Penjabat Bupati HSU Salat Idhul Adha di Mesjid At Taqwa
AMUNTAI – Menyambut Hari Raya Idul Adha Penjabat (Pj) Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) beserta alim ulama dan ribuan masyarakat baik dalam dan luar kota amuntai memadati area mesjid Raya At Taqwa Amuntai sejak pukul 06.30 pagi untuk melaksanakan sholat Idul Adha 1444 Hijriah Kamis (29/06/2023).
Pj. Bupati HSU Drs. H. Zakly Asswan, M.M, alim ulama dan masyarakat juga ikut berbaur melaksanakan sholat dengan khusyuk yang di imami K.H. Zainuddin Arif dari Desa Lok Bangkai, Khatib K.H. Said Masrawan, Lc, MA Ketua MUI HSU serta Muadzin Rahmadi, S.Pd dari Desa Pekapuran.
Dalam khatibnya K.H Said Masrawan menyampaikan Idul Adha di sebut juga hari raya haji di mana saudara – saudara kita yang datang dari berbagai penjuru dunia saat ini sedang berhaji di tanah suci.
Ibadah haji di tandai dengan wukuf di padang arafah sebagai sentral dan rukun utama ibadah haji. Padang arafah adalah miniatur atau gambaran kecil padang mahsyar di akhirat nanti.
Dimana seluruh manusia pasti akan berkumpul di sana di hadapan Allah untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatannya masing – masing selama hidup di dunia.
Saat wukuf di padang arafah jamaah haji wajib melepas kain dan atribut lainnya, semua jabatan, kedudukan, pangkat haruslah di lepaskan, yang melekat hanyalah dua lembar kain ihram belum jadi.
“Keadaan seperti ini mengingatkan kita kepada padang mahsyar di akhirat nanti juga sekaligus mengingatkan kepada alam kubur dimana semua manusia hanya akan di belut dengan kain kafan”. katanya.
“Saat ini kita alhamdulillah masih di karunia kesempatan untuk hidup di dunia dan menjalani sisa – sisa umur untuk menuju liang kubur”. tambahnya.
Alangkah indahnya umur jikalau hari – hari yang tersisa ini menjadi hari – hari yang penuh dengan kebaikan, penuh dengan ibadah dan penuh manfaat kepada sesama.
Semua ini jika dapat di lakukan nantinya maka ketika kita meninggalkan negeri yang fana ini menuju negeri akhirat nanti, semoga kita semuanya husnul khatimah, Aamiin.
Selain itu iya menambahkan Idul Adha juga di sebut hari raya qurban, dimana umat islam menyembelih hewan qurban yang daging nya di berikan kepada orang lain.
“Sebagaimana kisah nabi Ibrahim adalah nabi yang kaya raya, beliau memiliki 100 ekor unta, 300 ekor sapi, 1.000 ekor kambing bahkan riwayat yang lain mengatakan beliau mempunyai 12.000 ekor binatang ternak”. katanya.
Suatu ketika nabi Ibrahim di tanya oleh seseorang milik siapakah binatang – binatang ternak sebanyak ini. Maka beliau menjawab milik Allah tapi saat ini masih milik saya di titipkan kepadaku, suatu waktu Allah menghendaki aku serahkan semuanya, jangankan cuman ternak bila Allah menghendaki anakku pun niscaya aku serahkan dan aku qurban kan juga.
Kalimat nabi Ibrahim yang siap menyerahkan atau mengobarkan anaknya jika di kehendaki Allah itulah yang kemudian menjadi tantangan dan ujian oleh Allah.
Nabi ibrahim kemudian melalui mimpi di perintahkan Allah agar mengorbankan anak Ismail yang kala itu masih berusia belasan tahun.
Sungguh sangat mengerikan sekaligus merupakan ujian yang luar biasa, siapapun akan berat menghadapinya peristiwa ini di abadikan Allah SWT di dalam Al – Qur’an.
Kemudian Ibrahim berkata wahai anakku sesungguh nya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih mu maka pikirkanlah apa pendapatmu.
Ismail menjawab wahai bapakku kerjakanlah apa yang di perintahkan kepadamu insyaallah engkau termasuk orang yang sabar.
Ketika keduanya siap melaksanakan perintah tersebut datanglah setan menggoda sang anak dan sang ayah akan tetapi meraka tidak terpengaruh sedikitpun, maka tetap melaksanakan perintah Allah dengan ikhlas, nabi Ibrahim lalu mengambil batu melamar setan mengusirnya pergi kemudian hilanglah setan kemudian menjadi salah satu rangkaian ibadah haji yaitu adalah ibadah melempar jumrah.
Ketika sang ayah mulai mengayunkan pisau terhadap Ismail tiba – tiba Allah berseru dengan firmannya, dan kami tebus anak itu dengan seekor dumba besar sebagai gantian dari Ismail.
Malaikat Jibril yang menyaksikan peristiwa yang sangat mencekam tersebut terkagum – kagum di buatnya, seraya Jibril berucap Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar di sambung Nabi Ibrahim Lailahaillallah Huallah Huakbar dan di sambung lagi oleh nabi Ismail dengan ucapan Allahu Akbar Walillahilham.
Kemudian iya manambahkan selain berkaitan dengan sejarah ibadah qurban ia mengatakan dalam mimbarnya merasa berkewajiban menyampaikan hukum – hukum berkaitan dengan ibadah qurban yang pertama, niat dalam ber qurban hanya kerena Allah bukan untuk kepentingan atau tujuan lainnya, bagikan lah daging qurban itu secara merata di lingkungan kita jangan lah ada yang tidak terbagi atau hanya untuk anggota saja, terakhir seluruh bagian hewan qurban tidak lah boleh di jual di jadikan sebagai upah misalnya kulit atau kepala di jadikan sebagai upah penyembelih, semuanya haruslah di qurban kan dan di berikan secara cuma – cuma itulah yang di sebut ber qurban.