Adakan Talk Show Peringati Sumpah Pemuda Kadispersip Kalsel Ajak Masyarakat Kalsel Lakukan Literasi Perangi Covid-19
BANJARMASIN, infobanua.co.id – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel menggelar talkshow bersama wakil ketua DPRD Prov. Kalsel dan Danrem 101 Antasari kolonel Inf Firmansyah yang Mengusung tema: “Pemuda dan Literasi” untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke-92, 28 Oktober mendatang.
Kegiatan yang di lakukan secara virtual melalui aplikasi zoom meeting itu ditonton lebih dari 300 partisipan dan Live Streaming di Youtube resmi milik dispersip Kalsel, Senin (26/10).
Tak cuma. Danrem 101/Antasari, Brigjend TNI Firmansyah dan wakil ketua DPRD Kalsel yang ikut berhadir namun sosok Guru Besar Sosiologi Agama UIN Antasari, Prof Dr H Mujiburrahman, juga ikut berpartisifasi di dalam acara talk show tersebut.
Menurut Kadispersip Kalsel, Hj Nurliani, atau yang akrab di sapa bunda Nunung itu. Dalam sambutannya, dengan literasi persatuan sebagai kunci keselamatan bangsa, menjadi poin penting disamping semangat pantang menyerah, sikap rela berkorban untuk kesatuan bangsa.
“Meski dari berbagai latar belakang suku bangsa, agama, etnis dan bahasa, tentu kita harus menjaga keutuhan bangsa. Tanpa literasi persatuan, tidak mungkin kita bisa berjuang dan bangkit bersama-sama. Karena modal yang paling utama, literasi persatuan,” ungkap Bunda.
Ditambahkan oleh Bunda dimasa sekarang ini, literasi persatuan sangat dibutuhkan di tengah-tengah Indonesia menghadapi pandemi Covid-19.
“Hakikat literasi persatuan sudah ditunjukkan para pemuda kita pada 92 tahun yang lalu. Hari ini kita diuji lagi, apakah kita bisa bersatu menghadapi pandemi yang melanda negeri ini,” katanya.
92 tahun yang lalu, lanjut Bunda Nunung, anak-anak muda Indonesia menyadari akan pentingnya komitmen bersatu di tengah perbedaan yang ada.
Sementara Danrem 101/Antasari, Brigjend TNI Firmansyah, dalam pemaparannya mengatakan, literasi memiliki peran yang sangat penting dalam melawan virus asal Wuhan ini.
“Penanganan virus ini, tak hanya terkait sistem Kesehatan, tapi juga tingkat literasi masyarakat. Masyarakat berliterasi cenderung lebih siap menghadapi dampak buruk pandemi,” katanya.
Literasi yang rendah berpotensi meningkatkan perilaku berisiko dan memperburuk kesehatan. Selain itu, literasi kesehatan juga berpengaruh terhadap ongkos kesehatan. Beber Firman
Pada masa pandemi, literasi kesehatan sangat dibutuhkan, apalagi biasanya terjadi masyarakat dilanda kepanikan.
“Masyarakat dengan tingkat literasi rendah akan lebih berat menghadapi virus korona. Literasi diperlukan dalam tindakan untuk mengatasi masalah kehidupan, meningkatkan kualitas hidup, dan memperbaiki kesejahteraan,” jelas Pati TNI bintang satu ini.
Diakhir pemaparannya, danrem memberi beberapa saran, yaitu tidak panik dan gunakan nalar kritis dalam melihat, mendengar dan membaca informasi tentang Covid-19.
“Mencari tahu secara mendalam cara mencegah, menghindari dan mengobati jika terpapar. Bantu kerja satgas Covid-19 dengan bersikap ramah, peduli dan empati pada dokter, tenaga medis, TNI-Polri, termasuk kepada pasien dan jenazah Covid,” pungkasnya.
febri
#satgascovid19#ingatpesanibu#pakaimasker
#jagajarak#jagajarakhindarikerumunan#cucitangan
#cucitanganpakaisabun#infobanua#dewanpers