Categories: KALTIM

Penanganan Stunting Diperlukan Kerja sama Stakeholder, Madri Pani: Jangan Fokus di Kota

BERAU, infobanua.co.id – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Berau, Madri Pani, memberikan catatan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau. Beliau mengatakan bahwa penanganan stunting janganlah terlalu terfokus di perkotaan saja, melainkan lebih diprioritaskan di desa atau perkampungan pesisir.

“Penanganan stunting perluh memperoleh perhatian yang harus dikhususkan di perkampungan atau desa wilayah pesisir. Pemkab Berau juga tidak hanya sekedar berupaya menurunkan angka stunting, namun juga melakukan pencegahan sedini mungkin,” terang Madri Pani, pekan lalu.

Langkah – langkah penanganan stunting memerlukan kerja sama semua stakeholder, baik Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga swasta. Kolaborasi ini sangatlah efektif untuk pencapaian penurunan stunting secara signifikan.

Lanjut dikatakan Madri Pani, penanganan stunting tidaklah semudah mengatasinya sebab perluh waktu cukup lama sehingga bisa terlihat hasilnya.

“Jadi apapun programnya segerah dilakukan secepatnya supayah tepat sasaran menghasilkan pencapaian optimal,” harapnya.

Diketahui sebelumnya di angka prevalensi stunting di Kabupaten Berau mengalami penurunan Tahun 2021 lalu, 25,7 persen. Pada tahun 2022 turun menjadi 21,6 persen. 2023 sampai 2024 target pencapaian stunting 14 persen.

Wakil Bupati (Wabup) Berau, H. Gamalis, selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mengatakan akan terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak dalam rangka mempercepat penurunan angka gagal tumbuh kembang anak atau stunting.

“Dengan berkolaborasi seluruh pihak OPD terkait juga memerlukan kerja sama masyarakat di Kabupaten Berau begitupun melalui posyandu, puskesmas dan perangkat kesehatan lainnya,” pintahnya.

Sementara itu menekan angka stunting sebelumnya sudah ada delapan Audit Kasus Stunting (AKS) yang telah dilakukan salah-satunya yakni, analisis situasi, rencana kegiatan, rembug stunting, peraturan Bupati tentang peran desa, pembinaan kader pembangunan manusia, sistem manajemen desa dan bantuan keuangan (Bankeu) kinerja tahunan. Sementara di Satgas stunting selalu ada koordinasi. Tim Survei Kesehatan Indonesia (SKI) sudah bekerja sejauh ini diperkampungan yang sudah ditetapkannnya.

“Tujuannya untuk memberi penilaian stunting yang terperbaharui. Perluh diketahui bahwa SKI bukan lagi dari Kabupaten ataupun Provinsi, melainkan langsung dari pusat yaitu, Jakarta,” ungkapnya.

Menurut Gamalis, kegiatan AKS berdasarkan rekomendasi hasil kajian yang nantinya menjadi bahan evaluasi ke depan. (Sl/Adv)

infobanua

Recent Posts

Cara Beli Bitcoin di Indonesia: Panduan Sederhana untuk Pemula yang Baru Mulai

Bitcoin adalah salah satu cryptocurrency paling populer di dunia, dan semakin banyak orang di Indonesia…

4 jam ago

Penumpang Puas Berkali-kali Naik Taksi Online Listrik Evista di Dua Bandara

Para penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, dan Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, memberikan…

5 jam ago

Meningkatkan Kualitas Jurnalisme, KTP2JB Gelar Sosialisasi

Banjarmasin, infobanua.co.id – Pentingnya kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman pengelola media dan jurnalis tentang hak…

10 jam ago

4 Alasan untuk Mulai Gunakan Dompet Crypto Indonesia untuk Kelola Aset Digital

Dalam era digital yang semakin maju, aset kripto telah menjadi salah satu instrumen investasi yang…

19 jam ago

Google Komitmen Lanjutkan Kerja Sama dengan PerusahaanPers Indonesia, Google News Showcase Diluncurkan Awal Tahun 2025

BANJARMASIN – Perusahaan Platform Digital Google berkomitmen kembali melanjutkan kerja sama bisnis dengan sejumlah perusahaan…

19 jam ago

Pabrik Trafo Bambang Djaja: Mengapa Mereka Menjadi Pilihan Utama di Industri?

Pabrik Trafo Bambang Djaja adalah pemimpin dalam industri trafo di Indonesia, dikenal karena kualitas produk…

21 jam ago