DPRD Nunukan RDP dengan SKPD Bahas BBM Malaysia
Nunukan, infobanua.co.id – Kalimantan Utara DPRD Nunukan mengelar Rapat Dengar Pendapat terkait Masukanya bahan bakar minyak (BBM)dari Malaysia membuat pengusaha SPBU sebatik menjerit karena BBM lebih murah hanya sekitar 10.000/liter, sementara BBM pertalit Indonesia itu Rp.13.000 Liter, dan ini suda hampir setengah tahun sejak paskah naiknya BBM Indonesia.
Rapat Dengar pendapat dipimpin oleh Saleh SE.Wakil Ketua didampingi Oleh Hamsing ketua komisi III DPRD Nunukan.
Menurut Hamsing dalam Hering mengatakan bahwa kami banyak mendapat keluhan masyarakat terkhususnya pengusaha SPBU dipulau sebTik terkait maraknya penjualan BBM.asal Negara Malaysi masuk ke sebatik dengan Harga yang lebih Mura.
Sehingga membuat pengusaha SPBU sebatik menjerit Anggota DPRD sebatik Hamsing meminta kepada pemerintah daerah untuk segerah membentuk tim melakukan intesvigasi dilapangan kebenarannya informasi dari pemilik SPBU Hj Yuliana PT cahaya Soppeng bahwa maraknya BBM asal negara malays bersama aparat yang bertugas di haris perbatasan baik itu pihK kepolisian, Satgaspamtas ddan Satgas mariner dan angkatan laut agar barang dari malaysia masuk secara illegal diberantas termasuk BBM, termasuk juga Pihak Bea Cukai salahsatu intansi mencegah keluar masuknya bang utamanya Kebutuhan Pokok.
Lanjud Hamsing bahwa bagaimana pemerintah daerah kabupaten nunukan untuk menyikapi secara bijak sehingga tidak ada pihak yg dirugikan ujar, Hamsing
Menurut Hj.Yuliana pemilik DPNU cahaya Soppeng mengatakan bahw kami datang di gedung yang terhormat ini atas Undangan secara Resmi atas Dewan yakni Hering dikemas dalam bahasa Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait maraknya BBM Malaysia dipulau sebatik dengan harga yg lebih murah Rp.10.000/Liter dibandingkan BBM di Indonesia Rp 13.000/Liter .
Awalnya keluhan kami sampaikan kepada bapak Hamsing wakil Rakyat dari pulau sebatik, bayangkan dalam satu bulan 3 kali tiap kali kapal bisa membawah sebanyak 120 Ton berarti dalam satu Bulan 360 Ton 3 bulan ini hanya kami dapatka.100 Ton Bensi pertalit perbulan karena masyarakat lebih condong beli BBM asal negara Malaysia karena murah
Hj yuli berharaf kepada Bupati Nunukan untuk.menyikapi persoalan ini karena setiap bulan kami membayar tanggungjawab kami pajak misalnya seperti retribusi dan lain sebagainya.
Berharaf juga kepada pihak bea cukai agar mengawasi Masuk BBM malaysi begitupun satgas pamtas untuk mengawasi keluar msuk barang ,Ujar Hj.Yuli selaku pemilik SPBU Cahaya soppeng.
(Yuspal)