infobanua.co.id
Beranda BANJARMASIN Investasi Saham di Kalsel Meningkat, BEI Catat Pertumbuhan Pesat

Investasi Saham di Kalsel Meningkat, BEI Catat Pertumbuhan Pesat

Kepala Kantor Perwakilan BEI Kalsel, Yuniar

Banjarmasin, infobanua.co.id – Investasi di pasar modal Kalimantan Selatan (Kalsel) semakin menunjukkan geliat positif di penghujung tahun 2024. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga akhir Oktober 2024, jumlah investor saham di Kalsel telah mencapai 170.863 orang, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Single Investor Identification (SID). Angka ini melampaui target yang telah ditetapkan sejak kehadiran BEI di Banjarmasin pada 2011.

Kepala Kantor Perwakilan BEI Kalsel, Yuniar, mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian luar biasa tersebut. “Dulu, saat pertama kali kami hadir di Banjarmasin pada 2011, jumlah investor di Kalsel tidak lebih dari 1.000 orang. Kini, hanya dalam waktu sekitar 13 tahun, kami berhasil mencapai lebih dari 170 ribu investor. Ini sebuah lonjakan yang sangat signifikan,” ujarnya dengan penuh optimisme.

Salah satu faktor utama yang mendongkrak jumlah investor saham di Kalsel adalah program edukasi pasar modal yang terus digalakkan oleh BEI. Yuniar menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2024, BEI Kalsel telah melaksanakan 538 kegiatan edukasi yang diikuti oleh lebih dari 54.830 peserta.

Program edukasi ini, lanjut Yuniar, meliputi berbagai acara seperti Sekolah Pasar Modal (SPM), Forum Calon Investor (FCI), serta pelatihan langsung di berbagai daerah, yang bertujuan untuk memperkenalkan konsep investasi saham kepada masyarakat, terutama generasi muda. “Kami sangat fokus pada literasi pasar modal agar masyarakat dapat memahami cara berinvestasi dengan bijak. Terutama bagi kalangan muda yang mulai tertarik dengan pasar modal,” jelasnya.

Yang menarik, Generasi Z dan Milenial kini menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar modal di Kalsel. Sebagian besar investor baru di Kalsel adalah mereka yang berusia di bawah 30 tahun, sejalan dengan tren pasar modal nasional. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah investor di Indonesia hingga 22 Oktober 2024 tercatat mencapai 14,21 juta orang, dengan lebih dari 2 juta investor baru bergabung sepanjang tahun ini.

Tren positif ini menunjukkan adanya perubahan besar dalam pola investasi masyarakat, di mana semakin banyak anak muda yang teredukasi mengenai pentingnya berinvestasi sejak dini. “Kami melihat banyak sekali pemuda yang mulai aktif di pasar modal, bahkan ada yang baru mengenal saham melalui platform digital yang kami kenalkan,” kata Yuniar.

Memasuki akhir tahun 2024, sejumlah sektor di pasar modal Kalsel diprediksi akan mengalami kenaikan yang signifikan, di antaranya sektor perbankan, tambang, dan properti. Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), serta Bank Mandiri (BMRI) diperkirakan akan mencatatkan kinerja yang solid, sehingga saham-saham di sektor ini menjadi pilihan favorit bagi investor.

Sementara itu, di sektor tambang, emiten-emiten seperti PT Adaro dan PT Bukit Asam masih menunjukkan prospek yang cerah, terutama karena harga komoditas yang terus stabil. Meski demikian, sektor kesehatan masih menjadi tantangan, dengan saham-saham di sektor ini belum mengalami kenaikan yang signifikan, terutama di luar kota besar.

Erni Ervianti Dewi, analis dari Phintraco Sekuritas, menjelaskan bahwa tantangan terbesar bagi sektor kesehatan adalah rendahnya investasi di fasilitas kesehatan di daerah-daerah terpencil. “Meski sektor kesehatan sangat dibutuhkan, namun minimnya fasilitas di luar kota besar menjadi kendala dalam menarik minat investor,” ungkapnya.

Dari perkembangan ini, terlihat jelas bahwa generasi muda adalah pilar utama yang akan membawa pasar modal Kalsel ke arah yang lebih baik. Banyaknya investor muda yang bergabung membuka peluang besar bagi Kalimantan Selatan untuk terus berkembang, baik dalam segi ekonomi maupun literasi finansial.

Dengan semakin banyaknya kalangan muda yang sadar akan pentingnya investasi, diharapkan pasar modal Kalsel akan terus tumbuh pesat dan memberikan manfaat nyata bagi perekonomian lokal. “Investasi di pasar saham bukan hanya sekadar mencari keuntungan, tetapi juga sebagai sarana untuk mendukung pembangunan daerah. Kami berharap masyarakat Kalsel dapat terus berkembang sebagai investor yang cerdas dan bijak,” tutup Yuniar.

Dengan pertumbuhan yang pesat ini, pasar modal Kalsel semakin menjadi pemain kunci dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Dari sektor perbankan hingga tambang, banyak emiten yang diprediksi akan terus memberikan hasil positif. Bagi para investor, baik yang sudah berpengalaman maupun pemula, ini adalah waktu yang tepat untuk terlibat dalam pasar modal.

Dengan dukungan terus-menerus dari BEI dalam hal edukasi dan literasi pasar modal, serta semangat generasi muda yang semakin tinggi, Kalimantan Selatan diperkirakan akan terus menjadi salah satu daerah dengan tingkat pertumbuhan investor tertinggi di Indonesia.

Peningkatan jumlah investor saham di Kalimantan Selatan bukan hanya mencerminkan tren positif, tetapi juga menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat, terutama generasi muda, yang mulai memahami pentingnya investasi untuk masa depan. Dengan program edukasi yang terus digalakkan, BEI Kalsel berhasil meraih kepercayaan masyarakat dan mendorong mereka untuk aktif berpartisipasi di pasar modal. Seiring dengan perkembangan sektor-sektor unggulan seperti perbankan dan tambang, prospek pasar modal Kalsel terlihat semakin cerah di masa depan.

Ida/IB

Bagikan:

Iklan