Supir Truk Angkutan Batu Bara Kumpul Sampaikan Keresahannya Di DPRD Tapin
TAPIN, INFOBANUA.co.id – Para supir angkutan truk batu bara yang berjumlah 3.200 dan terancam pengangguran wujudkan niatnya berkumpul bersama melalui puluhan perwakilannya sampaikan keresahannya ke DPRD Tapin akibat kena imbas sengketa lahan antara PT.Antang Gunung Meratus (AGM) dengan PT.Tapin Coal Terminal (TCT) berujung penutupan akses jalan Haoling.
Pihak DPRD Tapin menerima kehadiran mereka dengan langsung gelar rapat dengar pendapat, Rabu (8/12).
Ketua DPRD Tapin, H.Yamani nampak bersedia ikut turun tangan menyelesaikan permasalahan yang berimbas ke perekonomian para pekerja supir angkutan batu bara.
Dalam rapat tersebut hanya dihadiri para supir angkutan batu bara dan perwakilan PT.AGM, sementara perwakilan PT.TCT absen. Sehingga DPRD Tapin rencananya bakal kembali memanggil PT.TCT pada Senin, 13 Desember 2021 nanti.
Menanggapi aspirasi warganya, DPRD Tapin segera menyurati pemerintah pusat hingga DPR RI untuk ikut membantu menyelesaikan masalah tersebut dan berujung berdampak baik bagi semua pihak. Bahkan Ketua DPRD Tapin ini upayakan alternatif lain jika ada kesepakatan angkutan bisa menyeberang di jalan nasional, sementara waktu.
“Dan itupun bila ada kesepakatan, mudah-mudahan ada kesepakatan,”katanya.
Intinya perwakilan supir truk angkutan batu bara datang ke DPRD untuk berkumpul di halaman depan Gedung DPRD Tapin dan membentangkan spanduk serta menggantungkan Poster yang bertuliskan salah satunya “ANAK dan ISTRI BERTANYA KAPAN JALAN HAULLING di BUKA ???”, “KITA SAMA – SAMA CARI MAKAN DIBUKA PANG JALAN HAULLINGNYA !!! KAMI UMPAT LALU !!!”.
Para supir berkumpul dan memasang empat buah baliho yang berisi surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia, Kapolri, Panglima TNI, Gubernur Kalimantan Selatan, Ketua DPRD Kalimantan Selatan, Kapolda Kalimantan Selatan, Danrem 101 Antasari, Bupati Tapin, Ketua DPRD Tapin, Kapolres Tapin, Dandim 1010 Tapin.
Isi surat terbuka sendiri yakni “Kami Mohon police line underpass KM 101 Antang Gunung Meratus DIBUKA KEMBALI, dikarenakan merugikan kami yang menggantungkan hidup disini, puluhan tongkang, ribuan truk, ribuan supir, ratusan mekanik, puluhan ribu orang yang bergantung dari aktivitas ini. Tolong jangan jadikan kami pengangguran. TOLONG KAMI!!! Beras, lauk, Minyak Goreng Di Rumah sudah habis”.
Salah seorang warga yang juga menjadi supir angkutan Sanun Sunarwanto mengatakan dibuatnya surat terbuka ini dikarenakan hingga saat ini tidak ada kejelasan kapan dibukanya jalan houling km 101 yang merupakan mata pencaharian kami. Karena ini merupakan satu – satunya hasil pendapatan kami yang telah bekerja selama bertahun – tahun.
“Hingga saat ini tidak ada kejelasan kapan jalan houling akan dibuka, sehingga kami nekat membuat surat terbuka,”katanya.
Dijelaskannya, saat ini ada ribuan supir angkutan yang tidak bisa bekerja akibat penutupan jalan, karena disini ada 16 kode truk angkutan, dan setiap kode masing – masing 100 truk, sehingga total truk yang tidak bisa beroperasi sebanyak 1.600 truk. Tidak hanya itu setiap truk biasanya ada dua orang supir.
“Kalau ada permasalahan antara perusahaan tolong jangan libatkan kami para supir, karena kami yang tidak tahu apa – apa!!! malah yang paling dirugikan,”katanya.
“Kami minta ada win win solution,” ujar Syafi’i perwakilan pekerjaan angkutan.
Mereka merasa dirugikan dan menjadi korban akibat penutupan jalan oleh PT TCT di atas tanah sengketa bergaris polisi itu.
“Kami yang semut semut ini jangan sampai dikorbankan,” ujar H Kartoyo perwakilan lainnya.
Reporter Nasrullah