infobanua.co.id
Beranda KALTIM Penajam Paser Utara Wakil Ketua I DPRD PPU Minta Peran Orangtua Waspadai Pelecehan Seksual

Wakil Ketua I DPRD PPU Minta Peran Orangtua Waspadai Pelecehan Seksual

PENAJAM, infobanua.co.id – Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) PPU turut prihatin mengenai kasus pelecehan terhadap anak di bawah umur yang terjadi di salah satu sekolah dasar (SD) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim) saat ini menjadi sorotan dari berbagai pihak.

Raup Muin yang merupakan politisi partai Gerindra itu menanggapi persoalan ini.

Lantaran, korban yang menjadi sasaran pelaku terdapat sembilan anak di bawah umur yang menjadi korban pelecehan yang dilakukan seorang pria paruh baya berisinial MS (71).

Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) PPU Raup Muin

 

“Tentunya kami sangat prihatin dan menyayangkan perbuatan tersebut, korbannya cukup banyak. Pelakunya ada di lingkungan sekolah juga, hal ini harus jadi perhatian kita bersama agar lebih hati-hati,” ujar Raup Muin, Jumat (12/8/2022).

Politisi yang melambangkan kepala burung garuda itu mememinta semua pihak untuk menjaga para generasi penerus bangsa.

“Selain orang tua, sekolah juga harus betul-betul memperhatikan peserta didik, dan kita semua wajib waspada untuk menjaga generasi penerus kita,” kata dia.

Diwartakan sebelumnya, terjadi pelecahan kepada anak dibawah umur di salah satu SD di Kabupaten PPU. Pelaku merupakan seorang pedagang mainan yang berjualan di lingkungan sekolah setempat.

Motif pelaku melakukan hal yang tidak senonoh kepada para siswa-siswi yang sedang membeli dagangannya. Perbuatan tidak senonoh itu diduga dilakukan sejak lama dengan korban yang berbeda-beda. Saat ini pelaku sudah diamankan oleh Polres PPU.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) mencatat kasus kekerasan pada anak berangsur-angsur menurun dari tahun 2019-2021.

Jumlah angka kasus kekerasan pada perempuan dan anak tahun 2019 sebanyak 35 kasus, tahun 2020 sebanyak 33 kasus dan 2021 sebanyak 26 kasus.

Sementara pada tahun 2022 semester pertama ada sejumlah 14 kasus diantaranya 10 kasus berasal dari kekerasan pada anak dan 4 kasus dari kekerasan pada perempuan. (ADV)

 

Reporter : Syahid Rahman
Editor : Ibrahim

Bagikan:

Iklan