infobanua.co.id
Beranda Blitar Dievaluasi Sukses, Dindik Kota Blitar Melanjutkan PTM

Dievaluasi Sukses, Dindik Kota Blitar Melanjutkan PTM

Blitar, Infobanua.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar, melalui Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Blitar, memastikan akan melanjutkan uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dijenjang pendidikan tingkat TK, SD, dan SMP, pada Senin 29 Maret 2021, besuk.

Jumlah sekolah yang mengikuti uji coba Pembelajaran Tatap Muka pada minggu kedua bertambah dari sebelumnya 58 lembaga pendidikan, menjadi 98 lembaga pendidikan.

“Hasil evaluasi, Pembelajaran Tatap Muka tetap berlanjut. Jumlah sekolah yang ikut Pembelajaran Tatap Muka bertambah menjadi 98 buah lembaga,” kata Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar Dindik Kota Blitar, Didit Rahman Hidayat, Minggu 28-03-2021.

Menurut Didit, bahwa kegiatan PTM di Kota Blitar pada minggu pertama hanya diikuti oleh 58 lembaga dijenjang TK, SD, dan SMP. Dengan rincian 15 TK, 28 SD dan 15 SMP.

“Kami menambah 40 buah sekolah lagi sebagai peserta Pembelajaran Tatap Muka pada minggu kedua ini” jlentrehnya.

Masih menurut Didin, bahwa tambahan 40 sekolah tersebut terdiri dari 05 SMP dan 35 SD.

Penambahan jumlah sekolah itu berdasarkan hasil evaluasi PTM pada minggu pertama yang dinilai berjalan lancar dan aman.

“Selain menambah jumlah sekolah, kami juga menambah jumlah pelajar sebagai peserta kegiatan PTM,” ungkap Didit.

Selanjutnya Didit menjelaskan bahwa, Sekolah yang sudah menerapkan PTM pada minggu pertama dapat menambah pelajar pada PTM minggu kedua.

Semisal, PTM minggu pertama di tingkat SMP hanya berlaku untuk siswa kelas 7 saja.

Maka pada minggu kedua, sekolah boleh menerapkan PTM untuk siswa kelas 8.

Namun pihaknya menekankan kepada sekolah agar tetap menerapkan protokol kesehatan (protkes) secara ketat, termasuk pembatasan pelajar peserta PTM maksimal 50 porsen.

“Penambahan juga bertahap dan melihat kondisi di sekolah masing-masing,” tegasnya.

Lebih dalam Didit menerangkan, jika sekolah yang belum siap menambah pelajar peserta PTM diperbolehkan melaksanakan pembelajaran dalam jaringan atau online.

“Semisal ada guru kelas delapan SMP masih sakit, maka pembelajarannya tetap online,” pungkasnya. (Eko.B) 

Bagikan:

Iklan