Kabupaten Tapin Berjuang Keras Jadi Wilayah Zona Hijau di Kalsel
RANTAU, infobanua.co.id – Terkait wacana Pemerintah Pusat bakal menyalurkan jutaan vaksin Covid-19 ke seluruh daerah di Indonesia dan rencana Pemerintah Provinsi Kalsel bakal membuka kembali sistem pembelajaran tatap muka di awal bulan November ini terutama kawasan yang berada di zona hijau, termasuk tidak Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
Dikonfirmasi hal ini, Bupati Tapin HM.Arifin Arpan menyambut baik kondisi rencana pembelajaran tatap muka di buka lagi. Terus terang kami senang sekali itu, tapi itu kan untuk yang berada di kawasan zona hijau. Sementara daerah kita, tidak tahu lagi. “Silahkan situ saja menilai daerah Tapin termasuk zona apa, “katanya.
Selain itu, terkait vaksin Covid-19 ini. “Untuk kalangan perekonomian menengah keatas itu berbayar dengan fasilitas pemerintah atau fasilitas swasta. Sementara yang memiliki BPJS itu gratis dibayar oleh BPJS,”katanya
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tapin, Hj.Ahlul Janah menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu kajian Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tapin. Karena untuk memulai kembali pembelajaran tatap muka di sekolah itu ada tiga kriteria. “Pertama adalah daerahnya harus berada di zona hijau. Kedua, Pemerintah Daerah dalam hal ini Bupati Tapin selaku Ketua Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tapin harus memberikan izin dan memberikan persetujuan. Ketiga, Satuan Pendidikan telah memenuhi cek list daripada pembelajaran tatap muka,”katanya.
Ketika syarat tadi sudah terpenuhi, ada lagi perizinan dari pihak orang tua siswa harus setuju lebih dulu untuk anaknya pergi ke sekolah, memperkenankan jika orang tua belum merasa aman.
Pandemi Covid-19 merupakan virus berbahaya di seluruh dunia. Beginilah kondisi Pendidikan saat ini ditengah kondisi Covid-19 ini, dunia pendidikan mengalami permasalahan di bidang pembelajaran.
Para guru dan siswa tak dapat bertatap muka secara langsung. Dan ini tentunya membuat sedikit banyaknya gangguan psikologis Murid dan Guru. Dimana siswa dituntut untuk bisa belajar dan memahami sendiri materi pembelajaran yang diberikan lewat daring online. Dan sebaliknya guru dituntut untuk bisa berkarya berinovasi membuat metode pembelajaran yang menarik dan mudah difahami para siswanya lewat daring online, para guru terpaksa putar otak untuk mencari solusi keluar dari permasalahan ini.
Hal ini bukanlah kendala yang besar bagi siswa di perkotaan namun bagaimana halnya dengan siswa yang berada di wilayah perdalaman dan belum terjangkau akses internet. Serta mereka yang bertaraf perekonomian menengah ke bawah.
Manakah yang lebih efektif antara pembelajaran daring online dan pembelajaran tradisional tatap muka ?
Pembelajaran daring online ini mulai diterapkan setelah wabah Covid-19 ini mendunia.Pemerintah juga menginstruksikan dunia pendidikan merubah pola pembelajarannya secara online. Demikian setelah wabah ini berakhir, diprediksi metode pembelajaran ini akan terus diterapkan. Karena pembelajaran daring online ini dinilai praktis tanpa harus bertatap muka antara guru dan murid.
Saat ini siswa dan mahasiswa cukup belajar dirumah. Hal itu untuk mencegah penularan sekaligus memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Sementara pembelajaran tradisional tatap muka, rata-rata para guru sudah terbiasa dalam replikasi pembelajaran di kelas diantaranya membentuk karakter anak secara tatap muka. Dan tentunya lebih enak dan nyaman pembelajaran tatap muka ini bagi mereka.
Reporter Nasrullah
#satgascovid19#ingatpesanibu#pakaimasker
#jagajarak#jagajarakhindarikerumunan#cucitangan
#cucitanganpakaisabun#infobanua#dewanpers