Akibat Pengobatan Yang Berpindah-pindah, Anak Dikab.Blitar Tewas Terserang DBD
Blitar, Infobanua.co.id – Karena pola pengobatan yang berpindah-pindah, mengakibatkan seorang anak di Kabupaten Blitar tewas akibat penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, melalui Plt.Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Penularan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, Kabupaten Blitar, Eko Wahyudi, menyatakan bahwa, penyebab kematian dikarenakan pola pengobatan yang berpindah pindah.
“Ketika datang ke Rumah Sakit sudah dalam kondisi buruk, sehingga yang bersangkutan meninggal,” kata Plt.Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Penularan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, Kabupaten Blitar. Eko Wahyudi, Minggu 21-03-2021.
Menurut Eko Wahyudi, bahwa anak yang meninggal akibat gigitan nyamuk Aedes Aegyptie tersebut, berusia 15 tahun warga Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
“Anak tersebut meninggal ketika dirawat di Rumah Sakit,” jlentrehnya.
Lebih dalam Eko menjelaskan bahwa, telah tercatat sejak bulan Januari 2021 sampai dengan pertengahan bulan Maret 2021, baru ditemukan satu kasus DBD dan korban meninggal. Sementara untuk kasus Demam Dengeue (DD), tercatat pihaknya menerima laporan sebanyak 17 kasus.
“Kalau Demam Dengeue saja ada 17 kasus,” paparnya.
Masih menurut Eko, bahwa berdasarkan catatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, kasus DBD di Kabupaten Blitar dalam dua tahun terakhir ini relatif menurun.
Pada tahun 2020 tercatat 199 kasus dengan satu kasus meninggal. Jika dibandingkan dengan tahun 2019, jumlah ini jauh lebih rendah.
Disamping itu pihaknya juga menyoroti pola pengobatan di warga masyarakat. Sebab masih banyak warga masyarakat yang melakukan pola pengobatan berpindah pindah, saat menjumpai anggota keluarga yang terkena DBD.
Apa yang dilakukan tersebut bisa berdampak fatal. Karena seharusnya mereka langsung melakukan uji laboratorium agar penyakit DBD bisa langsung diketahui.
“Harus periksa di laboratorium agar dapat terdeteksi lebih cepat,” ungkapnya.
Dimusim penghujan seperti saat ini dengan diselingi panas, merupakan siklus pergembangbiakkan nyamuk Aedes Segyptie.
“Untuk itu, kami menghimbau kepada warga masyarakat, agar terus menggencarkan Pemberantasan Sarang Byamuk (PSN) yakni dengan menutup, menguras dan menghilangkan barang bekas,” pungkasnya. (Eko.B)