Kaligrafi Ahlan Wasahlan Biqudubikum di Pintu Gerbang Sekumpul Martapura Dinilai Salahi Kaidah dan ‘Manyupani’
Revitalisasi kawasan Sekumpul Martapura terus dikebut pengerjaannya, termasuk pembangunan empat pintu gerbang Sekumpul. Tapi salah satu pembangunan pintu gerbang utama yang ada ornamen tulisan kaligrafi “Ahlan Wasahlan Biqudubikum,” dinilai janggal dan menyalahi kaidah kaligrafi.
“Bagi orang “awam” mungkin tidak terlalu peduli atau juga tak paham. Bahwa ada kaidah-kaidah yang rusak kalau dilihat dari hasil jadinya. Ada yang salah posisi penempelan tulisan kaligrafi di pintu gerbang yang tertulis Ahlan Wasahlan Biqudubikum,” kata Abdul Halim Rahmat Sekretaris Komunitas Kaligrafi “Intan” Kalsel, Sabtu (5/2/2022).
Kata Halim, dirinya menilai pemasangan kaligrafi di pintu gerbang menyalahi kaidah. “Foto ini saya dapat dari kiriman salah satu anggota WAG Komunitas Kaligrafer di Kalsel. Rata-rata semua anggota “terkejut” melihat foto kaligrafi yang masih dalam proses pemasangan dipintu gerbang Sekumpul tersebut,” katanya.
Menurut Halim, pengerjaan kaligrafi yang dikerjakan kontraktor tak sesuai dengan desain kaligrafi yang dibuat oleh Hasanuddin Al Banjari yang jadi Juara 1 Nasional cabang Hiasan Mushaf MTQ Nasional/urang Martapura. “Hasilnya ternyata jauh berbeda antara desain dengan hasil jadinya yang dibuat oleh pelaksana proyek,” katanya.
Bagi orang awam, lanjut Halim, mungkin tidak terlalu peduli atau juga tak paham. Bahwa ada kaidah-kaidah yang rusak kalau dilihat dari hasil jadinya. Ada yang salah posisi penempelan dan sebagainya,” katanya.
Halim berharap, tampilan khat di pintu gerbang tersebut “menyalahi kaidah dan jauh dari kesan artistic. “Saya berharap pihak kontraktor mau “menurunkan” khat/kaligrafi yang masih dalam proses pemasangan tersebut. Dan selayaknya menyamakan dengan desain yang sudah dibuat. Jika pihak kontraktor tidak terlalu paham dengan kaligrafi, sebaiknya berkonsultasi dengan mereka yang paham,” katanya.
Halim menyebut, di banua banyak yang ahli soal kaligrafi seperti, Aziz El Khat, Jazuli Muharram, Muhammad Ihsan, Asir Kontemporer, Rusman Gos, Hady Fouronetwo-Purwanto Elfalahy, Asmuri Anwar, Suci Melati, Ahyani Ra, Mazri, Zainuddin Alat dan lain-lain. Bahkan ada ustadz Robert Nasrullah kaligrafer banua yang saat ini tinggal di Jogja, serta Hajrian Syah seniman kalsel yang juga paham tentang kaligrafi.
Halim senang senang dan gembira dengan adanya penataan area wisata religi di Sekumpul, Martapura ini. “Terkhusus saya ucapkan terima kasih kepada dinda Rifqinizamy Karsayuda anggota DPR RI yang terus mengawal proyek ini,” ujarnya.
Dengan dana gelontoran dari APBN, tentu kita semua berharap akan mendapat hasil yang maksimal dan memuaskan. Karena area Sekumpul adalah destinasi wisata religi yang dihadiri orang-orang berbagai belahan dunia. “Ditambah lagi, tahun ini akan digelar MTQ Nasional di banua ini, yang akan dihadiri para kaligrafer se-Indonesia. Jika pelaksana proyek memaksakan tulisan yg ada untuk terus dipasang. Saya hanya bisa berkata, “Manyupani”,” katanya.
Seperti diketahui revitalisasi kawasan Sekumpul Martapura yang dikerjakan mulai dari persimpangan Jalan A Yani dan Jalan Sekumpul dengan pembangunan empat pintu gerbang Sekumpul. Empat tiang sebagai pintu gerbang Sekumpul dibangun di depan Masjid Pancasila, depan Pos Lantas, depan Pusat Perbelanjaan Sekumpul (PPS) Martapura dan depan pertokoan yang ada di muka masuk Jalan Sekumpul.
Pengerjaan pembangunan infrastruktur kawasan Sekumpul ini merupakan proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Direktorat Jenderal Cipta Karya Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Selatan.
Dengan dana pembangunan dibiayai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2021, dikerjakan segmen pertama oleh kontraktor pelaksana PTCahaya Sriwijaya Abadi, konsultan pengawas dari PT Tme Karya Mandiri Jo, CV Tika Kreatif Desain Konsultan. Nilai kontrak untuk pembangunan infrastruktur, lebih dari Rp 30 miliar dengan lama pekerjaan 240 hari atau 8 bulan.
rel