infobanua.co.id
Beranda Blitar Pemkot Blitar Terima Kunjungan Kepala Badan BMKG

Pemkot Blitar Terima Kunjungan Kepala Badan BMKG

Blitar, Infobanua.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar, mendapat kunjungan dari Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, pada Selasa 08 Juni 2021 malam.

Dalam kunjungannya Dwikorita Karnawati, berkoordinasi dengan Wali Kota Blitar Santoso, terkait kesiapan mitigasi bencana alam.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan bahwa, sesuai dengan pemetaan BMKG, Kota Blitar tidak berpotensi terdampak bencana tsunami. Namun, Kota Blitar menjadi salah satu wilayah yang berpotensi terdampak bencana alam gempa bumi.

“Kota Blitar tidak berpotensi terdampak tsunami, sebab Kota Blitar tidak ada pantainya. Yang ada pantai adalah Kabupaten Blitar,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Menurut Dwikorita, bahwa berdasarkan kajian dan pemetaan, tsunami di pantai Blitar selatan paling tinggi 18 meter dengan jarak 750 meter. Tidak akan sampai ke Kota Blitar, sehingga dalam hal ini Kota Blitar aman.

Tapi yang perlu diwaspadai Kota Blitar adalah potensi gempa bumi. Berdasarkan kajian Pusat Studi Gempa Nasional tahun 2017 dan dilanjutkan kajian ITB bersama dengan BMKG, beberapa wilayah di Jawa Timur, salah satunya Kota Blitar, berpotensi terjadi gempa dengan kekuatan maksimal 8,7 SR.

Sedang pusat gempa berada di Selatan atau lepas pantai selatan Jawa Timur dengan jarak sekitar 250 Kilometer.

“Berpotensi terjadi gempa dan ini yang harus dipersiapkan oleh Kota Blitar. Karena getarannya bisa merambat. Meskipun jaraknya 250 Kilometer, gelombang gempa getarannya dapat merambat ke Kota Blitar. Dan Kota Blitar ini tanahnya pasir lepas hasil dari endapan Gunung Kelud. Sedimen ini apabila ada gempa, getaranya dapat menguap,” jlentrehnya.

Lebih dalam Dwikorita menjelaskan bahwa, antisipasi yang harus dilakukan oleh Pemkot Blitar yaitu memeriksa kekuatan bangunan.

Pemkot Blitar juga harus menyiapkan bangunan yang tahan gempa. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah struktur bangunan sudah benar dan tahan gempa.

“Pemkot Blitar harus menyiapkan bangunan yang tahan gempa. Khususnya bangunan strategis seperti rumah sakit, sekolah, perkantoran dan bangunan vital lainnya,” ungkapnya.

Masih menurut Dwikorita, selain memeriksa bangunan dan sarana prasarana, Pemkot Blitar juga harus melakukan mitigasi bencana. Warga masyarakat harus diberi edukasi terkait dengan kesiapan menghadapi bencana gempa.

Warga masyarakat Kota Blitar harus tahu apa yang harus dipersiapkan saat dan sesudah gempa. Semisal para anak sekolah.

Sekolahan yang bertingkat, ketika gempa, mereka juga merasakan goyangan. Ini yang amat penting apakah mereka harus segera lari keluar apa tidak.

Justru yang berbahaya adalah saat di tangga, ini zona berbahaya. Yang perlu dilakukan justru bertahan di lantai itu dan melindungi kepala dan tubuhnya dengan berlindung di bawah meja. Tapi juga harus dipastikan mejanya meja yang kuat,” paparnya.

Sementara Wali Kota Blitar, Santoso, mengatakan bahwa, setelah koordinasi dengan kepala BMKG, Pemkot Blitar melalui OPD terkait akan segera melaksanakan mitigasi bencana kepada warga masyarakat.

“BMKG memastikan Kota Blitar tidak mungkin terjangkau tsunami. Tapi potensi bencana yang mungkin terjadi adalah gempa bumi,” kata Walikota Blitar, Santoso.

Menerut Santoso, bahwa dampak gempa inilah yang harus diantisipasi. Gempa di kisaran 7 SR biasanya pasti akan berdampak pada bangunan-bangunan.

“Kami minta kepada Bakesbangpol PBD agar segera memberikan pembekalan kepada seluruh elemen warga masyarakat. Seandainya benar-benar terjadi, dampak gempa bisa segera diantisipasi oleh warga masyarakat,” kata Walikota Blitar, Santoso.

Selanjutnya Santoso menambahkan bahwa, bencana gempa tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi. Tapi kesiapan antisipasi terjadinya gempa harus dilakukan mulai dari sekarang.

Kesiapan dan antisipasi tersebut di antaranya dalam pengurusan IMB harus memenuhi standart bangunan tahan gempa.

“Mungkin gempa tidak terjadi di tahun ini, tapi bisa saja terjadi di tahun berikutnya. Tapi minimal kita sudah mengantisipasi apa yang akan terjadi,” pungkasnya. (Eko.B).

Bagikan:

Iklan