infobanua.co.id
Beranda Barito Kuala Pemkab Barito Kuala Gelar Sosialisasi Pola Asuh Tanpa Beban Masa Lalu

Pemkab Barito Kuala Gelar Sosialisasi Pola Asuh Tanpa Beban Masa Lalu

Marabahan, infobanua.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barito Kuala melalui Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) menggelar sosialisasi tentang menjadi orang tua yang sadar emosi dengan pola asuh anak tanpa beban masa lalu. Acara ini dilaksanakan pada Kamis, 31 Oktober 2024, di Aula Selidah Marabahan, dengan tujuan memberikan pemahaman kepada orang tua, khususnya ibu, untuk melupakan trauma masa lalu agar bisa menciptakan generasi yang lebih baik.

Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Lisa Herawaty, dalam sambutannya menyampaikan bahwa banyak keluarga yang tanpa disadari masih menerapkan pola asuh yang diwariskan turun-temurun, yang mungkin mengandung dampak negatif. “Seringkali, trauma masa lalu kita sebagai orang tua tanpa sadar turut memengaruhi cara kita mengasuh anak. Kita bisa menjadi pelaku utama yang merusak mental dan psikis anak-anak kita,” ungkapnya.

Lisa juga mengingatkan bahwa kekerasan verbal bisa lebih menyakitkan daripada kekerasan fisik. Hal ini turut memengaruhi perilaku remaja, di mana hubungan yang sehat antara orang tua dan anak sangat penting. “Di era media sosial ini, orang tua juga harus menekankan pentingnya batasan dalam penggunaan media sosial bagi anak-anak,” tambahnya.

Lebih lanjut, Lisa menekankan bahwa pendidikan merupakan hak dasar anak, yang tercantum dalam Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002. “Pendidikan adalah kewajiban orang tua. Kita harus menyadari bahwa tidak ada anak yang terlahir nakal. Semua itu adalah dampak dari lingkungan, terutama pengasuhan orang tua,” katanya.

Sosialisasi ini dihadiri oleh berbagai organisasi perempuan di Barito Kuala, termasuk TP PKK Kabupaten, Ketua DWP, pengurus Bhayangkari, Persit, dan Gatriwara. Acara tersebut juga menghadirkan Rimalia Karim, seorang praktisi parenting keluarga, yang menyampaikan materi tentang pentingnya kebahagiaan orang tua dalam mendukung perkembangan anak.

Rimalia memaparkan bahwa anak-anak dari orang tua yang bahagia cenderung lebih sukses secara emosional dan sosial. “Penelitian menunjukkan bahwa anak dari orang tua yang bahagia memiliki tingkat kecemasan dan depresi yang lebih rendah, serta keterampilan sosial yang lebih baik. Sebaliknya, anak yang tidak mendapat cinta dan perhatian cukup berisiko mengalami gangguan perkembangan otak, stress, depresi, dan cenderung memiliki perilaku antisocial,” jelasnya.

Acara sosialisasi ditutup dengan sesi hipnoterapi yang dipandu oleh Rimalia Karim selama 30 menit. Ia berharap, setelah sesi terapi ini, para peserta dapat merasakan manfaatnya, dengan berkurangnya beban dan emosi terpendam yang selama ini mengganggu kesejahteraan mereka.

Nang/IB

Bagikan:

Iklan