infobanua.co.id
Beranda Opini Partisipasi Pemilih Pilkada Serentak di Padang Pariaman Menurun, Salah Siapa?

Partisipasi Pemilih Pilkada Serentak di Padang Pariaman Menurun, Salah Siapa?

Oleh: Abdul Jamil Al Rasyid

Pillkada serentak telah usai, Kabupaten Padang Pariaman juga melaksanakan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat serta Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman. Pelaksanaan pemilihan di Kabupaten Padang Pariaman berjalan dengan aman, damai serta sukses tanpa ada sengketa yang dibawa ke mahkamah Konstitusi. Tetapi ada satu kejanggalan untuk tingkat partisipasi pemilih di Padang Pariaman yaitu partisipasi pemilih hanya berkisar di angka 49.2% berbeda dengan pilkada serentak tahun 2020 yang berkisar di angka 60℅. Upaya yang dilakukan oleh KPU Padang Pariaman untuk meningkatkan partisipasi pemilih sudah sangat baik dilakukan akan tetapi masalah menurunya partisipasi pemilih adalah masalah yang serius dihadapi di masa mendatang.

Menurut penulis ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi pemilih menurun di Kabupaten Padang Pariaman diantaranya:
1. Masyarakat sudah malas untuk datang ke TPS karena dalam rentang tahun 2024 ini sudah ada 3 kali pemilihan memilih wakil rakyat mulai dari pemilu tahun 2024 bulan Februari, PSU DPD RI di bulan Juli dan terakhir pillada serentak tahun 2024.

2. Pasangan calon pada saat pilkada serentak 2024 kemarin di Padang Pariaman hanya diikuti oleh dua pasangan calon. Kenapa hal ini berpengaruh menurut penulis, karena masyarakat Padang Pariaman yang masih menjunjung tinggi adat istiadat tentu akan melihat pemimpin yang ada di suatu daerah, misalnya masyarakat Padang Pariaman masih mendengarkan niniak mamak, alim ulama dan cadiak pandai dalam menentukan keputusan. Hal ini berpengaruh karena niniak mamak, alim ulama dan cadiak pandai di Padang Pariaman ini tidak diikutsertakan oleh pasangan calon untuk mensukseskan pilkada serentak kali ini karena jumlah pasangan calon juga berkurang.

3. Banyak pemilih di Padang Pariaman yang sedang berada di perantauan. Ini faktor yang sangat mempengaruhi tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Padang Pariaman karena masyarakat Padang Pariaman masih kental dengan tradisi kebiasaan merantau. Dari 200 DPT misalnya, sekitar 50 orang DPT berada di Perantauan untuk wilayah Padang Pariaman.

4. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh penyelenggara pilkada serentak 2024. Ini yang menjadi faktor kunci dan catatan bagi penyelenggara pemilu di masa depan. Karena sosialisasi pemilih sangat penting sebelum pelaksanaan pemilihan di TPS. Sosialisasi saat ini tidak hanya dilakukan langsung di lapangan, tetapi sosialisasi dalam bentuk media, baik itu media sosial, media online, koran dan lainnya. Kenapa sosialisasi di media sangat penting? Karena dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini, media adalah salah satu wadah yang bisa digunakan untuk partisipasi pemilih terutama pemilih muda, misalnya KPU Padang Pariaman maupun Badan Ad Hoc KPU Padang Pariaman membuat konten menarik di media sosial, berita yang bisa menarik simpati masyarakat dan branding terjun lansung ke lapangan dengan membagikan souvenir ke masyarakat. Hal ini yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu baik itu KPU maupun Bawaslu tingkat Kabupaten.
4 faktor diatas yang menurut penulis menjadi kunci kurangnya partisipasi pemilih pada tahapan pilkada serentak di Kabupaten Padang Pariaman saat ini. Salah siapa? Jawabannya adalah semua elemen yang terlibat dalam penyelenggaraan pilkada serentak kali ini baik itu penyelenggara pemilu(KPU dan Bawaslu) maupun kontestasi pemilu(pasangan calon, partai koalisi pendukung dan juga tim sukses dari pasangan calon). Semua elemen yang terlibat tentu bahu membahu melaksanakan sosialisasi di tingkat Nagari atau kecamatan guna masyarakat hadir di TPS pada saat pelaksanaan pemungutan suara. Tidak menyalahkan satu sama lain antara penyelenggara pemilu Vs pasangan calon.

Penulis melihat melalui tayangan youtube KPU Padang Pariaman, dengan pertanyaan saksi pasangan calon, dalam rapat pleno di KPU Padang Pariaman menanyakan kenapa partisipasi pemilih di Kabupaten Padang Pariaman rendah dengan menyalahkan sepihak KPU Padang Pariaman. Menurut hemat penulis partisipasi pemilih ini adalah tanggung jawab bersama tidak hanya penyelenggara pemilu(KPU dan Bawaslu) Tetapi tim sukses pasangan calon juga bertanggung jawab dengan tingkat sosialisasi pemilih. Kenapa demikian? Karena masyarakat sebelum melihat KPU/Bawaslu turun ke lapangan untuk mensosialisasikan pemilih tentu masyarakat biasanya akan melihat tim pasangan calon untuk membagikan sebuah bingkisan, sembako dan lain-lain. Mindset seperti ini yang masih tertanam oleh masyarakat Padang Pariaman. Berbeda halnya dengan KPU/Bawaslu ketika turun lansung ke lapangan, biasanya ada dana yang dialokasikan untuk masyarakat agar masyarakat mau memilih misalnya berupa merchandise, kalender, dan lainnya.

Penulis juga tidak bisa memungkiri bahwasanya penyelenggara pemilu juga belum maksimal dalam melakukan sosialisasi pemilih kepada masyarakat khususnya di kabupaten Padang Pariaman. Akan tetapi ada data-data yang bisa dijadikan bukti bahwasanya KPU/Bawaslu di kabupaten Padang Pariaman selalu melaksanakan sosialisasi, misalnya di tingkat Kecamatan dan Nagari wajib melaksanakan sosialisasi 2 kali dalam seminggu. Makanya Tim sukses yang sebenarnya perlu di evaluasi sebelum mengevaluasi kinerja KPU karena tidak bisa melihat bagaimana pola/kebiasaan masyarakat Padang Pariaman dalam memilih pemimpin karena pemilih masyarakat Padang Pariaman akan berbeda jauh dengan pemilih masyarakat yang ada di Kota Padang.

Untuk itu, partisipasi pemilih menurut di Kabupaten Padang Pariaman diakibatkan oleh seluruh elemen yang ikut berpartisipasi dalam pemilihan baik itu penyelenggara maupun tim Pasangan calon. Hal ini yang perlu di evaluasi oleh stakeholder yang ada di Padang Pariaman di masa mendatang. Strategi yang tepat untuk menarik simpati masyarakat untuk datang ke TPS adalah hal yang perlu dipikirkan. Di pelaksanaan pilakda selanjutnya hendaknya Kabupaten Padang Pariaman berada pada posisi dua teratas tingkat presentase partisipasi pemilih bukan dia terbawah.

Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas

Bagikan:

Iklan