Keindahan Alam Tanjung Alai: Petualangan Menyusuri Goa Kelelawar dan Goa Ngalau

Tanjung Alai, infobanua.co.id – Nagari Tanjung Alai, yang terletak di Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, menawarkan keindahan alam yang menakjubkan. Nama “Tanjung Alai” atau dalam bahasa Minangkabau disebut Tanjuang Ngolai, berasal dari kata ngalai yang berarti tempat bersantai, mencerminkan suasana tenang dan nyaman di kawasan ini. Destinasi wisata di Tanjung Alai dikenal dengan pesona alamnya yang menawan.
Salah satu objek wisata terkenal di Tanjung Alai adalah Panorama Tanjung Alai, yang menyuguhkan pemandangan perbukitan hijau serta Danau Singkarak yang memanjakan mata. Selain itu, ada juga Lereng Green View, tempat yang sangat cocok untuk berkemah bersama keluarga atau teman-teman sambil menikmati keindahan perbukitan dan danau. Namun, yang paling menarik perhatian para petualang adalah Goa Goa yang tersembunyi di Tanjung Alai, yang menjadi daya tarik utama bagi pengunjung yang mencari pengalaman eksplorasi alam.
Tanjung Alai memiliki tiga goa yang layak dikunjungi: Goa Ngalau, Goa Kelelawar, dan Goa ‘Tanpa Nama’. Ketiga goa ini menawarkan pengalaman eksplorasi yang menantang dan unik.
Pada Rabu, 29 Januari 2025, Mahasiswa KKN Tanjung Alai Unand 2025, bersama dengan POKDAWRIS Goa Ngalau dan beberapa warga setempat, melakukan penelusuran ke dua goa yang ada di Nagari Tanjung Alai, yaitu Goa Kelelawar dan Goa Ngalau. Perjalanan dimulai dengan menyusuri jalan setapak yang menghubungkan sawah-sawah hingga melewati sungai kecil yang jernih, memberikan pemandangan alam yang menawan sepanjang perjalanan. Setelah sekitar 20 menit berjalan, mereka tiba di Posko 1 Goa Ngalau untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan menuju mulut Goa Kelelawar.
Begitu sampai di Goa Kelelawar, para peserta langsung memasuki goa yang terkenal dengan bau khas kelelawar yang memenuhi udara. Namun, setelah memasuki dalam goa, mereka disuguhkan dengan pemandangan luar biasa, termasuk stalaktit dan stalakmit yang terhampar di dalam goa. Goa Kelelawar memiliki bentuk horizontal, sehingga cukup terang karena terdapat lubang kecil di ujung goa, memberikan penerangan alami yang membuatnya berbeda dari goa-goa lainnya yang lebih gelap.
Setelah puas mengeksplorasi Goa Kelelawar, mereka melanjutkan perjalanan ke Goa Ngalau, yang dikenal dengan tiga mulut goa yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Mulut goa pertama, di bagian paling bawah, dipenuhi sarang burung walet dan berbagai formasi batu unik. Formasi stalaktit dan stalakmit yang membentuk batu-batu tersebut memberikan pemandangan yang memukau, termasuk batu yang menyerupai bayi, talempong, dan pisang.
Mulut goa kedua, yang berada di tengah, memiliki ruang yang cukup luas, namun karena gelap, pengunjung membutuhkan penerangan tambahan seperti senter atau lampu. Meskipun cukup luas, ruangan ini tetap memunculkan rasa misteri yang menarik.
Sedangkan Goa ‘Tanpa Nama’ terletak di bagian atas dan belum sempat dikunjungi oleh tim KKN. Goa ini dikenal sangat ekstrem karena memiliki bentuk vertikal dan mengalirkan sungai bawah tanah yang jarang terlihat. Keberadaannya yang sulit diakses menjadikannya goa yang paling menantang untuk dijelajahi, dan hanya bisa diakses oleh profesional atau pendamping berpengalaman dari POKDARWIS Goa Ngalau.
Bagi pengunjung yang ingin mengeksplorasi Goa Kelelawar, Goa Ngalau, atau Goa ‘Tanpa Nama’, disarankan untuk didampingi oleh POKDARWIS Goa Ngalau. Pendampingan ini sangat membantu agar perjalanan lebih aman dan memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai goa-goa tersebut.
Rahmil Fauziah Al Mursidah, mahasiswa jurusan TPHP Universitas Andalas dan peserta KKN Tanjung Alai Unand 2025, berharap keindahan alam Tanjung Alai, khususnya goa-goa yang ada, dapat terus dilestarikan dan menjadi daya tarik wisata yang bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Penulis adalah Rahmil Fauziah Al Mursidah mahasiswa jurusan TPHP Universitas Andalas & mahasiswa KKN Tanjung Alai Unand 2025