Sasirangan Kaya Makna
Oleh: IDA YUSNITA *)
You Are what you wear— (kamu adalah apa yang kamu pakai) pepatah bijak ingin menerangkan bahwa busana atau pakaian yang dikenakan seseorang adalah cerminan diri pemakainya. Pakaian atau baju sering dikaitkan dengan karakter pemakainya baik prinsip atau kepribadian. Kita juga sering sengaja memilih pakaian tertentu sebagai pembawa pesan tentang nilai dan pemikiran yang ingin kita sampaikan.
Misal, mengenakan pakaian serba hitam atau gelap ke acara pemakaman menandakan kita sedang merasakan kesedihan. Menggunakan baju penuh warna ke acara reuni mengandung makna bahwa kita sedang bahagia.
Begitu pula orang yang setiap hari suka mengenakan pakaian kasual kemungkinan besar merepresentasikan karakter pemakainya yang santai dan luwes.
Selain itu, pakaian atau busana tertentu juga sering dipilih untuk dikenakan karena pemakainya ingin mendapatkan “kekuatan” sesuai dengan makna yang terkandung dalam jenis pakaian tersebut. Ini biasanya dijumpai pada pakaian-pakaian tradisional, seperti batik.
Setiap motif dan warna batik memiliki arti khusus yang tak jarang memberi pengaruh atau sugesti kepada pemakaianya. Saya termasuk yang mengamininya. Itu sebabnya saya akan selalu memilih menggunakan batik pada situasi atau acara tertentu.
Sasirangan — kain tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai salah satu dari 33 kain tradisional warisan budaya tak benda di Indonesia. Harus dijaga, dilestarikan dan dikembangkan. Agar diminati masyarakat, seperti halnya kain batik nusantara lainnya.
Sasirangan yang memiliki ciri khas berupa rangkaian motif yang umumnya tersusun dalam komposisi vertikal. Jarang dijumpai, kain Sasirangan dalam motif horizontal. Komposisi motif inilah yang membedakan kain Sasirangan dengan batik di Jawa atau di tempat lain.
Keunikan sasirangan ini tak dimiliki daerah lain di Indonesia. Sasirangan motifnya yang kaya dan beragam dengan warna cerah. Tentu memiliki keunikan.
Untuk itu, sasirangan harus dikembangkan agar keberadaannya mendunia. Momen Hari Batik Nasional pada 2 Oktober mendatang, harus ada gerakan memakai sasirangan. Kampanye sasirangan bergerak dan bermakna, merupakan bentuk tindakan nyata untuk mengajak masyarakat menggunakan sasirangan dalam keseharian dan bangga saat mengenakannya.
Harus ditumbuhkan rasa cinta dan bangga kepada sasirangan tentunya dimulai dengan mengenal terlebih dahulu apa itu kain sasirangan. Kesadaran masyarakat sebenarnya cukup baik saat ini terhadap sasirangan. Namun, masih banyak yang belum tahu kalau sasirangan dibuat dengan teknik menjelujur kain sesuai dengan motif yang diinginkan. Beda dengan batik yang dibuat dengan menggunakan canting sebagai alatnya.
Untuk itu, harus ada komitmen Bersama untuk terus mempromosikan sasirangan, terutama bagaimana agar sasirangan dapat dikenal secara luas. Tapi sasirangan harus terjaga sebagai ciri khas Kalsel. Mempunyai nilai ekonomi tinggi dan membanggakan, namun tetap aman dan terlindungi.
Lewat kampanye sasirangan bergerak dan bermakna, kharisma sasirangan tidak akan pupus dilekang masa.
*) wartawan infobanua.co.id