33 Tahun Pengabdian Untuk Negeri, Polres PPU Bagikan Ratusan Paket di Momentum Akabri 1990
infobanua.co.id, Penajam – Dalam momentum bakti sosial Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) lulusan 1990. Kepolisian Reserse (Polres) wilayah hukum Penajam Paser Utara, kembali membagikan ratusan paket sembako kepada anak sekolah dan warga kurang mampu.
Kegiatan ini digelar di Kampung Jatanras di Kerok Laut, Kelurahan Penajam Kecamatan Penajam. Kampung Jatanras merupakan binaan dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim).
Usai menyerahkan paket sembako sebagai simbolis kepada warga dan anak sekolah, Kapolres PPU AKBP Hendri Eka Bahalwan menuturkan, kegiatan bakti sosial Akabri 1990 ini digelar secara serentak di seluruh Kabupaten/kota, sebagai wujud pengabdian Kepolisian Republik Indonesia kepada masyarakat.
” Hal ini merupakan wujud pengabdian pimpinan kami, 33 tahun mengabdi untuk negeri,” tuturnya.
Untuk di wilayah hukum Polres PPU, ucap Kapolres itu, jajarannya membagikan total 750 paket bantuan, meliputi 500 paket sembako untuk masyarakat kurang mampu dan 250 paket khusus anak sekolah, mulai dari Pendidikan Usia Dini (Paud), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menangah Pertama (SMP).
Paket bantuan itu, dibagikan di seluruh kecamatan yang tersebar di PPU,sementara dari 750 paket bantuan tersebut, Polres PPU menyalurkan 150 paket di Kampung binaan Satreskrim.
“ Ratusan paket bantuan disalurkan di seluruh kecamatan yang ada di PPU. Kami gelar acara penyerahan bantuan ini di Kampung Jatanras,” terang Hendrik.
Menurut Hendrik, Kerok Laut ditetapkan Polres PPU sebagai Kampung Jatanras sebagai upaya pendekatan persuasif yang dilakukan kepolisian untuk meminimalisir tindak kejahatan.
Hendrik menambahkan, Kampung Jatanras telah aktif melakukan pembinaan terhadap anak-anak setempat, baik itu pembinaan mental maupun spritual kepada anak – anak.
Oleh Karena itu, di Kampung Jatanras ini disiapkan beberapa program rutin kepada anak – anak, seperti taman Alquran dan perpustakaan mini.
Program penghijauan dengan tanaman hortikultura dilakukan untuk melibatkan ibu rumah tangga yang berdomisili di pesisir Kelurahan Penajam tersebut.
“ Walaupun terlihat sederhana, tetapi multi player efeknya Jadi, bukan hanya secara sosial yang disentuh, tetapi kami juga berupaya merubah paradigma ibu-ibu disini kepada arah lebih produktif,” ungkapnya.
Seorang ibu merupakan madrasah pertama bagi anak-anak dan memiliki tanggung jawab yang besar untuk menciptakan pemimpin masa depan bagi PPU.
” Kita harus mewariskan kepada anak – anak kita pemahaman yang positif, melalui pendekatan spritual, sosial dan mental. Karena dimasa yang akan datang merekalah calon penerus generasi daerah ini,” tandasnya.
Reporter : Syahid Rahman
Editor : Ibrahim