Anggota DPRD Banjarmasin Selamatkan Simpatisan Denny Indrayana dari Amuk Massa yang Dibayar Memasang Stiker
Empat orang berinisial A, R, K dan D simpatisan Denny Indrayana yang mengaku diculik dan dipukuli belakangan diketahui ternyata orang bayaran tim sukses Denny asal Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut. Mereka bertugas memasang stiker bertuliskan ‘Ambil Duitnya Jangan Cucuk Urangnya’.
Dua diantaranya sempat akan amuk massa lantaran dianggap orang luar yang meresahkan, beruntung mereka diamankan Zainal Husni saat kejadian Minggu 23 Mei 2021.
“Pertama yang masyarakat harus ketahui, dua dari empat orang yang saya ajak ke rumah adalah orang asal Pelaihari dan suruhan Haji Agus Kukang yang juga orang Pelaihari. Saya tanya siapa Haji Agus? Mereka jawab Tim Suksesnya Denny. Mereka mengaku nekad memasang stiker demi kejar target karena sudah terlanjur dibayar Rp 1 juta dan uang makan harian Rp 125 ribu,” ujarnya, seperti diberitakan riliskalsel, Selasa (25/5/2021).
Zainal yang juga tokoh warga setempat bersyukur dapat meredam suasana saat peristiwa terjadi. Namun, ia menyayangkan beredar luas di media sosial yang memelintir pengakuan para pelaku bayaran asal Pelaihari tersebut, seolah mereka sedang mensosialisasikan gerakan politik uang tapi kemudian diculik dan dipukuli preman.
“Tidak ada itu pemukulan dan penculikan. Mereka justru saya kasih makan, rokok dan pulangnya saya beri uang masing-masing Rp 100 ribu,” ungkapnya.
Zainal menggaris bawahi hal patut diketahui publik, empat orang bayaran Tim Sukses Denny itu datang ke wilayahnya bertujuan menempel stiker ‘Ambil Uangnya Jangan Cucuk Orangnya’ tanpa seizin RT atau kepala lingkungan. Jelas hal ini memantik emosi sebagai warga.
Saat terjadi keributan dan warga menginterogasi empat orang bayaran Denny. Zainal berupaya mendinginkan suasana dan mengajak mereka ke rumahnya. Sayangnya hanya dua yang ikut, sementara dua lainnya kabur.
“Jadi harap dimaklumi kalau ada warga kami yang marah karena mereka orang luar sembarangan tempel-tempel stiker di rumah warga. Jadi tolong jangan sebut warga kami preman. Apalagi bunyi stiker yang mereka tempel menyuruh warga ambil uang. Maaf warga kami antusias mencoblos bukan karena uang seperti tudingan Denny,” ucapnya.
Zainal mengungkapkan, sempat berbincang dengan dua orang bayaran Denny Indrayana di rumahnya. Salah satunya mengaku terpaksa menerima order dari Tim Sukses Denny karena menganggur.
“Maafkan ulun pak haji. Ulun bebaya tamatan SMP dan kadada begawi,” ucap Zainal mengutip perkataan orang bayaran.
Zainal menyayangkan perilaku tak beretika yang dilakukan orang bayaran yang disuruh tim Denny Indrayana tersebut. Apalagi, sebutnya, ada kegiatan menempel stiker provokatif di tengah upaya KPU dan Bawaslu, serta aparat TNI-POLRI menjaga kondusifitas menjelang pemungutan suara ulang (PSU).
“Denny tuding masyarakat Banjarmasin memilih karena uang atau politik uang. Sekarang ternyata Denny justru bayar orang untuk menempel stiker demi kepentingan politiknya. Itu termasuk politik uang atau bukan,” pungkasnya. REL/RK