infobanua.co.id
Beranda BANJARMASIN Kalsel Kaji Pembangunan Kelapa Sawit Berkelanjutan

Kalsel Kaji Pembangunan Kelapa Sawit Berkelanjutan

Banjarrbaru, infobanua.co.id – Sekdaprov Kalsel Roy Rizali Anwar, Selasa (31/8/2021), secara resmi membuka Focus Group Discussion (FGD), terkait  pembangunan kelapa sawit berkelanjutan.

FGD di Ruang Rapat Kelapa Sawit Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel, Selasa (31/8/21), secara hybrid.

FGD mengusung tema Pilot Project Implementasi Sistem Informasi Penilaian Kinerja dan Penguatan Kelembagaan Rantai Pasok Kelapa Sawit di Provinsi Riau, Jambi, dan Kalimantan Selatan

Diskusi melibatkan perwakilan Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM), mitra Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sampel dari Tanah Bumbu dan Tanah Laut, tim peneliti sawit, GAPKI, serta APKASINDO.

Lewat platform Zoom, turut hadir Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPB dan Disbunnak kabupaten kota se-Kalsel.

Acara ini dirangkaikan pula dengan penyerahan sertifikat penghargaan secara virtual, dari Ketua LPPM IPB Prof. Eko Sriwiyono, kepada Roy Rizali Anwar sebagai fasilitator FGD.

Disbunak Kalsel telah melakukan  kerja sama dengan ULM dan IPB dalam melaksanakan pilot project pengembangan sawit swadaya menggunakan pendekatan teknologi.

Sekda Roy Rizali memberikan apresiasi atas kontribusi lembaga penelitian ULM dan IPB, serta dukungan pendanaan dari BPDPKS selama dua tahun terakhir.

“Kegiatan seperti ini sangat mendukung upaya pemprov dalam mewujudkan pembangunan kelapa sawit berkelanjutan,” ucapnya.

Ia mengatakan, Pemprov Kalsel tengah menyusun rencana aksi pembangunan kelapa sawit berkelanjutan tahun 2021-2024.

Beberapa langkah strategis disiapkan, mulai dari meningkatkan SDM perkebunan sampai diversifikasi perkebunan sawit dengan komoditas lainnya.

“Pemprov Kalsel sangat fokus menggarap sektor perkebunan kelapa sawit, karena punya peran penting dalam pembangunan nasional,” kata Roy.

Ia menambahkan, “FGD ini diharapkan memberi rekomendasi terbaik untuk solusi penguatan sawit.”

Sementara itu, Kepala Disbunnak Kalsel Suparmi menerangkan, pendekatan teknologi akan sangat mendukung langkah strategis pengembangan kelapa sawit berkelanjutan di era 4.0.

“Dukungan dari aplikasi, dengan keterbukaan informasi, kita bisa mengetahui berapa pasokan kelapa sawit, yang nantinya bisa membantu kebijakan Pemprov Kalsel dalam meningkatkan produktivitas sawit,” paparnya.

Hesti Haerani, peneliti dari ULM, menambahkan, dengan adanya satu control system yang menaungi petani, tidak ada petani yang diabaikan.

“Sistem implementasi rantai pasok berakhir dengan rantai digitalnya. Petani dengan punya akun bisa melihat pergerakan harga dan peta kekuatan pasar lokal maupun regional,” tandasnya. (*)

Bagikan:

Iklan