Pengelola Makanan Bergizi Gratis di Nunukan Selatan Berjanji Perbaiki Kualitas Pasca-Kejadian Diare

Nunukan Selatan, infobanua.co.id – Di tengah upaya pemerintah Kabupaten Nunukan untuk mendukung pendidikan dengan memberikan makanan bergizi gratis kepada ribuan siswa, sebuah insiden baru-baru ini mengejutkan masyarakat. Sejumlah siswa di Kecamatan Nunukan Selatan dilaporkan mengalami diare setelah mengonsumsi makanan yang disediakan dalam program ini. Insiden tersebut menjadi pelajaran berharga bagi Aji Senjaya, pengelola makanan bergizi gratis (MBG), yang bertanggung jawab langsung dalam pengelolaan dapur untuk program tersebut.
Program makanan bergizi gratis yang bertujuan untuk memastikan anak-anak dari tingkat TK hingga SMA mendapat asupan gizi yang cukup memang sudah dimulai sejak awal Januari 2025. Namun, kejadian yang mengarah pada dugaan diare yang dialami beberapa siswa membuat Aji dan timnya harus melakukan evaluasi menyeluruh.
“Kami mengakui bahwa ini adalah kecolongan. Ketika kejadian itu terjadi, kami sudah terlambat untuk melakukan uji sampel pada makanan yang telah disajikan. Namun, kami akan menjadikannya sebagai pembelajaran dan evaluasi. Kami akan lebih ketat dalam proses produksi makanan ke depan,” ungkap Aji Senjaya dalam wawancara eksklusif.
Aji menjelaskan bahwa penyebab dari kejadian tersebut bisa jadi akibat kekurangan bahan baku yang mengharuskan mereka membeli bahan dari lapak-lapak terdekat tanpa seleksi yang ketat. Hal ini, menurutnya, menjadi titik lemah yang tidak boleh terulang lagi.
Sebagai pengelola, Aji berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pengelolaan makanan bergizi gratis dengan memperbaiki SOP (Standar Operasional Prosedur) yang ada. “Kami akan memastikan bahwa bahan baku yang digunakan lebih selektif, serta semua karyawan harus menjalankan SOP dengan lebih disiplin. Kami juga akan memperketat pengawasan di setiap tahapan produksi,” tambah Aji.

Selain itu, Aji juga menanggapi soal perizinan kesehatan. Meskipun program ini sudah dimulai, Aji mengakui bahwa mereka masih dalam tahap pendampingan oleh Dinas Kesehatan, yang memberikan anjuran-anjuran untuk memenuhi kriteria kesehatan yang berlaku. “Kami sedang dalam proses untuk mendapatkan sertifikasi kelayakan, yang memang tidak mudah karena harus melalui beberapa tahapan,” katanya.
Makanan bergizi gratis ini kini sudah menyasar 3.344 siswa di 18 sekolah di wilayah Nunukan Selatan, termasuk tambahan 2 PAUD. Setiap hari, siswa menerima satu kali makanan bergizi yang dirancang untuk memberikan nutrisi yang seimbang. Makanan ini disajikan dengan menu yang berganti setiap hari, disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku yang ada.
“Menu makanan tiap hari berbeda, dan kami sudah merancang menu untuk kedepannya. Setiap hari kami pastikan ada variasi agar anak-anak tetap menikmati makanan yang bergizi,” jelas Aji.
Program ini didanai dengan anggaran yang cukup besar, sekitar 9 miliar rupiah, yang dihitung berdasarkan jumlah siswa yang terlibat dan jenis sekolah. Pemerintah pusat melalui Badan Gizi Nasional (BGN) menyediakan anggaran untuk setiap porsi makanan yang disajikan, dengan pembagian biaya yang berbeda untuk setiap jenjang pendidikan. Menurut Aji, untuk siswa TK hingga kelas 3 SD, anggaran makan per siswa adalah maksimal 8.000 rupiah, sedangkan untuk siswa kelas 4 SD hingga SMA, anggaran naik menjadi maksimal 10.000 rupiah.
Meskipun insiden diare ini mencuat, banyak pihak yang tetap memberikan dukungan terhadap program ini. Salah satunya adalah Muh Marwan, seorang pemuda asal Nunukan Selatan yang dipercaya menjadi vendor untuk program ini. Muh Marwan mengungkapkan rasa syukurnya meskipun program yang baru berjalan seminggu tersebut sudah menghadapi tantangan.
“Alhamdulillah, meskipun ada berita kurang baik, saya tetap berkomitmen untuk memperbaiki dan meningkatkan pelayanan. Ini adalah ujian yang harus kami hadapi, dan ke depan kami akan terus belajar dan berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anak di Nunukan Selatan,” ujar Marwan yang juga mantan calon anggota legislatif dari Partai PKS.
Dalam perjalanannya, program ini mendapat pengawasan dari berbagai pihak, termasuk anggota DPRD Nunukan yang beberapa waktu lalu melakukan sidak ke dapur pengelolaan makanan. Aji Senjaya mengakui bahwa beberapa kritikan yang disampaikan oleh DPRD terkait dengan kualitas dapur dan tenaga kerja yang belum memenuhi standar menjadi perhatian serius.
“Kami sangat berterima kasih atas masukan dari anggota dewan. Kami berjanji untuk membenahi fasilitas dapur dan meningkatkan keterampilan karyawan, termasuk tukang masak yang dinilai belum memenuhi standar,” ujar Aji.
Kejadian ini mungkin menjadi pukulan pertama bagi pengelolaan makanan bergizi gratis di Kecamatan Nunukan Selatan, namun di balik itu, ada tekad yang kuat untuk terus memperbaiki kualitas dan menjadikan program ini lebih baik lagi. Dengan pengawasan yang lebih ketat dan evaluasi yang berkelanjutan, Aji Senjaya bersama timnya berharap program ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi para siswa.
“Ini adalah langkah kecil bagi kami untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anak. Kami ingin mereka tumbuh sehat dan cerdas, dan semoga makanan bergizi ini bisa mendukung tujuan tersebut,” tutup Aji Senjaya, dengan harapan bahwa program ini akan menjadi solusi nyata untuk menciptakan generasi penerus yang lebih baik di Nunukan Selatan.
Yuspal/IB
Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya
Join now