Shin Tae Yong Out, Salah Siapa?
Oleh: Abdul Jamil Al Rasyid Lahir di Padang Pariaman
Awal tahun ini, Indonesia digemparkan dengan pemecatan pelatih timnas Indonesia yang sangat dicintai oleh publik sepakbola tanah air yaitu Shin Tae Yong. Pelatih asal Korea Selatan tersebut sudah 5 tahun berada di Indonesia. Berawal dari PSSI Iwan Bule, STY singkatan dari Shin Tae Yong direkrut pada akhir Desember 2019. Pada saat itu kepemimpinan PSSI belum dipegang oleh Erick Thohir. Karena sebelumnya timnas Indonesia dilatih oleh Simon Mcmenemy, di tangan coach Simon Indonesia hancur-hancuran dalam mengarungi kualifikasi piala dunia 2022. Hal ini yang membuat PSSI kala itu menunjuk pelatih asal Korea Selatan yang sudah pernah melatih di Piala Dunia.
Kenapa STY kala itu? menurut penulis dengan CV STY kala itu, tentu PSSI tertarik dengan konsep STY yang memiliki gaya kepelatihan keras, disiplin, tidak boleh makan sembarangan bahkan tidak segan-segan mencoret pemain yang tidak mampu untuk bekerja sama dengan dia. Kegagalan yang diakibatkan oleh coach Simon sebelumnya membuat STY berani bermanuver kala itu melatih timnas dengan gaya yang keras. Gaya kepelatihan seperti ini tentu membuat pemain Indonesia terkejut. Tidak jarang kala itu kita melihat pemain timnas tidak sanggup dilatih di era STY. Tujuan awal STY adalah untuk merubah kebiasaan pemain Indonesia.
Seiring berjalan waktu, saat dunia dilanda COVID-19, STY hanya melakukan pemusatan latihan saja di Indonesia. Karena terbatasnya kegiatan kala itu membuat STY bolak-balik Indonesia-Korea Selatan. Warisan yang ditinggalkan oleh coach Simon saat kualifikasi piala dunia 2022 dilanjutkan oleh STY. Inilah prestasi Shin Tae Yong di timnas Indonesia:
1. Runner Up Piala AFF 2020
2. Perunggu SEA Games 2021
3. Runner Up Piala AFF U-23 2023
4. Lolos Piala Asia U-20 2023
5. Lolos Piala Asia 2023
6. 16 Besar Piala Asia 2023
7. Lolos Piala Asia U-23 2024
8. Peringkat keempat Piala Asia U-23 2024.
9. Lolos putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026
10. Lolos Piala Asia 2027
11. Mengerek peringkat Timnas Indonesia dari peringkat 173 ke 129 di daftar ranking FIFA.
Dari banyak prestasi tersebut, akhirnya STY resmi dipecat dari kursi kepelatihan Timnas Indonesia pada tanggal 6 Januari 2025. Hal ini yang bikin gempar publik tanah air. Penulis membaca komentar netizen di media sosial banyak pihak yang mengkritik PSSI. Perdebatan terjadi di mana-mana bahkan salah seorang netizen penulis lihat mengatakan tanggal 6 Januari 2025 adalah hari patah hati nasional. Dukungan publik Indonesia kepada STY sangat terasa, karena di akun media sosial STY sendiri dibanjiri kolom komentar yang banyak. Postingan terakhir STY sebanyak 241 ribu komentar.
Salah siapa dia dipecat? Pertanyaan ini yang menimbulkan polemik di tengah pemecatan STY. Dengan prestasi seperti ini, tentu publik banyak yang geram dengan keputusan PSSI era Erick Thohir ini. Penulis mengamati konferensi pers PSSI dj tanggal 6 Januari tersebut, ada satu masalah besar yang tidak bisa diinformasikan ke publik. Banyak pihak yang menerka bahwa STY tidak disukai oleh beberapa pemain Diaspora dari Belanda untuk melatih dengan strategi bertahan. Tetapi itu semua hanya asumsi, karena yang tahu hanya PSSI hingga saat ini.
Banyak spekulasi yang muncul di kalangan publik, ada juga senang STY dipecat dengan mengganti pelatih dengan pendekatan menyerang. Beberapa pundit juga mengatakan STY hoki, beberapa pundit juga menyayangkan keputusan PSSI terlalu gegabah. Perdebatan yang muncul hingga saat ini tentu adalah hal yang rumit, masih hangatnya isu Makan siang gratis tetapi mendadak Indonesia digemparkan dengan isu pemecatan STY. Satu hal yang menjadi pertanyaan banyak orang, apakah dengan mengganti pelatih Indonesia bisa lolos Pala Dunia? Jawabannya kita lihat Juni nanti.
Menurut penulis, dengan mengganti STY ibarat buah simalakama buat PSSI karena apabila target Piala Dunia tidak tercapai, membuat publik pasti geram. Akan tetapi apabila target tersebut tercapai akan membuat nama STY akan baik-baik saja. Karena STY meninggalkan timnas bukan saat timnas itu terpuruk melainkan di saat timnas sudah mengantongi 6 poin di round 3 kualifikasi piala Dunia 2026 dan berada di peringkat 3. Karir kepelatihan STY dan juga STY akan tetap dikenang sebagai pahlawan sepakbola Indonesia. Transformasi sepakbola Indonesia semenjak era STY sangat berkembang pesat bahkan disegani di Asia.
Terima kasih cocah Shin Tae Yong sudah menjadi bagian sejarah sepakbola negeri ini. Tidak ada yang salah dari pemecatan STY ini, menurut penulis, yang salah akan terbukti di Juni nanti. Itu saja harapan penulis terhadap timnas agar bisa lolos ke Piala Dunia 2026. Semoga sepakbola Indonesia lebih baik kedepannya, sekarang kita tidak boleh meratapi masa lalu karena kita bermimpi untuk main di Piala Dunia. Terima kasih Coach Shin.
Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas