infobanua.co.id
Beranda Barito Kuala Terdampak PMK, Harga Sapi di Batola Meroket

Terdampak PMK, Harga Sapi di Batola Meroket

MARABAHAN – Meski belum ada temuan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap hewan ternak di Kabupaten Barito Kuala (Batola) Kalsel, namun isu yang merebak memicu naiknya harga jual sapi.

Naiknya harga sapi ini berkait dengan adanya pembatasan pasokan sapi dari luar daerah, guna antisipasi penularan dan ketersediaan cukup terbatas.

Disampaikan Sadikon, distributor sapi di Desa Danda Jaya, Kecamatan Rantau Badauh, menghadapi Lebaran Idul Adha 1443 H mendatang, untuk di kawasannya saat ini hanya ada sekitar 200 sapi.

Padahal, di momen yang sama biasanya mencapai sekitar 300 ekor. Semuanya masih dipelihara oleh masyarakat secara umum dengan usia di atas tiga bulan.

Adapun keanaikan harga yang dimaksud, menurut Sadikon adalah hal yang wajar, karena barang sedikit dibarengi dengan permintaan yang tinggi akan berdampak pada harga yang naik.

Kenaikan harga yang dimaksud, menurut Sadikon adalah hal yang wajar, karena barang sedikit dibarengi dengan permintaan yang tinggi akan berdampak pada harga yang naik.

“Selain dua faktor tersebut, ya karena ada isu virus PMK ini dan pengaruh BBM. Namun kenaikan tidak signifikan. Hanya berkisar satu juta rupiah per ekor,” ungkapnya Selasa, (17/5/2022).

Jika biasanya seekor sapi dengan berat daging 100 kg dihargai 20 juta per ekor, kini dipatok 21 juta per ekor.

Sadikon pun menyampaikan, guna antisipasi stok yang ada agar terhindar dari virus PMK, sejumlah tindakan pun dilakukan.

Seperti tidak mengambil hewan ternak dari luar Batola, armada pengangkut selalu steril dengan penyemprotan disinfektan, serta memastikan sudah mendapat vaksinasi.

Terpisah, dikatakan Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Batola, Suwartono Susanto, saat ini Batola masih aman dari virus PMK, namun pihaknya terus mengawasi situasi di lapangan terkait kemungkinan merambah hewan ternak di Batola.

“Alhamdulilah sementara ini tidak ada ditemukan, semoga saja aman dari virus tersebut. Kita juga terus lakukan sosialisasi dan edukasi kepada peternak dan pengusaha sapi di daerah kita,” terang Kadis yang akrab disapa Pak Tono ini.

Ia pun menambahkan, meski belum ada larangan distribusi sapi dari luar daerah, namun pihaknya terus selektif dalam pemeriksaan, serta memaksimalkan monitoring sapi yang sudah masuk secara intensif.

Di samping itu, pasokan sapi yang ada di Batola sendiri kebanyakan didatangkan dari NTB, sedangkan sapi yang infonya ditengarai terjangkit PMK sapi-sapi dari Jawa Timur.

sumber:

https://banjarmasin.tribunnews.com/2022/05/17/terdampak-merebaknya-virus-pmk-harga-sapi-di-batola-naik?page=2

Bagikan:

Iklan