketika seseorang bertanding. Dan ini ada dalam pertandingan sepak bola untuk kemenangan kesebelasan maupun dalam pertarungan politik untuk memperebutkan kekuasaan .

 

Hanya saja , naluri primitif yang agresif dan destruktif manusia dalam masyarakat yang beradab akan memperoleh rasionalisasi sehingga berubah menjadi sebuah festival yang mencakup berbagai dimensi. Seperti unjuk kecerdasan berupa taktik dan tipu muslihat baik dalam menyerang maupun bertahan, keindahan dan kecepatan gerak, ekspose desain kostum, mobilisasi suporter, bisnis, bahkan ungkapan emosi nasionalisme. Dalam pertandingan sepak bola, target akhirnya adalah membobol gawang dengan wibawa, dengan menghujamkan gol. Maka meski tiap pertandingan memunculkan kalah dan menang, masing-masing diharapkan bersikap ksatria dan sportif karena pertarungan berlangsung terbuka , aturan jelas , ada wasit yang adil dan berwibawa, dan mata publik ikut mengawasi. Siapa pun baik pemain ataupun wasit yang curang berarti membunuh kariernya sendiri dan akan dikutuk publik.

 

Beda dalam pertarungan politik. Seperti yang tersurat dan tersirat, kata “politik” yang berasal dari bahasa Yunani mempunyai makna yang berkaitan dengan serta keteraturan, keindahan dan kesopanan bagi sebuah warga kota.  Dengan demikian tugas politisi, adalah menjaga keteraturan dan keindahan kota sehingga perilaku politisi harusnya selalu santun. Begitu mulianya ilmu dan misi politik, sehingga seorang filsuf ternama Aristoteles menyebutnya sebagai seni tertinggi untuk mewujudkan kebaikan bersama bagi sebuah negara. Lalu mengapa politik merupakan ilmu paling mulia dan menempati kedudukan tertinggi? Karena semua cabang ilmu yang lain dibawah kendali dan akan melayani implementasi ilmu politik guna menciptakan kehidupan sosial yang nyaman dan baik.

 

Pertanyaannya, mengapa  aktivitas politik itu menarik? Jika pertanyaan ini diajukan kepada Thomas Hobbes, jawabnya adalah untuk memperoleh kekuasaan, kemegahan diri dan kesenangan hidup. Bagi para pejuang ideologi dan keagamaan, jabatan dan kekuasaan politik dikejar-kejar untuk menegakkan hukum Tuhan di muka bumi (menurut pemahaman mereka). Sementara bagi sekelompok orang mungkin saja untuk mencari uang atau  melindungi bisnisnya.

 

Jadi tidak perlu heran , bila kekuasaan politik dari zaman ke zaman selalu menjadi obyek yang diperebutkan. Karena dengan politik, cita-cita sosial dan naluri untuk menikmati kekuasaan akan lebih mudah terwujud.

 

Ke depan, dalam putaran final setiap permainan mestinya ada dua macam piala atau hadiah, bagi pemenang pertama dan kedua, karena pihak yang kalah pun sesungguhnya telah ikut mengantarkan dan berjasa bagi tampilnya sang pemenang. Bahkan, seorang pemain favorit tidak selalu berada dalam tim yang menang karena kualitas dan keindahan sebuah permainan politik ataupun sepak bola tidak selalu diukur oleh skornya, namun oleh kecerdasan, keindahan dan kesantunan penampilannya secara individu.

 

Pertanyaan akhirnya adalah bagaimana kualitas permainan politik dan sepak bola di Indonesia? Rasanya kita sepakat, sejak dari sikap pemain, penonton dan wasit, kualitas sepak bola kita masih sangat jauh dari standar masyarakat bola yang lebih profesional dan berkeberadaban. Dan analog dengan sepak bola adalah perilaku para politisi kita. Keindahan, kesantunan, kecerdasan, dan sportivitasi dalam permainan politik kita masih sangat mengecewakan, untuk tidak mengatakan menyebalkan.

 

Lebih menyebalkan dan bahkan menyedihkan lagi, bila mereka dalam memenangkan pertarungan politik dengan cara mengeksploitasi simbol, emosi dan figur keagamaan , dengan maksud mengelabui rakyat. Kalau mereka menang, yang pasti menang adalah kelompoknya. Namun, bila semua babak belur, yang terkena getahnya adalah rakyat . Politisi bikin rakyat  sengsara. Cape deh.

Bagikan:

Iklan