infobanua.co.id
Beranda Jawa Barat Kadus Ciherang : “Warga Bereaksi Saat Mendengar Adanya Draft SPK Dari Pendukung Calon Pengganti Vendor PT. Fujita”

Kadus Ciherang : “Warga Bereaksi Saat Mendengar Adanya Draft SPK Dari Pendukung Calon Pengganti Vendor PT. Fujita”

Karawang, Infobanua.co.id – Agenda aksi unjuk rasa masyarakat Desa Wadas, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat melalui Forum Masyarakat dan Lembaga Desa Wadas ke salah satu perusahaan yang berada di Karawang International Industrial City (KIIC), yaitu PT. Fujita Indonesia yang rencananya akan digelar selama 3 hari berturut – turut harus ditunda, karena pihak Satuan Intelkam Polres Karawang bersedia menengahi serta memfasilitasi untuk mediasi.

Seperti yang sebelumnya diungkapkan oleh Ketua Karang Taruna (Katar) Desa Wadas, Bahtiar SPY alias Pupu, pemicu adanya reaksi masyarakat disebabkan dengan adanya pemutusan kerja sama secara sepihak oleh PT. Fujita Indonesia terhadap PT. Anugrah Ilahi Persada selaku vendor atau pengelola limbah sisa produksi non B3. Karena vendor tersebut merupakan perusahaan lokal, dari mulai owner dan para pekerjanya merupakan masyarakat lingkungan, begitu juga keberadaan gudangnya berdomisili di Desa Wadas.

Haerani selaku Kepala Dusun (Kadus) Ciherang, Desa Wadas dimana PT. Fujita Indonesia berdomisili mengatakan tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah, apa lagi sampai menghalang – halangi kehendak masyarakatnya. “Begitu juga dengan pak Kepala Desa (Kades), beliau juga tidak dapat berbuat banyak. Kecuali Satuan Tugas (Satgas) COVID – 19 Kabupaten Karawang melalui Sat Intelkam Polres Karawang,” Minggu, (11/07/2021).

Kadus yang menjabat selama 2 periode dikepemimpinan Kades H. Jujun Junaedi ini juga menjelaskan, “Tapi untuk sementara waktu bisa ditunda dulu agenda aksinya, karena pak Kasat Intelkam Polres Karawang sudah melakukan upaya persuasif kepada kedua belah pihak. Setidaknya hal itu dapat mengurangi beban saya dan pak Kades dalam mengantisipasi hal – hal yang tidak diinginkan, dan semoga saja segera ada solusinya,”

“Terus terang, saya bersama pak Kades dalam posisi yang sangat dilematis. Dalam situasi Pandemi COVID – 19, dan sedang adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), malah ada agenda demonstrasi. Tetapi jika dilihat dari sisi psikologis, warga kami ingin mempertahankan eksistensi perusahaan lokal yang selama ini sudah memberikan efek positif serta manfaat untuk warga lingkungan,” Ungkap Haerani.

Ditambahkannya, “Sebab PT. Anugrah Ilahi Persada ini selain memperkerjakan warga lingkungan dalam hal tenaga kerja. Perhatian sosialnya juga sangat bagus, bukan hanya rutin berbagi beras untuk masyarakat yang layak menerimanya sebagai kebutuhan pokok, tetapi perhatian terhadap lembaga pendidikan seperti pondok pesantren juga rutin dilakukan,”

“Masyarakat kami bereaksi sampai membuat surat pemberitahuan aksi unjuk rasa ke PT. Fujita Indonesia, berawal dari adanya surat pemutusan kerja sama. Ditambah terdengar desas desus kabar dari pihak yang mendukung calon vendor baru sebagai pengganti PT. Anugrah Ilahi Persada, bahwasanya draft atau Surat Perintah Kerja (SPK) atau perjanjian kerja sama sudah disiapkan,” Ungkapnya kepada awak media.

“Hal itu terdengar bukan dari internal management PT. Fujita Indonesia, melainkan dari pendukung calon pengganti vendor. Karena logikanya, selama ini baik masyarakat lingkungan dan Pemerintah Desa (Pemdes) Wadas kesulitan akses komunikasi dengan management. Beberapa waktu lalu sempat melayangkan surat audiensi, tapi alasan pabriknya sedang jadi klaster, management tidak bisa menerima perwakilan Forum Masyarakat dan Lembaga Desa Wadas,” Tegas Haerani.

“Begitu juga pada saat pak Kades selaku Satgas COVID – 19 Desa mengundang perwakilan management perihal banyaknya karyawan PT. Fujita yang terpapar dan positif corona, sama sekali tidak kooperatif. Padahal tujuan pak Kades Junaedi untuk meminta data karyawan yang terpapar, dikhawatirkan ada yang berdomisili di Desa Wadas, guna kepentingan tracking. Karena beberapa waktu terakhir ini tingkat penyebaran COVID – 19 di Desa Wadas sangat tinggi, begitu juga dengan angka kematian,” Pungkasnya.

 

Jhon

Bagikan:

Iklan