Areal Persawahan di Babulu Kekeringan, Sujiati Sebut Bendung Gerak Telake Solusi Utama
infobanua.co.id, PENAJAM – Sekitar 600 hektare (ha) terjadi alih fungsi lahan areal persawahan di Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Petani yang berada di daerah Benuo Taka ini masih mengandalkan tadah hujan ini, membuat para petani kesulitan untuk mendapatkan sumber air atau irigasi yang mapan.
Hal ini pun disampaikan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) PPU Sujiati.
Dikatakannya, terjadinya kekeringan di Babulu merupakan kondisi fenomena alam el nino, membuat para petani mengalami kekeringan cukup panjang.
Ia juga sering kali menyampaikan kepada pamangku kebijakan, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi. Untuk mengupayakan agar dapat meminimalisir terjadinya kekeringan ini.
” Jalan solusinya ialah bendung gerak telake, atau pengairan untuk mengatasi kekeringan sekarang ini,” ucapnya kepada wartawan.
Namun, hingga saat ini belum juga direalisasikan. Sekretaris Komisi II itu terus mengupayakan bagaimana agar dapat
terealisasi.
” Apalagi kita ini daerah penyangga IKN, sebagai lumbung pangan kita di Kecamatan Babulu,” tuturnya.
Politisi Partai Gerindra itu juga menjelaskan, solusi utamanya mengenai perairan bendung gerak telake. Untuk mengatasi kekeringan dan alih fungsi lahan yang saat ini terus bertambah.
” Saat pengairan itu lancar, petani nggak akan menanam sawit di lahan persawahan itu, orang (petani) menanam sawit itu karena memang tidak ada air, bagaimana menanam padi,” jelasnya.
Sementara dari hasil perkebunan sawit warga sekitar mendapatkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.
Anggota DPRD satu – satunya perempuan itu tidak jenuh terus menyampaikan persoalan tersebut, ucap Sujiati. (ADV)
Reporter : Syahid Rahman
Editor : Ibrahim