Chacah, Finalis, Ajukan Pertanyaan Strategis di Debat Publik KPU Nunukan
Nunukan, infobanua.co.id – Dalam acara Debat Publik yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Nunukan, Chacah, seorang finalis dari Media TV.One, diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada para pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Nunukan. Debat yang berlangsung di Gedung Olahraga Sei Sembilan, Nunukan, ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengenal lebih dekat visi dan program para calon pemimpin daerah.
Chacah mengajukan pertanyaan mengenai pendidikan berkelanjutan di Kabupaten Nunukan, yang dianggapnya sebagai tantangan besar mengingat posisi Nunukan sebagai daerah yang termasuk dalam kategori 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal) serta berada di wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia.
“Kabupaten Nunukan adalah kawasan strategis yang juga merupakan wajah Indonesia di perbatasan. Mengingat hal tersebut, bagaimana strategi konkret yang akan Anda tawarkan untuk mengembangkan kemitraan strategis antara pemerintah dan pihak swasta, guna meningkatkan pembangunan pendidikan yang berkelanjutan?” tanya Chacah.
Pasangan Bahagia (H. Basri dan H. Hanafiah) menjawab dengan penuh keyakinan dan spontanitas. H. Hanafiah, calon Wakil Bupati Nunukan, menyatakan bahwa jika diberikan kepercayaan untuk memimpin kembali Kabupaten Nunukan, pihaknya berkomitmen untuk menggandeng sektor swasta, khususnya perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Nunukan, dalam upaya memajukan pendidikan di daerah ini.
“Kami akan menggandeng pihak swasta, terutama perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Nunukan, untuk berkolaborasi dalam memajukan pendidikan. Kami akan mendorong perusahaan-perusahaan untuk berpartisipasi dalam program CSR (Corporate Social Responsibility), seperti memberikan beasiswa, menyediakan sarana transportasi, serta mendirikan fasilitas pendidikan di wilayah-wilayah terpencil, termasuk di daerah Krayan dan Kabudaya,” jelas H. Hanafiah.
H. Hanafiah menambahkan bahwa wilayah-wilayah perbatasan dan terpencil sering kali menghadapi tantangan besar dalam akses pendidikan. Salah satu hambatan utama adalah jarak dan keterbatasan fasilitas pendidikan yang memadai. Oleh karena itu, solusi yang ditawarkan adalah dengan membangun sekolah berasrama untuk anak-anak di wilayah perbatasan dan pedalaman.
“Yang terpenting adalah anak-anak di wilayah perbatasan bisa bersekolah. Kami akan membangun sekolah berasrama di daerah-daerah yang sulit dijangkau, sehingga anak-anak di pedalaman, meskipun berasal dari keluarga dengan ekonomi terbatas, tetap memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak,” ujarnya.
H. Hanafiah juga menekankan pentingnya memberikan beasiswa dan fasilitas pendidikan yang memadai untuk anak-anak yang berpotensi, agar mereka dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
“Kami ingin memastikan bahwa anak-anak dari keluarga kurang mampu di daerah 3T juga bisa berkuliah, dengan menyediakan beasiswa serta membangun fasilitas seperti asrama untuk mendukung keberlanjutan pendidikan mereka,” imbuhnya.
H. Hanafiah menegaskan bahwa melalui program-program tersebut, diharapkan pendidikan di Kabupaten Nunukan akan lebih merata dan dapat mengurangi kesenjangan antara anak-anak di kota dan di pedalaman.
“Kami yakin, dengan adanya program ini, anak-anak kita di perbatasan dan wilayah terpencil dapat merasakan pendidikan yang sama baiknya dengan anak-anak yang tinggal di kota. Ini adalah komitmen kami untuk masa depan Kabupaten Nunukan,” tutup H. Hanafiah.
Tim Bahagia, yang dipimpin oleh H. Ladullah SH sebagai Ketua Umum, menegaskan bahwa visi dan misi pasangan H. Basri dan H. Hanafiah berfokus pada pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam sektor pendidikan di wilayah perbatasan dan pedalaman Nunukan.
(H.Ladullah SH ketua umum Tim Bahagia)